Khalisa harus menelan pil pahit kala calon suaminya malah menikahi sahabatnya sendiri disaat pernikahan mereka hanya 1 minggu lagi. Sakit hati tentu saja Ia rasakan tapi karena tidak mau terlalu berlarut dalam kesedihan Ia akhirnya menerima tawaran Paman nya yang seorang Direktur sebuah rumah sakit untuk menjadi relawan di daerah terpencil.
Bertahun-tahun Ia menjadi relawan dan setelah semuanya selesai Ia memutuskan untuk pulang dan melepas rindu dengan keluarga nya. Namun, bukannya melepas rindu setelah pulang Ia malah harus menghadapi Arkana Xander Walton akibat perjodohan gila yang diatur keluarga nya.
" Tanda tangani kontrak itu! "
" Lebih baik batalkan saja pernikahan ini jika harus terikat kontrak. Aku tidak berminat untuk bermain dengan sesuatu yang sakral. "
Bagaimana kisah ke-dua nya yang harus bersatu disaat hati keduanya berbeda. Sanggup kah Khalisa hidup bersama Pria kejam nan gila seperti Arkan atau Ia akan menyerah.
Mari simak cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahrotul Wulandary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbaikan
Di sebuah rumah mewah yang terletak di perbukitan dengan perkebunan anggur yang sangat luas yang biasanya di panen untuk membuat wine mahal maupun dijual secara langsung. Perkebunan ini bisa menghasilkan keuntungan hampir milyaran dalam satu kali panen saja.Tentunya kualitas anggur nya tidak usah diragukan lagi. Pemilik dari perkebunan anggur itu adalah Arkana Xander Walton, pewaris tunggal keluarga Walton yang dijuluki penguasa berdarah dingin karena tidak pernah pandang bulu pada musuhnya. Arkan bukan mafia atau semacamnya namun mafia mana yang tidak yang mengenalnya? Arkan bukan juga seseorang yang haus akan kuasa namun penguasa mana yang tidak tau akan dirinya.
Ya. Arkan memang seterkenal itu namun sayang perjalanan hidupnya terutama rumah tangga nya tidak semulus yang orang-orang pikirkan. Banyak rahasia yang Ia sembunyikan bahkan keluar nya tidak ada yang tau seperti seseorang yang tinggal di Villa perkebunan anggur. Hanya segelintir orang yang tau seperti Lukas dan perkerja yang berkerja di Villa maupun perkebunan. Mungkin sudah bertambah satu lagi.....
" Pergi!! Wanita rendahan seperti Mu yang ingin merebut Kak Arkan dari Ku tidak pantas menyentuh barang-barang Ku! " Teriak seorang wanita membanting semua barang di dekat nya sampai membuat pelayan yang mengurusnya berteriak.
Naomi yang diteriaki untuk kesekian semakin kesal. Ia juga tidak mau menemui wanita itu jika bukan karena tugasnya adalah merawat wanita itu. Naomi ingin menjabat rambutnya lalu menampar wajahnya dengan keras. Hidupnya mendadak semakin kacau setelah pindah ke Villa ini dan malah menjadi perawat wanita di depannya.
" Lalu Kamu pikir Kamu pantas? Ck, Nyonya Khalisa lebih segalanya dari pada wanita gila seperti Mu! " Naomi tidak akan pernah tinggal diam jika wanita itu meneriaki nya. Ia akan membalas lebih.
" Silahkan pergi Nona Naomi. Jangan ganggu Nona! " Ucap salah satu pelayan bernama Lati.
Naomi memandang malas dan memilih pergi karena tidak mau mendengar teriakan gila Wanita yang menurutnya lebih setres dari dirinya. Ia masih mending hanya mengharapkan ingin dekat saja tapi wanita itu sudah gila karena menganggap Tuan Arkan sebagai Suaminya. Padahal bertemu saja jarang. Wanita itu lebih setres dari dirinya
" Menyebalkan! Tuan Arkan juga tidak akan pernah peduli pada Mu jika bukan karena.... " Naomi mendadak kesal mengingat alasannya. " Haih sudahlah. Wanita sakit seperti nya juga tidak akan pernah bisa menang dari Nyonya Khalisa. " Decaknya.
Ia mendadak tersadar akan kelakukan nya yang sempat tidak tau diri. Setelah dipindahkan ke Villa ini dan bertukar cerita dengan para pekerja yang ada Naomi mendadak sadar jika Ia sudah salah karan menyukai seseorang yang seharusnya tak Ia sukai. Naomi mendadak jadi kagum dengan Istri Tuan Arkan yang sangat baik mengingat dulu dirinya dengan tidak tau malunya ingin merebut Tuan Arkan di hadapan Istri sahnya. Mengingat nya Naomi jadi malu dan merasa bersalah.
Para pekerja disini sering menceritakan bagaimana mereka kagum dan mencintai Nyonya baru mereka meskipun mereka belum pernah melihat nya langsung. Naomi cukup terkesan mendengar betapa baiknya Khalisa sampai orang yang hanya melihatnya dari jauh langsung mencintai dirinya tanpa pamrih sedikit pun. Tidak ada kata menjilat, itu semua murni dari hati mereka.
" Aku akan menebus kesalahan Ku pada Anda Nyonya. Tenang saja wanita gila itu tidak akan pernah bisa merebut Tuan Arkan dari Anda. " Monolognya dengan tekad yang sangat kuat untuk melindungi rumah tangga Tuannya.
