NovelToon NovelToon
Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Moka Tora

Hari pertama di SMA menjadi langkah baru yang penuh semangat bagi Keisha, seorang siswi cerdas dan percaya diri. Dengan mudah ia menarik perhatian teman-teman barunya melalui prestasi akademik yang gemilang. Namun, kejutan terjadi ketika nilai sempurna yang ia raih ternyata juga dimiliki oleh Rama, seorang siswa pendiam yang lebih suka menyendiri di pojok kelas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moka Tora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Ujian kepercayaan

Hari-hari setelah gosip itu beredar menjadi tantangan besar bagi Keisha dan Rama. Meski Keisha telah memilih untuk percaya pada Rama, tekanan dari lingkungan sekolah terus menghantam mereka. Setiap langkah yang mereka ambil, setiap interaksi di antara mereka, selalu menjadi sorotan. Bahkan, teman-teman dekat mereka pun mulai menunjukkan sikap yang berbeda.

~

Pagi itu, Keisha memasuki kelas dengan kepala tegak, meskipun ia bisa merasakan tatapan dari teman-teman sekelasnya yang dipenuhi rasa penasaran dan bisikan pelan. Nadya, yang biasanya duduk di sampingnya dengan ceria, kini terlihat canggung.

“Keish, gue mau tanya sesuatu,” ucap Nadya hati-hati setelah beberapa saat.

Keisha tersenyum tipis. “Tanya aja, Nad. Gue nggak apa-apa.”

Nadya memainkan ujung rambutnya, ragu-ragu. “Gue tahu lo udah bilang nggak percaya sama gosip itu, tapi lo beneran yakin Rama nggak kayak gitu?”

Keisha terdiam sejenak, menatap Nadya dengan mata yang penuh keyakinan. “Iya, Nad. Gue yakin. Gue tahu Rama lebih dari siapapun yang ngomongin dia. Kalau gue dengerin semua gosip itu, gue cuma bikin diri gue makin bingung.”

Nadya mengangguk pelan, meski raut wajahnya masih menunjukkan keraguan. “Oke, kalau lo yakin, gue bakal dukung lo. Tapi, lo harus hati-hati, Keish. Banyak orang di sekolah ini yang nggak suka liat lo bahagia.”

Kata-kata Nadya membuat Keisha merenung. Benarkah ada orang-orang yang tidak ingin melihatnya bahagia? Apa mungkin gosip ini bukan sekadar rumor, melainkan ulah seseorang yang memang ingin menghancurkan hubungan mereka?

~

Sementara itu, Rama menghadapi tekanan yang tidak kalah berat. Di lorong sekolah, beberapa siswa dari kelas lain sengaja menghampirinya dan melontarkan komentar tajam.

“Hebat ya, Ram. Lo bisa bikin cewek pintar kayak Keisha percaya sama lo,” ujar salah satu siswa sambil tertawa.

Rama mencoba mengabaikan mereka, tetapi salah satu dari mereka terus memprovokasi.

“Jangan-jangan gosip itu bener ya? Lo cuma taruhan buat deketin dia?”

Rama berhenti melangkah dan menatap mereka dengan tajam. “Lo pikir gue orang kayak gitu?”

Para siswa itu terdiam, tetapi salah satu dari mereka berani menjawab, “Kalau nggak, buktiin aja. Semua orang udah denger gosip itu, Ram. Sekarang tinggal lo mau ngaku atau nggak.”

Rama mendekat, membuat mereka mundur satu langkah. “Gue nggak peduli sama apa yang kalian pikirin. Gue nggak punya kewajiban buat buktiin apa-apa ke kalian.”

Dengan itu, Rama pergi, meninggalkan mereka yang terdiam. Namun, di dalam hatinya, Rama merasa kesal dan lelah. Ia tahu bahwa semakin ia mencoba mengabaikan gosip itu, semakin kuat gosip itu menghantuinya.

~

Sore itu, Rama mengajak Keisha bertemu di taman dekat sekolah. Suasana di taman itu sepi, hanya terdengar suara angin yang berhembus lembut dan gemerisik dedaunan.

“Keisha,” ucap Rama, memulai pembicaraan dengan nada serius. “Aku tahu kamu percaya sama aku, tapi aku nggak bisa diem aja sementara gosip ini terus menyebar.”

Keisha menatap Rama dengan penuh perhatian. “Maksud kamu apa, Rama?”

“Aku mau cari tahu siapa yang mulai gosip ini,” jawab Rama tegas. “Aku nggak bisa biarin orang lain terus ngomongin kamu dan aku tanpa alasan.”

