Alea, seorang gadis yang menjadi korban perkosaan di hotel tempat dimana ia bekerja. Alea yang kala itu sedang bertugas membersihkan salah satu kamar hotel karena dia merupakan seorang office girl, harus menerima kenyataan pahit ketika seorang laki-laki asing menjamahnya. Penderitaan tak sampai disitu, ketika Alea di paksa harus menikah dengan pria paruhbaya yang berkuasa di wilayahnya, dan hal yang lebih mengejutkan ketika Alea tahu jika orang yang telah menjadi suaminya adalah ayah dari laki-laki yang sudah tega menodainya. bagaimana Alea harus menjalani kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejahatan Chamela
Setelah mengantar Calista pulang, kini Arthur sendirian di dalam mobil. Dia menoleh kearah kaca spion mobilnya. "Motor itu? Sepertinya dari tadi dia mengikuti ku," batin Arthur. Dia pun mempercepat laju mobilnya, tapi ternyata orang itu juga ikut mempercepat laju motornya.
"Sial! Apa mau orang itu." Arthur pun menepikan mobilnya di pinggir jalan. Malam sudah semakin larut, sehingga jalanan pun mulai terasa sepi.
Brummm. Brummm. Brummmm.
Orang itu memainkan stang motornya. Namun saat melihat Arthur turun dari mobil, dengan cepat orang itu menancapkan gas dan berusaha untuk menabrak Arthur. Refleks Arthur langsung menghindar hingga tubuhnya hanya terserempet saja. "Argh!" pekiknya menahan sakit di bagian tangan.
Orang itu kembali memutar balik motornya dan mencoba untuk menabrak Arthur lagi. Namun lagi-lagi dia gagal karena Arthur dapat mengamati pergerakan pria itu. Tak ingin gagal untuk yang ketiga kalinya, akhirnya pria itu mengeluarkan senjata api dan menembakkan peluru nya tepat mengenai perut Arthur.
Dor!
Suara tembakan keras memancing warga disekitar jalanan sehingga berhamburan keluar untuk melihat apa yang telah terjadi. Tak ingin di hajar masa dengan cepat pria itu melarikan diri.
***
Sudah tiga hari Arthur koma Dirumah sakit. Samantha tak henti-hentinya menangis menyesali, seandainya saja waktu itu dia tak mengijinkan Arthur untuk pergi. Mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.
"Tidurlah yang nyenyak, Arthur. Dan jangan pernah bangun lagi," batin Chamela yang tersenyum penuh kemenangan.
"Meskipun aku memang tidak pernah menyukai sikapmu yang tidak pernah bisa menghargai aku sebagai istri ketiga dari ayahmu. Tapi aku tidak ingin melihatmu seperti ini. Kasihan kak Samantha, dia pasti merasa sangat terpukul dengan apa yang sudah menimpa putra kesayangannya," batin Stevani.
"Kak Arthur, jangan membuatku khawatir seperti ini. Tolong sadarlah! Aku bahkan belum pernah mengatakan alasan mengapa aku begitu perduli kepadamu," batin Rachel yang tak mau berhenti meneteskan air matanya.
"Aku menyesal, karena waktu itu aku sudah membuat tuan marah, sehingga tuan memutuskan untuk pergi ke apartemen tuan Chris. Andai saja saat itu aku bisa mengontrol emosiku dan tidak bicara yang menyakitkan tuan Arthur, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini," batin Alea tak henti-hentinya menyalahkan diri sendiri. Dalam hati Alea pun juga bertanya-tanya. Apakah mungkin kalau Arthur memang benar-benar tulus mencintainya, sehingga Arthur merasa kecewa saat Alea secara terang-terangan mengatakan kalau dia tidak pernah mencintai Arthur.
"Arthur, aku sangat mencintaimu. Aku tidak akan pernah bisa hidup tanpamu. Tolong sadarlah. Hiks...Hiks...Hiks." Calista tak henti-hentinya menangisi keadaan Arthur.
Sementara Carlos dan Chris menunggu diluar bersama beberapa anak buah Carlos.
"Polisi sedang menyelidiki kasus ini. Tapi aku tidak bisa tinggal diam, sementara putraku sedang diambang antara hidup dan mati. Kalian selidiki juga siapa pelakunya, dan siapapun yang berhasil membawa orang itu ke hadapanku! Aku akan memberikan imbalan yang besar."
Seketika mereka semua langsung tergiur dengan tawaran yang diberikan Carlos terhadap mereka.
"Tuan Carlos memang bukan orang sembarangan," batin Chris menatap Carlos secara diam-diam tanpa sepengetahuannya.
"Gawat! Posisiku semakin terancam," batin Jhonny yang berusaha menyembunyikan ketakutannya agar Carlos tidak mencurigainya.