🥜🥜
Setelah berhasil melarikan diri dari Suaminya. Khalisa akhirnya bisa bernapas lega dengan duduk di kursi tunggu berbaur dengan pasien lainnya agar dirinya tidak terlalu mencolok. Netranya menelusuri sekitar melihat berbagai keadaan yang berbeda pada setiap pasien. Namun matanya berhenti di satu titik saat melihat seorang wanita dengan begitu gembira membawakan kotak makan siang untuk Suaminya yang seperti nya salah satu Dokter di rumah sakit.
Khalisa tersenyum melihat keduanya yang sangat harmonis. Apa rumah tangganya juga bisa seperti mereka yang selalu diwarnai dengan kebahagiaan. Tapi sepertinya kebahagiaan itu masih sangat jauh.
Tapi tiba-tiba Ia berpikir mengapa Ia tidak mencoba sesuatu untuk membuat Suaminya mencintai nya. Ia harus tetap berjuang untuk rumah tangga nya juga Suaminya. Senyuman cerah penuh akan rencana terbit diwajahnya sampai tidak menyadari kehadiran seseorang yang sudah mencondong kan wajahnya tepat disamping wajahnya.
" Sudah lelah kabur nya, hm? "
Jantung Khalisa rasanya hampir copot saat suara itu muncul tiba-tiba dengan wajahnya sekaligus membuat Khalisa sedikit berteriak. Tangannya terangkat untuk mengusap dadanya yang berdetak kencang. Namun Arkan yang menjadi tersangka malah dengan santai berpindah posisi dengan duduk di samping nya.
" Astaghfirullah! Kamu bikin Aku kaget, Mas! "
" Ck. Apa yang Kamu lakukan disini? Mau kabur lagi? " Tanya Arkan memasang wajah datar andalannya.
" Aku nggak pernah kabur. Mungkin nanti... " Cicit nya diakhir kalimat membuat mata elang Arkan kembali melayang. Khalisa memasang senyuman termanis nya agar Arkan luluh dan tidak menghukum nya. " Aku adalah Dokter dan pasien darurat membutuhkan Ku untuk menyelamatkan nya. "
" Kamu sedang cuti harusnya tidak perlu mengambil tugas apapun. Dokter bedah tidak hanya kamu saja. "
Khalisa menggeleng. " Perjanjian Ku dengan Paman adalah hanya datang membantu saat para Dokter bedah tidak sanggup melanjutkan . Aku seperti pensiun dini namun masih harus menyelamatkan orang lain. Allah memberi Ku pengetahuan yang luas juga kekuatan yang kuat agar Aku bisa menyelamatkan mereka yang memang masih ingin hidup. " Ucap Khalisa.
" Kamu bukan Tuhan yang bisa memprediksi umur orang lain. "
" Tapi Aku perantara yang Allah percaya kan. Aku memang tidak tau kapan seseorang akan pergi tapi Aku tau jika kita berusaha maka takdir pun akan berubah. "
Arkan terdiam mendengar jawaban Khalisa yang tenang apalagi wajahnya yang sesekali tersenyum kecil di sela ucapannya membuat Arkan tanpa sadar juga ikut tersenyum meskipun samar. Perempuan pilihannya memang tidak pernah salah dan Arkan selalu tau itu.
Tapi jika Khalisa tau sebuah rahasia nya apakah senyuman itu akan tetap berada di sana. Arkan takut senyum itu akan hilang namun lebih takut lagi jika mata itu menangis.
" Maaf karena Aku kembali memarahi Mu pagi ini. " Katanya dengan penuh rasa sesal.
" Tak apa Aku mengerti. Apa sekarang sudah lebih baik? " Tanya Khalisa dengan senyuman indahnya.
Lagi-lagi Arkan terpana akan senyuman nya.
" Aku minta maaf sayang. Emosi Ku sedikit sulit untuk dikendalikan jika merasa gelisah. " Arkan mengusap lembut wajah Istrinya yang akan selalu menyambut nya dengan senyuman terlepas bagaimana pun sikapnya.
" Lampiaskan saja jika itu memang membuat lega tapi jangan memarahi Ku di hadapan banyak orang. Marahi Aku sepuasnya jika kita sedang sendiri tapi jangan di hadapan orang lain. Pertengkaran kita bukan untuk ditonton orang lain. " Ucap Khalisa mengusap lembut punggung tangan Suaminya yang masih berada di kedua sisi wajahnya.
Arkan tersenyum dan memeluk Istrinya erat dengan sesekali mencium pucuk kepalanya.
" Aku bukan Suami yang baik namun Aku akan berusaha untuk jadi baik demi Kamu. Jangan pernah mengatakan ingin meninggalkan Ku karena Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. "
" Tergantung bagaimana sikapmu. "
" Aku bisa mengurung Mu lagi jika itu terjadi dan saat itu kamu tidak akan pernah bisa keluar lagi. " Ucap Arkan membuat Khalisa menepuk dadanya.
" Semuanya bisa jika ada niat. "
Arkan tersenyum menikmati momen seperti ini disaat hanya ada mereka dan orang lain seperti tidak terlihat. Ia meyakinkan dirinya untuk berubah demi Istrinya.
" Baiklah. Aku akan membuat niat itu tidak pernah ada. "