Keisha menghela napas pelan. “Rama, kamu yakin mau ngelakuin ini? Kalau kamu fokus ke gosip itu, mereka bakal ngerasa menang. Bukannya lebih baik kita abaikan aja?”

Rama menggeleng. “Nggak, Keisha. Aku nggak mau hubungan kita terus-terusan dihantui sama ini. Kalau aku bisa buktiin siapa yang mulai gosip ini, kita bisa tenang.”

Keisha terdiam sejenak, lalu mengangguk. “Baiklah, kalau itu yang kamu mau, aku akan dukung kamu.”

~

Keesokan harinya, Rama mulai mencari informasi. Ia berbicara dengan Dani dan beberapa teman lainnya yang sering mendengar kabar di sekitar sekolah. Dari percakapan itu, satu nama terus muncul: Vina.

Dani menatap Rama dengan serius. “Gue nggak mau nuduh langsung, Ram, tapi gue dengar Vina sering ngomongin lo dan Keisha belakangan ini. Dan dia pernah bilang kalau dia nggak suka sama Keisha.”

Rama mengerutkan kening. “Kenapa dia nggak suka sama Keisha?”

“Gue nggak tahu pasti,” jawab Dani. “Mungkin karena dia pernah suka sama lo?”

Kata-kata Dani membuat Rama terdiam. Ia mengingat kembali interaksinya dengan Vina selama ini. Meski mereka tidak pernah terlalu dekat, Vina memang pernah menunjukkan perhatian lebih padanya. Tapi Rama tidak pernah menyangka bahwa perhatian itu bisa berubah menjadi sesuatu yang negatif.

~

Siang itu, Rama menemui Vina di koridor sekolah. Ia tidak ingin membuat keributan, tetapi ia tahu bahwa ia harus berbicara langsung dengannya.

“Vina, aku boleh bicara sebentar?” tanya Rama.

Vina terlihat terkejut, tetapi ia tetap mengangguk. Mereka berjalan ke tempat yang lebih sepi, dan Rama langsung to the point.

“Vina, aku dengar kamu yang mulai gosip tentang aku dan Keisha,” ucap Rama dengan nada tegas.

Wajah Vina berubah pucat. “Apa? Nggak, aku nggak pernah ngomong apa-apa.”

“Vina, aku nggak di sini buat marah atau nyalahin kamu,” lanjut Rama. “Aku cuma mau tahu kebenarannya. Kalau memang kamu yang mulai, aku harap kamu berhenti. Gosip ini nggak cuma nyakitin aku, tapi juga Keisha.”

Vina menunduk, tidak berani menatap mata Rama. “Aku cuma... Aku nggak suka lihat kamu sama dia, Rama. Aku pikir kamu cuma deketin dia karena taruhan, jadi aku bilang itu ke beberapa orang.”

Rama menarik napas panjang, mencoba meredam emosinya. “Vina, aku nggak pernah taruhan atau main-main sama perasaan Keisha. Kalau kamu punya masalah sama aku, ngomong langsung ke aku. Jangan nyebar gosip yang nggak benar.”

Vina mengangguk pelan, wajahnya penuh rasa bersalah. “Aku minta maaf, Rama. Aku nggak tahu kalau ini bakal jadi sebesar ini.”

Rama mengangguk. “Kalau kamu benar-benar minta maaf, tolong klarifikasi ke semua orang. Jangan biarkan gosip ini terus berlanjut.”

~

Hari berikutnya, Vina mulai mengakui kesalahannya kepada beberapa teman dekatnya, dan perlahan gosip itu mulai mereda. Meski butuh waktu, nama Rama dan Keisha akhirnya bersih dari tuduhan palsu tersebut.

Namun, meski badai itu telah berlalu, Keisha dan Rama menyadari satu hal penting: hubungan mereka tidak akan pernah lepas dari ujian. Mereka harus terus saling mendukung dan percaya, apapun yang terjadi.

Di suatu sore yang tenang, mereka duduk bersama di taman belakang sekolah. Rama menggenggam tangan Keisha dengan erat.

“Aku janji, Keisha. Aku nggak akan pernah biarkan apa pun menghancurkan kita,” ucap Rama dengan penuh keyakinan.

Keisha tersenyum, menatap mata Rama yang dipenuhi ketulusan. “Dan aku akan selalu percaya sama kamu, Rama. Apapun yang terjadi, kita akan hadapi bersama.”

Dengan janji itu, mereka melangkah maju, siap menghadapi apapun yang menanti di depan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!