NovelToon NovelToon
GrayDarkness

GrayDarkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Romansa
Popularitas:843
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

015 - Neraka (10)

"Aku akan mengatasinya."

Gray, Anya dan Taro saling berpandangan. Apakah mereka akan membiarkan Ren menghadapi ular itu sendirian? Atau apakah mereka akan ikut campur? Keputusan mereka akan menentukan kelanjutan petualangan mereka di dalam Hutan Bayangan yang misterius ini. Bahaya mengintai di setiap langkah, dan mereka harus selalu waspada. Jalan rahasia yang mereka pilih belum tentu lebih aman daripada jalan utama, namun rasa ingin tahu dan tekad untuk mengungkap rahasia Hutan Bayangan mendorong mereka untuk terus maju.

Ketiga pasang mata—Gray, Taro, dan bahkan Anya yang biasanya tenang—tertuju pada Ren. Pisau tulang di tangannya berkilau redup di bawah cahaya remang-remang hutan. Gray, meski memegang pisaunya siap, tetap mengamati Ren dengan penuh minat. Ia penasaran, bagaimana wanita misterius ini akan menghadapi ular berbisa yang berbahaya itu. Taro, dengan mata yang berbinar-binar, tampak jelas sedang menilai kemampuan Ren.

"Jadi, kau punya keterampilan khusus ya?"

Tanya Taro, suaranya bercampur rasa ingin tahu dan sedikit tantangan. Ren hanya mengangguk kecil, tanpa banyak bicara. Ia melangkah maju perlahan, setiap gerakannya penuh perhitungan.

Anya, berbeda dengan yang lain, tampak lebih tenang. Ekspresinya menunjukkan seakan ia sudah tahu apa yang akan Ren lakukan.

"Dia ahli dalam pertarungan jarak dekat,"

Bisik Anya kepada Gray, suaranya hampir tak terdengar.

"Tekniknya cepat dan mematikan. Tapi, tetap waspada, Gray. Ular itu berbahaya."

Gray mengangguk mengerti. Ia mempercayai intuisi Anya, namun ia tetap siap untuk membantu Ren jika diperlukan. Ren semakin mendekat ke ular itu.

Ular Viper Beracun Hutan Bayangan menggeram, bersiap menyerang. Namun, sebelum ular itu menyerang, Ren bergerak. Gerakannya begitu cepat, nyaris tak terlihat oleh mata biasa. Satu kilasan cahaya—kilatan pisau tulang yang melintas—dan kemudian, keheningan kembali. Ular itu terkulai lemas, tanpa suara. Gray dan Taro tercengang. Kecepatan dan presisi Ren sungguh luar biasa. Hanya Anya yang terlihat sedikit mengangguk, seakan-akan hal itu sudah ia duga sebelumnya.

"Tidak terlalu sulit,"

Kata Ren, setelah membersihkan pisaunya dengan tenang. Ia memasukkan pisau tersebut kembali ke sakunya, tanpa ekspresi. Mereka semua terdiam sejenak, masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Petualangan di Hutan Bayangan ini terus berlanjut, penuh misteri dan bahaya yang tak terduga. Ren, dengan kemampuannya yang tak terduga, kini menjadi bagian penting dari perjalanan mereka, menambah lapisan baru pada dinamika kelompok yang berusaha untuk menghadapi tantangan di depan. Jalan rahasia itu masih berlanjut, dan mereka akan segera menemui hal-hal yang jauh lebih menantang daripada ular berbisa.

Udara lembap Hutan Bayangan menyelimuti mereka. Bau tanah basah dan dedaunan membusuk menusuk hidung. Cahaya matahari tersaring tipis oleh kanopi yang lebat, menciptakan suasana remang-remang yang mistis. Peta holografis yang terukir di dinding batu kuno masih menyala redup, menerangi jalan rahasia yang berkelok-kelok di depan mereka. Gray merasakan denyutan kekuatan gelap di dalam dirinya, sebuah sensasi yang sudah menjadi bagian dari dirinya, seperti detak jantungnya sendiri.

Taro, dengan telinganya yang runcing, mendengarkan dengan saksama.

"Aku mendengar sesuatu,"

Bisiknya, matanya menyipit.

"Suara air... dan... sesuatu yang lain."

Anya, dengan tangannya yang lembut, memeriksa luka kecil di lengan Gray yang masih terasa perih dari pertarungan sebelumnya.

"Luka ini akan sembuh dengan cepat,"

Katanya lembut, sebelum menambahkan dengan nada sedikit khawatir,

"Tapi kita harus berhati-hati. Hutan ini menyimpan banyak rahasia, dan tidak semuanya ramah."

