Meski umurnya akan menginjak 30 tahun, Rayna belum terpikirkan untuk menikah, ia masih ingin menikmati hidup dengan bebas.
Hal itu justru menjadi masalah besar bagi sang Mama yang ingin Rayna segera menikah, Mamanya pun mencari berbagai cara agar Rayna mau menikah, hingga akhirnya ia meminta sang suami agar mencarikan pendamping untuk sang anak.
Beberapa kandidat telah terpilih hingga pilihan sang Mama jatuh pada seorang pria.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? apakah Rayna menerima pria yang dipilihkan sang Mama?
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
Follow INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
Follow TIKTOK @LALA_SYALALAA13
Follow FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keras Kepala
"Tapi, tetap aja Ray. Kamu juga harus lihat calon suami kamu, calon suami kamu itu Alvin, dia gak akan buat kamu menyesal sudah menerimanya. Kalau kamu belum siap punya anak dalam waktu dekat setelah menikah itu gak masalah, kamu sama Alvin bisa nunda mungkin 1 atau dua tahun dan setelah itu pikiran kamu udah matang buat milih mau punya anak atau gak, Mama tau pernikahan kamu ini sangat cepat. Tapi, gak seharusnya kamu bilang gak mau punya anak kayak gitu, Mama benar-benar kecewa sama kamu," ucap Mama Nindy lalu masuk ke dalam kamar.
"Pa," panggil Rayna.
"Gapapa, nanti biar Papa yang bujuk Mama kamu," ucap Papa Erik.
"Maaf ya, Pa," ucap Rayna.
"Kamu gak salah, Papa paham situasi kamu sekarang. Seharusnya Papa sama Mama yang minta maaf karena sebagai orangtua Papa gak bisa berbuat apa-apa dan mengorbankan kamu, Papa sama Mama juga egosi sama kamu," ucap Papa Erik.
Rayna pun menangis lalu memeluk Papa Erik, begitupun Papa Erik yang juga memeluk Rayna. "Vania ikut," ucap Vania lalu memeluk Papa Erik dan Rayna.
Pagi harinya, susana meja makan begitu sunyi karena lagi-lagi Mama Nindy tidak bersuara bahkan setelah sarapan Mama Nindy langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Udah, kamu gak usah pikirin Mama kamu. Kamu kerja aja ya, biar nanti Papa yang bicara sama Mama kamu," ucap Papa Erik dan diangguki Rayna.
Setelah sarapan, Rayna pun keluar rumah dan melihat mobil Alvin yang terparkir rapi di depan rumahnya, ia pun menghampiri mobil Alvin dan masuk ke dalam mobil.
Setelah Rayna masuk ke dalam mobil, barulah Alvin mengendarai mobilnya. "Nanti mobilnya udah beres, pas istirahat aku bawa ke sini," ucap Alvin.
"Gak usah, biar aku ambil sendiri aja. Takut ngerepotin," ucap Rayna.
"Gak ngerepotin," ucap Alvin.
Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai di kantor Rayna. "Makasih ya," ucap Rayna dan diangguki Alvin.
Setelah itu, Rayna keluar dari mobil dan segera masuk ke dalam kantor, tapi saat ia masuk ke dalam kantor ternyata sudah ada Anggun dan juga Hani yang menunggunya.
"Hayo, di anterin calon suami ya," goda Hani.
"Apa sih, udah kalian lanjut kerja aja," ucap Rayna dan masuk ke dalam ruangannya.
Rayna lupa jika ia satu ruangan dengan Anggun dan otomatis Anggun terus saja menanyakan tentang Alvin pada Rayna.
"Udah berapa lama pacarannya?" tanya Anggun.
"Huh, dijodohin," ucap Rayna.
"Kan, apa kata gue. Pas gue tau lo punya calon suami, gue pikir pasti dijodohin karena gue tau kalau lo belum siap buat nikah, jadi gimana?" tanya Anggun.
"Gimana apanya?" tanya Rayna.
"Ya lo sama calon suami lo," ucap Anggun.
"Gak gimana-gimana. Udah ah gak usah bahas itu, sekarang waktunya kerja bukan gosip," ucap Rayna.
.
Disisi lain, Alvin saat ini baru saja sampai di perusahaannya. "Tuan," panggil Roy sekretarisnya.
"Ada apa?" tanya Alvin.
"Tuan besar sudah ada di ruangan, Tuan," ucap Roy.
Alvin pun menghela napas lalu menganggukkan kepalanya dan ia segera pergi ke ruangannya untuk bertemu sang Ayah, "Ada apa Papa kesini? Alvin perhatikan akhir-akhir ini Papa sering kesini daripada biasanya," tanya Alvin.
