Aurora Steffani Leandra, gadis polos berusia 18 tahun yang dalam sekejap nasibnya berubah.
Setelah kedua orang tuanya meninggal, tiba-tiba Aurora dikejutkan dengan sebuah kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Siapakah pria yang akan menikah dengan Aurora?.
Dan kenapa Aurora harus menikah dengan pria tersebut?.
Jangan lupa ikuti terus kelanjutan ceritanya ya🤗🤗🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Tidak lama taxi yang Aurora pesan sudah datang.
"Ayo Ra, itu taxi online kita udah datang. Kita harus segera ke rumah sakit" ucap Risa.
"Iya ayo" ucap Aurora.
Setelah Aurora dan Risa masuk, mereka langsung meminta diantarkan ke rumah sakit.
"Pak, kita ke rumah sakit Nusa persada aja ya. Tenang aja nanti uangnya akan saya lebihkan karena tidak sesuai aplikasi" ucap Aurora.
"Baik nona" ucap sang supir.
Didalam perjalanan, Aurora merasa sangat gelisah. Dia sangat takut terjadi sesuatu yang buruk pada kedua orang tuanya.
"Mah, pah kalian harus baik-baik saja. Nanti bagaimana dengan nasibku kalau kalian tidak ada" batin Aurora.
Air mata Aurora terus menetes sejak tadi, dia tidak bisa membayangkan kalau harus kehilangan kedua orang tuanya.
"Ra, kamu tenang ya. Kamu harus yakin kalau orang tua kamu pasti baik-baik aja" ucap Risa mencoba terus menengkan sahabatnya.
"Makasih ya Ris, kamu udah mau menemani aku ke rumah sakit" ucap Risa.
"Gak usah bilang terima kasih. Kita kan sahabat, jadi aku akan selalu berada disamping kamu".
"Pokoknya kamu harus kuat, aku yakin om dan Tante pasti baik-baik aja" ucap Risa.
Aurora sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Risa. Walaupun dia hanya memiliki satu sahabat tapi baginya itu udah lebih dari cukup.
Sampai di rumah sakit, Aurora langsung turun dari mobil dan berlari masuk kedalam.
"Astaga Ra, tunggu jangan lari. Oh iya ini uangnya pak, makasih banyak ya udah mau mengantar kita" ucap Risa.
"Sama-sama nona" ucap sang supir.
Risa langsung berlari mengejar Aurora. Sedangkan Aurora sendiri langsung bertanya pada resepsionis ruangan kedua orang tuanya.
"Emm sus, boleh saya tanya dimana korban kecelakaan bernama Aditya dan Agatha?" tanya Aurora.
"Tunggu sebentar".
"Ohh pasien korban kecelakaan atas nama pak Aditya dan nyonya Agatha masih ada di ruang UGD" ucap sang suster.
"Baik sus, terima kasih informasinya.
Aurora langsung berlari menuju ruang UGD, dibelakangnya ada Risa yang terus mengejar Aurora.
"Astaga, cepet banget ya larinya Aurora" gumam Risa.
Sampai didepan ruang UGD, Aurora langsung melihat kedalam dimana kedua orang tuanya berada. Tidak lama dokter yang menangani keluar dari ruangan.
"Apa anda keluarga pasien?" tanya sang dokter.
"Iya dok, saya anaknya" ucap Aurora.
Melihat gadis didepannya masih menggunakan seragam sekolah, dokter langsung bertanya lagi.
"Emm apa ada keluarga kamu lagi nak, biar saya bicara dengan keluargamu yang lain. Atau mereka bisa mendampingi kamu disini" ucap sang dokter.
"Cuma saya keluarga mereka dok, kedua orang tua saya anak tunggal dan kebetulan saya juga anak tunggal".
"Jadi tidak ada kerabat yang lainnya lagi. Memangnya ada apa ya, dokter bisa memberitahu padaku saja" ucap Aurora.
"Emm begini nak, ada kabar duka yang harus saya sampaikan. Saya harap kamu kuat mendengarnya ya" ucap sang dokter.
"Ada apa dok, cepat katakan. Jangan membuat saya semakin penasaran seperti ini" ucap Risa yang tiba-tiba perasaannya mulai gelisah.
"Jadi mohon maaf sekali, akibat benturan yang sangat keras yang terjadi pada kedua orang tua kamu, saya dan tim dokter lainnya sudah berusaha semaksimal mungkin".