***
Carlos, Chamela, Stevani serta Alea sudah kembali ke mansion Bratajaya, sehingga di rumah sakit hanya ada Samantha, Rachel dan Calista serta beberapa anak buah Carlos yang menjaga ruang rawat inap Arthur. Sementara Chris sudah pulang, karena diam-diam dia juga ingin membantu menyelidiki siapa dalang dibalik kasus penembakan terhadap Arthur, sahabatnya.
"Calista, sebaiknya kau pulang dan beristirahat dirumah mu. Karena sudah tiga hari ini kau tidak pulang, orang tuamu pasti akan mencemaskan mu," titah Samantha.
"Orang tuaku sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri," sahut Calista.
"Tetap saja kau harus pulang. Setidaknya biarkan tubuhmu rileks ditempat tidur yang nyaman, karena aku tidak ingin kau sakit juga akibat kau tidak memperdulikan kesehatanmu," bujuk Samantha agar Calista mau menuruti permintaannya.
"Ibu, aku sangat mencintai Arthur. Apa Ibu akan merestui hubungan aku dengannya?" lirih Calista dengan mata berkaca-kaca.
"Tentu saja. Apapun yang membuat Arthur bahagia, Ibu pasti akan merestuinya," jawab Samantha seraya memegangi kepala Calista.
"Sayang, apa kau mendengarnya? Ibu telah merestui hubungan kita. Jadi aku mohon, cepat sadarlah," ucap Calista seraya menciumi tangan Arthur sebelum dia pergi.
"Mimpimu kejauhan. Karena aku tidak akan membiarkan siapapun memiliki kak Arthur. Kalau aku tidak bisa memilikinya, maka orang lain pun tidak akan bisa," batin Rachel menatap sinis kepergian Calista.
***
Akhir-akhir ini Carlos terlihat sangat sibuk. Entah itu soal pekerjaannya, ataupun soal kasus penembakan yang menimpa Arthur sehingga membuatnya jarang ada dirumah. Tapi itu sedikit menguntungkan bagi Alea, karena dengan begitu Carlos jadi tidak mempunyai waktu untuk mendekatinya.
Tengah malam, Alea beranjak dari tempat tidur dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
"#?!"-+((8_-(&_$_&-+++((((?::;--(;:"
Samar-samar dia mendengar suara seseorang yang sedang berbicara dihalaman belakang. Perlahan Alea mendekati jendela dapur yang kebetulan mengarah kearah dimana dia mendengar suara orang yang sedang berbicara serius.
"Aku minta sisa pembayaran yang telah kau janjikan kepadaku, waktu itu."
"Sudah ku katakan, kalau aku akan memberikan sisa pembayarannya setelah kau berhasil membunuh Arthur."
Deg. Jantung Alea seakan berhenti berdetak saat mendengar perkataan dari seorang wanita yang tak asing di telinganya. "Nyonya Chamela? Ya, aku yakin sekali kalau itu memang suara nyonya Chamela," batin Alea. Dia tidak dapat melihat wajah mereka karena jendela di dapurnya itu tinggi sehingga Alea tidak dapat menjangkaunya meskipun dia sudah berjingkat.
"Tapi aku ingin uangnya sekarang, dengan begitu aku bisa pergi sejauh mungkin untuk menghindari api kemarahan tuan Carlos, seandainya nanti dia mengetahui kalau aku lah yang telah melakukan penembakan terhadap putra kesayangannya."
"Dasar bodoh! Dengan kabur seperti itu, malah akan membuat tuan Carlos mencurigai mu sebagai pelakunya."
"Aku tidak perduli. Aku lebih siap kalau polisi yang menangkap ku dari pada tuan Carlos. Karena aku yakin, tuan Carlos tidak akan membiarkan aku hidup jika dia mengetahui yang sebenarnya."
"Kalau begitu, kenapa kau tidak menyerahkan diri saja kekantor polisi." decak Chamela.
"Apa kau siap? Kalau aku juga akan menyeret mu, ketika polisi menanyakan siapa dalang di balik semua ini?"
"Jangan asal bicara! Aku membayar mahal dirimu bukan untuk menyeret ku masuk kedalam penjara."
"Sama seperti dirimu. Aku mendapatkan uang darimu untuk hidup berfoya-foya, bukan untuk mendekam didalam penjara," sahut Jhonny tak mau kalah.
Alea dapat mendengar jelas ucapan keduanya. Dan Alea yakin betul kalau itu adalah suara Chamela, namun dia tidak mengenali suara pria itu. Karena penasaran Alea mencoba menaiki dinding, namun karena licin dia pun akhirnya terjatuh sehingga membuat Chamela dan Jhonny terkejut. Dengan cepat Alea segera lari menuju kamarnya.