"Seperti yang kamu tau, kamu akan menikah dan otomatis kamu yang akan meneruskan Abyasa grup, kamu tau kan Abyasa grup itu bukan main-main. Karena Papa percayakan padamu setelah kamu menikah sehingga Papa harus sering-sering kesini karena kamu juga tidak mau kesana," ucap Papa Doni.
"Aku bisa mengawasi Abyasa grup dari sini, Pa," ucap Alvin.
"Papa tau, tapi apa salahnya kamu juga kesana," ucap Papa Doni.
"Abyasa grup terlalu mendominasi bahkan karyawan disana juga begitu dominan, Alvin kurang percaya pada mereka. Alvin lebih nyaman di Zeon, perusahaan yang Alvin dirikan," ucap Alvin.
"Papa tau kemampuan kamu, tapi Abyasa grup juga butuh sang penerus untuk berjalan," ucap Papa Doni.
"Setelah menikah, Alvin akan kesana," ucap Alvin yang merasa jengah dengan Papa Doni.
"Bagus, saat kamu datang nanti Papa akan suruh tim marketing untuk presentasi," ucap Papa Doni dan diangguki Alvin.
"Hem, kamu tadi jemput Rayna?" tanya Papa yang berubah menjadi serius.
"Iya, Pa," jawab Alvin.
"Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu? kamu menerima perjodohan ini itu artinya kamu mempertaruhkan masa depanmu pada seorang perempuan yang bahkan baru kamu temui beberapa hari yang lalu," tanya Papa Doni.
"Saat Alvin mengatakan menerima perjodohan ini artinya Alvin sudah tau resiko yang akan Alvin terima baik itu untuk masa depan Alvin atau untuk masa depan Rayna. Papa tau kan bagaimana Alvin, kalau Alvin bilang A maka harus A yang terjadi begitupun saat ini, Alvin sudah mengatakan jika Alvin akan menikah dengan Rayna maka yang terjadi harus Alvin menikah dengan Rayna bukan hal lain," ucap Alvin.
"Kamu ini memang persis seperti Mamamu, sama-sama keras kepala. Papa hanya bisa mendukung, ingat ya! Papa tidak pernah mempermasalahkan status keluarga Rayna, Papa menerima mereka apa adanya," ucap Papa Doni.
"Iya, Pa," jawab Alvin.
Setelah Papa Doni pergi, Alvin pun kembali sibuk dengan kerjaannya hingga suara deringan ponsel mengganggunya dan ia pun melihat siapa yang sudah mengganggu pekerjaannya.
^^^[Udah selesai?]^^^
[Astaga, nanya kabar dulu atau apa gitu.]
^^^[Gue sehat, nanti gue ambil pas gue istirahat.]^^^
[Gak bisa, gue mau keluar siang ini, nanti aja lo ambil pas sore.]
^^^[Kenapa gak bilang dari tadi?)^^^
[Lupa, nanti sore aja ya.]
^^^[Hem.]^^^
Setelah itu Alvin pun memutus sambungan telepon tersebut lalu ia pun mengirim pesan pada Rayna.
^^^Mobilnya diambil nanti sore aja pas pulang, bengkelnya tutup siang ini.^^^
Iya, gapapa. Nanti biar aku ambil sendiri aja.
^^^Nanti aku jemput, udah sana kerja gak usah di balas lagi.^^^
Rayna yang mendapat balasan itu pun menatap tidak percaya ponselnya, "Bisa-bisanya dia balas kayak gitu, gak usah dibalas lagi," gumam Rayna.
Sedangkan, Alvin bisa saja dan ia kembali fokus pada kerjaannya. "Permisi Tuan, ini data customer yang tuan inginkan," ucap Roy.
"Mereka pelanggan tetap?" tanya Alvin.
"Iya, Tuan. Mereka pelanggan tetap Zeon," ucap Roy.
Zeon sendiri berkecimpung di berbagai hal seperti pakaian, sepatu, restoran, makanan, hotel dan sekarang merambah ke bidang properti.
"Berikan mereka diskon karena mereka sudah membantu Zeon diawal kemunculannya," ucap Alvin.
"Baik, Tuan," jawab Roy.
Lagi-lagi kesibukannya harus terganggu karena pesan masuk dari ponselnya, ia pun melihat pesan tersebut dan ternyata Mama Melody yang mengirim pesan untuk membawa Rayna ke rumah nanti.
Nanti, kamu sama Rayna ke rumah dong, Mama kan juga pengen ketemu Rayna.
^^^Iya, nanti coba Alvin tanyain dulu, dia mau atau gak.^^^
Nah gitu dong.
.
.
Bersambung..........
ᴏ ᴋᴋ ᴠɪsᴜᴀʟ ɴʏ ᴍɴ