"Tapi mohon maaf, kami tidak bisa menyelamatkan nyawa kedua orang tua kamu" ucap sang dokter.
"Deg".
Aurora yang mendengar penjelasan dokter langsung terjatuh.
"Apa?".
"Ini gak mungkin dok, orang tua saya pasti masih hidup. Tolong periksa sekali lagi dok, ini pasti ada kesalahan" ucap Aurora yang kembali meneteskan air matanya.
Risa yang sejak tadi mendengarkan penjelasan dokter juga ikut menangis.
"Ayo bangun Ra, jangan kaya gini. Aku yakin kamu pasti kuat" ucap Risa.
"Enggak, aku gak bisa menerima ini Ris. Pasti kedua orang tua aku masih hidup. Mereka gak akan mungkin meninggalkan aku sendirian".
"Mereka selalu bilang ingin melihat aku menjadi orang sukses".
"Enggak, ini pasti ada kesalahan. Papah dan mamah pasti masih hidup. Mereka belum meninggal kan Ris".
"Bilang sama aku Ris, mereka belum meninggal kan" ucap Aurora yang menangis histeris.
"Tenang Ra, jangan kaya gini. Kamu harus bisa menerima semua kenyataan ini".
"Ini udah takdir Ra" ucap Risa yang terus menguatkan Aurora.
Risa langsung membangunkan Aurora dan memintanya duduk di kursi.
Dokter yang melihat keadaan Aurora ikut merasa sedih, tapi mau bagaimana lagi dia sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tetap saja tidak bisa menolong nyawa kedua orang tuanya.
"Emm adik-adik, kalau begitu saya permisi dulu ya" ucap sang dokter.
"Iya dok, terima kasih ya" ucap Risa.
Aurora masih tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya hari ini. Kedua orang tuanya pergi meninggalkannya sendirian.
"Hiks hiks hiks".
"Gimana sama aku Ris, aku udah gak punya siapa-siapa lagi sekarang" ucap Risa.
"Udah tenang Ris, ada aku yang akan selalu ada bersama kamu. Dan jangan lupa, kamu masih punya Kaka tampan kan. Dia pasti akan selalu ada disamping kamu" ucap Risa.
Setelah Aurora menenangkan diri, akhirnya dia berani untuk melihat jenazah kedua orang tuanya.
"Mau aku temani Ra?" tanya Risa.
"Gak papa, aku sendiri aja. Kamu tunggu disini aja gak papa kan" ucap Aurora.
"Gak papa Ra, tapi kalau kamu butuh sesuatu langsung bilang sama aku ya. Aku akan selalu ada buat kamu disini" ucap Risa.
"Makasih Ris" ucap Aurora yang langsung masuk kedalam ruangan kedua orang tuanya.
Melihat kedua orang tuanya, tangis Aurora kembali menetes.
"Hiks hiks hiks".
"Mah, pah".
"Kenapa kalian berdua meninggalkan aku sendiri seperti ini. Siapa yang akan menjaga aku nantinya".
"Aku belum siap kehilangan kalian berdua, aku gak tahu bagaimana nasibku kedepannya tanpa kalian".
"Kenapa kalian harus pergi secepat ini, ternyata kalian sama aja seperti kakak tampan yang pergi meninggalkanku tanpa kabar" ucap Aurora.
Aurora terus mencurahkan semua isi hatinya, setelah lama berbicara dengan jenazah kedua orang tuanya, akhirnya Aurora memutuskan untuk segera memakamkan kedua orang tuanya agar mereka bisa beristirahat dengan tenang.
Risa sendiri ikut merasakan kesedihan sahabatnya, dia juga sudah memberitahukan kabar ini pada kedua orang tuanya.
"Aku tahu kamu gadis yang kuat Ra, pasti kamu bisa melewati semua ini. Andai saja kakak tampanmu ada disini, dia pasti bisa memberikan dukungan buat kamu".
"Tapi sayang, dia tiba-tiba saja pergi tanpa kabar sampai saat ini" gumam Risa.
Dari kejauhan, tanpa disadari ada seorang pria yang terus memperhatikan Aurora.
"Maafkan aku Ra, aku janji setelah semua urusanku selesai aku akan menemui mu. Tapi untuk sekarang, aku benar-benar belum bisa muncul dihadapan mu" gumam seorang pria.