Rania Nadhira gadis berusia genap 16 tahun ,tahun ini
Gadis ini akrab di sapa dengan panggilan Rana singkatan kedua namanya
Gadis cantik yang dianggap sangat bar bar dan menyebalkan oleh keluarganya sendiri
Gadis cantik ini sering berbuat ulah demi untuk menarik perhatian seluruh keluarganya
apakah perjuangan Rana mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seluruh keluarganya akan di dapatkannya?!! atau Rana menyerah untuk berjuang
ikuti kelanjutannya ya😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 Usaha Rahardian
Emm enak banget ini nak,untung bapak beli satu lagi buat ibu pasti ibu senang kuta belikan martabak coklat keju kesukaannya " jawab pak joko
Senyuman rana semakin lebar sedang Rahardian yang memperhatikan mereka mengepalkan tangannya karena merasa iri pak joko yang begitu dekat dengan adiknya
Pak joko dan rana pergi dari sana karena hari semakin malam dan pak joko akan ke hotel lagi untuk menjemput sang istri sedangkan Rahardian juga pergi dari sana
"apa nggak apa-apa bapak tinggal sendirian nak!" tanya pak joko saat mereka sudah sampai di kediaman keluarga prawira
Tanpa pak joko tau jika di rumah itu sudah ada Rahardian
"tidak apa-apa pak,kan ada mang Kardi yang jaga di gerbang" jawab Rana
"baiklah kalau begitu bapak jemput ibu dulu ya nak" ucap pak joko
"iya pak,bapak hati-hati ya di jalan maaf kalau rana merepotkan bapak" jawab Rana
"jangan ngomong begitu ini memang sudah tugas bapak nak,ya sudah kamu masuk gih bapak juga akan segera berangkat " ucap pak Joko dan rana pun masuk kedalam rumah sedang pak joko langsung Putar balik dan menuju hotel tempat di mana acar ulang tahun raya di rayakan
Seluruh keluarga besar Prawira dan keluarga dari nyonya Sania akan nginap di hotel malam itu kecuali Rahardian dan Rama yang memilih untuk pulang
Sedangkan Rana kan bukan termasuk dalam keluarga prawira jadi tentu saja Rana tidak punya hak untuk menginap di hotel sama para maid itulah yang ada di dalam pikiran Rana
Saat masuk kedalam ruang tamu Rana terkejut dengan kehadiran Hardi yang sedang duduk si sofa sambil memainkan ponselnya
"eh astaghfirullah,maaf tuan muda saya tidak tau jika tuan muda sudah kembali " ucap Rana sambil membungkukkan badannya
Degg
Rahardian terkejut mendengar panggilan adiknya kepadanya seperti itu
Hatinya terasa sakit adiknya memanggilnya dengan panggilan tuan muda bukan lagi Abang
"aku abang mu rana jangan panggil aku dengan panggilan tuan muda " ucap Hardi protes dengan panggilan
"oh maaf tuan muda, siapa lah saya ini hanya seorang anak pembantu jadi tentu saja saya tidak berani memanggil anda abang karena saya sama sekali tidak berhak" jawab Rana Dengan lugas
Rahardian dapat melihat kesedihan dan kekecewaan dalam tatapan mata adiknya itu
"Rania Nadhira prawira !!!! Apa begini caramu berbicara pada kakakmu !?" Sentak Hardi karena emosi Rana memanggilnya dengan sebutan tuan muda
"mungkin saya harus koreksi tuan muda nama saya Rania Nadhira Joko Prayuda bukan Prawira karena itulah nama yang ada di dalam Akte kelahiran dan kartu keluargaku
Jadi saya menghormati tuan muda sebagaimana kedua orang tuaku menghormati anda sebagai anak dari majikannya " jawab Rana masih dengan suara tenang
Degg
"Rana sudah tau tentang itu semua" batin Rahardian
"maaf tuan muda kalau tidak ada lagi yang anda butuhkan saya ingin undur diri karena saya ingin beristirahat dan tuan muda juga harus beristirahat karena pasti sangat lelah beberapa hari ini menyiapkan pesta ulang tahun adik tercinta tuan muda "ucap Rana dengan menekankan kata adik tercinta pada Rahardian
Lagi-lagi hati Rahardian tersentil dengan ucapan adiknya itu
di balik pintu Rama berdiri mematung mendengar setiap ucapan adiknya
tanpa terasa air matanya kembali jatuh membasahi pipinya karena baru sadar jika rasa sakit yang mereka ciptakan untuk adiknya itu sudah sangat terlalu dalam
"permisi tuan muda " ucap rana lagi dan berlari cepat meninggalkan Rahardian yang masih mematung menatap punggung rana yang semakin menjauh
Sesampainya di kamar rana menutup pintu kamarnya dan badannya luruh terduduk di lantai dingin kamarnya itu
Air matanya jatuh membasahi pipinya walaupun rana berulang kali mengatakan dia tidak akan lagi menangis untuk mereka tapi perasaannya begitu rapuh jika sudah berhadapan dengan keluarga kandungnya