Ren, diam-diam mengamati sekeliling, tangannya selalu dekat dengan pisau tulangnya. Ekspresinya tetap datar, tanpa menunjukkan emosi. Ia adalah sebuah teka-teki bagi Gray; cepat, efisien, dan misterius. Gray bertanya-tanya apa yang memotivasi wanita ini, apa yang mendorongnya untuk berpetualang di hutan berbahaya ini.

"Apa yang kau dengar, Taro?"

Tanya Gray, suaranya berbisik. Ia memegang erat Batu Inti Gaia di sakunya, merasakan energi yang hangat dan menenangkan di tengah ketegangan yang menyelimuti mereka.

Taro menunjuk ke arah sebuah celah sempit di antara akar-akar pohon yang besar.

"Di sana. Aku rasa kita harus menyelidikinya."

Gray, Anya, dan Ren saling bertukar pandang. Mereka semua setuju. Jalan rahasia ini menjanjikan petualangan baru, tantangan baru, dan mungkin, jawaban atas beberapa pertanyaan yang masih mengganjal di hati mereka. Dengan hati-hati, mereka melangkah maju, memasuki celah sempit tersebut, siap menghadapi apa pun yang menanti mereka di balik kegelapan Hutan Bayangan.

Celah sempit itu ternyata mengarah ke sebuah lorong bawah tanah yang lembap dan gelap. Bau tanah basah dan sesuatu yang mirip dengan lumut membusuk semakin kuat. Air menetes dari langit-langit, menciptakan irama tetesan yang kontras dengan keheningan yang mencekam. Hanya cahaya redup dari Batu Inti Gaia yang Gray pegang yang menerangi jalan setapak yang sempit dan berbatu.

“Ini… agak menyeramkan,”

Bisik Anya, suaranya sedikit gemetar. Ia memegang erat tongkat sihir kecilnya, jari-jarinya tampak pucat di bawah cahaya redup.

Ren, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, berjalan di depan, pisau tulangnya siap sedia. Gerakannya tenang dan terukur, seperti kucing yang mengintai mangsanya. Kemampuannya yang luar biasa dalam pertempuran jarak dekat membuat Gray merasa sedikit lebih tenang, meskipun suasana mencekam masih tetap terasa.

Taro, dengan kepekaannya yang tinggi, mencium sesuatu di udara.

“Bau… darah?”

Ia mengerutkan hidungnya, mencoba mengidentifikasi aroma yang samar itu.

“Dan sesuatu yang… manis?”

Gray mengerutkan kening. Bau darah memang samar, hampir tak terdeteksi, tapi manis? Apa yang bisa menimbulkan aroma manis di tempat yang gelap dan lembap seperti ini? Ia merasakan kekuatan gelap di dalam dirinya berdenyut lebih kuat, seolah-olah merespon sesuatu yang berada di dekatnya.

“Kita harus berhati-hati,” kata Gray, suaranya tegas, berusaha menutupi rasa was-was yang mulai muncul di hatinya. Ia melangkah maju, mengikuti Ren yang memimpin jalan di depan. Batu Inti Gaia di tangannya terasa hangat, memberikan sedikit kenyamanan di tengah kegelapan yang menakutkan. Pertanyaan tentang aroma yang ganjil itu, dan apa yang mungkin menanti mereka di ujung lorong gelap ini, mulai membayangi pikiran mereka semua.

Seketika, udara berubah. Bukan perubahan bertahap, tetapi sebuah ledakan—aura korupsi yang begitu pekat dan dahsyat melanda mereka. Itu bukan sekadar bau busuk atau hawa dingin; ini adalah sesuatu yang terasa, yang membebani dada, yang meremukkan tulang sumsum. Gray menjerit, bukan jeritan biasa, tetapi teriakan penuh kepanikan yang berasal dari dalam jiwanya. Kekuatan gelap di dalam dirinya bergolak liar, nyaris melampaui kendalinya.

"Lari!" teriak Gray, suaranya nyaris putus. Ia sudah merasakannya—sesuatu yang mengerikan, sesuatu yang jauh lebih kuat daripada apa pun yang pernah mereka hadapi, berada di dekatnya.

Tanpa perlu perintah lebih lanjut, ketiganya berhamburan. Ren, dengan kecepatannya yang luar biasa, memimpin. Anya, yang biasanya tenang, tampak panik, tongkat sihirnya terayun-ayun tak menentu. Taro, dengan indera pendengarannya yang tajam, berusaha mendeteksi sumber aura korupsi itu, meskipun ia juga berlari sekencang mungkin.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!