"apa dengan menghilang dari mereka akan membuat mereka bahagia !?" tanya rana pada dirinya sendiri
Rana beranjak dari tempat duduknya lalu masuk ke dalam kamar mandi membasuh wajah sembabnya
Membersihkan diri lalu kembali masuk ke kamarnya dan beristirahat
Rana harus tetap kuat menghadapi hari esok
Tak butuh waktu lama rana sudah terlelap dalam mimpi indahnya
Rana merasa bahagia walaupun itu hanya dalam mimpi
Ke esokan harinya Rana telah bersiap untuk ke sekolah
rumah besar itu masih sangat sepi mungkin para penghuninya masih belum pulang
Rana berjalan keruang makan dan ternyata di sana sudah ada Rahardian dan Rama yang bersiap untuk sarapan pagi
"dek sini kita sarapan bersama " ajak Rahardian
"terimakasih tuan muda,saya nanti sarapan di sekolah saja karena saya harus buru-buru kesekolah"jawab rana membungkukkan badannya
Rahardian merasa kecewa dengan penolakan adiknya itu begitu pun dengan Rama dia sangat berharap jika Rana ingin sarapan pagi bersamanya
"saya permisi kebelakang tuan muda" ucap rana meninggalkan mereka berdua
Rana menemui bik Marmi di dapur
"bu" panggil Rana
"eh sudah siap neng !?" tanya bik Marmi
"iya bu" jawab rana
"neng mau sarapan !?" tanya bik Marmi
"nanti di sekolah bu" jawab rana
"eh nggak boleh gitu kamu harus sarapan itu ibu sudah siapkan roti bakar dan susu,kamu sarapan itu ya nak biar kamu punya tenaga kan hari ini kamu upacara bendera ibu nggak mau kamu sakit nak" ucap bik marmi lembut dan rana tidak bisa menolak itu
Rana duduk di kursi meja pantry yang ada di dapur
Rana memakan rotinya Dengan cepat dan meminum susunya sampai tandas
Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang menatapnya dengan tatapan sendu
"bu rana sudah selesai rana berangkat ya takut nanti telat
mang Dito pasti udah nunggu rana di luar" ucap rana berpamitan mencium punggung tangan bik marmi
"iya nak hati-hati ya di jalan,ini uang jajan kamu dan ini bekal kamu nak setelah istirahat kamu harus segera makan ya" jawab bik Marmi menyodorkan selembar uang merah pada Rana
"Rana masih ada bu" ucap rana
"nggak apa-apa,ini buat jaga-jaga siapa tau kamu mau beli sesuatu di sekolah " jawab bik Marmi
"iya deh bu, makasih ya sayang ibu" ucap rana memeluk bik Marmi lalu keluar lewat pintu belakang karena ingin berpamitan juga pada pak joko
Rama dan Rahardian menghela nafas panjang melihat interaksi bik Marmi dan adiknya itu
Rahardian dan rama tidak sarapan mereka bergegas pergi karena ingin menemui adiknya di sekolah
"dek " panggil Rahardian saat Rana akan berjalan masuk ke gerbang sekolah
"eh tuan muda,ada apa tuan muda!?" tanya rana saat sudah membalikkan badannya
"dek aku kakakmu,jangan panggil tuan muda lagi" ucap Rahardian tidak terima lagi-lagi Rana memanggilnya dengan sebutan tuan muda
"ada apa ya,maaf saya buru-buru karena saya hampir telat" ucap rana tidak memperdulikan ucapan kakak sulungnya itu
"dek ini ambil" Rahardian menyodorkan sebuah blak card pada Rana
"maaf tuan muda ini apa dan untuk apa!?" tanya Rana
"kamu tidak tau ini apa dek!?" tanya Rahardian
Rana menggelengkan kepalanya karena rana memang tidak tau apa yang kakaknya berikan
Degg
"di dalam sini ada uang dek kamu bisa menggunakannya jika kamu ingin membeli sesuatu " ucap Rahardian
"maaf tuan saya tidak tau cara memakainya dan jika tuan muda ingin memberikan saya uang cukup beri saja uang cash dan itu tidak akan menyulitkan saya" jawab rana
Rahardian tersenyum getir mendengar ucapan adiknya karena memang selama ini adiknya itu akan di berikan uang cash oleh mamanya itu pun jumlahnya tidak seberapa
Rahardian mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan semua uang cash yang dia punya
"ini dek kakak hanya punya uang cash sebegini karena kakak belum menarik di ATM " ucap Rahardian
Rana mengambil uang itu karena rana tidak mau lagi berlama-lama
Karena bel sudah berbunyi tanda akan di laksanakannya upacara bendera
"maaf tuan muda saya pamit dan terima kasih atas sumbangannya semoga ini bermanfaat untuk saya sekali lagi terimakasih banyak " ucap rana membungkukkan badannya dan tampa basa basi lagi rana pergi meninggalkan Rahardian
Rana berlari kencang kelasnya untuk menyimpan tas dan bekalnya dan ikut bergabung bersama teman-temannya berbaris di lapangan untuk mengikuti upacara bendera
Rahardian meninggalkan sekolah rana begitu pun dengan Rama yang sedari tadi memperhatikan kakak dan adiknya dari jauh