Patah hati karena dikhianati oleh tunangan dan adik tirinya, Jiang Shuyi memutuskan untuk membalas dendam dengan meniduri pria perkasa yang dia temukan di club malam.
Namun, Jiang Shuyi malah dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa dirinya ternyata telah menikah dengan pria asing itu ....
Bagaimana ceritanya Jiang Shuyi bisa tiba-tiba menikah, bahkan hanya dalam satu malam?
Yuk, simak kelanjutan kisah Jiang Shuyi hanya di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shuyi, Jangan Berlebihan!
Xu Yan bukannya terlalu sibuk dan tidak punya waktu, dia hanya tidak memiliki Shuyi di hatinya.
Jika sudah ada Lysa yang menemani dan menjadi penghangat ranjangnya, kenapa Xu Yan berkali-kali meminta Shuyi tidur dengannya.
Bahkan pemikiran Shuyi yang ingin menghadiahkan t*buhnya kepada Xu Yan, tercetus karena raayuan maaut pria itu.
Dia yang sering kali menolak setiap kali Xu Yan menginginkannya, akhirnya luluh karena berpikir mereka sudah bertunangan selama tiga tahun dan akan segera menikah.
Sekarang atau nanti, tidak ada bedanya selama mereka saling mencintai.
Pemikiran b*doh itu hampir saja menjerumuskannya ke jurang penyesalan terdalam karena cinta saja tidak cukup untuk menjalin sebuah hubungan, kesetiaan juga sangat diperlukan!
Suara-suara m*nja Lysa yang menyebar melalui angin beraroma hangat menyadarkan Shuyi dari lamunannya.
Pemandangan dua sejoli haram tengah berguling-guling di atas ranjang pernikahannya, tidak hanya menghancurkan perasaan Shuyi yang menangis dalam diam.
Angan-angannya yang ingin mengadakan pernikahan layaknya princess di negeri dongeng dan harapan untuk menua bersama Xu Yan juga telah musnah ditelan kekecewaan.
Meski begitu, Shuyi masih setia menonton adegan demi adegan yang tidak pernah dia saksikan baik secara langsung maupun melalui sebuah film.
Namun, di saat bersamaan dia juga mempunyai ide untuk mengabadikan momen menyakitkan itu sebagai kenang-kenangan.
Shuyi segera menghentikan tangisnya, berpikir air matanya sangat berharga dan tidak pantas di buang demi kedua makhluk terkutuk itu.
Shuyi mengambil ponsel dari tas tangan yang dibawanya sejak tadi, lalu mulai merekam setiap pergerakan li*r yang dilakukan kedua insan tercela di atas ranjang.
Menyaksikan adegan demi adegan yang membuatnya panas dingin, Shuyi bergedik dan segera berhenti merekam.
Setelah menyimpan kembali ponselnya, Shuyi bertepuk tangan seakan telah menyaksikan pertunjukan hebat.
"Sialan!" Xu Yan kehilangan minat dan puncak kenikmatan yang hampir membuat tubuhnya mengejang, hilang tanpa jejak.
"Luc, jangan berhenti." Lysa seakan sudah gila, dia merengek dan menekan t*buh Xu Yan agar tidak menjauh.
Tidak peduli siapa yang mengganggu pertempur*n dahsyatnya dengan Xu Yan, Lysa hanya ingin mendapatkan kenikmaatannya.
"Sadarlah!" Xu Yan melirik Lysa sambil mengeluarkan suara pelan yang memberikan ketegasan dari celah giginya, lalu beralih menatap orang yang telah mengganggu kesenangannya.
"Shuyi?!" Xu Yan terpekik kaget, dia membeku seolah-olah tubuhnya telah dikutuk menjadi batu sehingga tidak bisa bergerak lagi.
Tersadar, Lysa juga mengikuti arah pandangan Xu Yan dan mendapati keberadaan Shuyi di tengah pintu.
Netra coklat Shuyi yang memancarkan aura dingin dan tertuju lurus pada t*buhnya yang masih menyatu dengan Xu Yan, seperti mampu menurunkan suhu ruangan hingga membuatnya menggigil tanpa sadar.
Ekspresi Shuyi tetap tenang, sama sekali tidak terganggu dengan pemandangan yang menod*i kesucian matanya seakan telah terbiasa melihatnya.
"P3rmainan kalian sungguh luar biasa," puji Shuyi dengan mata berbinar, seperti seorang sutradara yang memberikan pujian pada artisnya.
Gelombang kenikm*tan yang belum sempat dicicipinya membuat Xu Yan frustrasi, tetapi keberadaan dan sikap tak acuh Shuyi lebih mengganggu hingga membuatnya hampir kehilangan akal.
Segera, dia melepaskan diri dari Lysa dan langsung mengenakan pakaiannya secara asal, sebelum akhirnya mendekati Shuyi.
Pada saat yang sama, Lysa bergegas menarik selimut.
"Berhenti di sana, jangan dekati aku!" perintah Shuyi dengan dingin saat melihat Xu Yan ingin mendekatinya.
Dia tidak akan sudi berdekatan dengan Xu Yan yang sudah terkontaminasi najis!
Xu Yan berdiri di sebelah Shuyi dan melemparkan pertanyaan dengan perasaan gugup dan rasa bersalah. "Shuyi, kenapa kamu di sini?"
"Rencananya aku ingin menyiapkan kejutan dan memberikan hadiah untukmu, tapi siapa sangka akulah yang mendapatkan kejutan dan hadiah perpisahan darimu." Tidak ada beban dari nada bicara Shuyi, wajahnya pun tidak menunjukkan kesedihan atau kekecewaan.
Dia bersikap seolah-olah apa yang disaksikannya barusan, tidak sedikit pun melukai hati dan perasaannya.
Padahal, dia hanya sedang mencoba menutupi lukanya!
Mendengar Shuyi menyebut 'hadiah perpisahan' dengan membawa ketidakpedulian di wajahnya, Xu Yan panik dan segera berkata, "Shuyi, apa maksudmu? Aku tidak ingin berpisah denganmu."
"Kakak, jangan salah paham pada Kakak A—Yan." Lysa juga menimpali, entah sejak kapan wanita itu sudah berpakaian dan berdiri di sebelah Xu Yan.
Keduanya tampak serasi jika berdiri berdampingan, terlihat seperti pasangan yang dikirim Tuhan dari neraka!
Xu Yan hanya mengenakan celana secara asal-asalan, bahkan tali pinggang dan resletingnya tidak tertutup dengan benar, sedangkan Lysa mengenakan gaun yang terlihat sudah kusut dan berantakan.
"Aku, akulah yang mer*yu A—Yan." Lysa tampak menyedihkan dengan air mata yang membanjiri pipinya, terlihat seperti wanita lemah yang telah terintimidasi sepanjang hidupnya dan membutuhkan perlindungan.
"Aku mencintainya, tetapi dia mencintaimu dan kami melakukannya hanya untuk memenuhi kebutuhan masing-masing."
"Hah, cinta?" Tatapan aneh berbaur dengan kesinisan Shuyi layangkan pada Lysa seolah-olah tengah menatap orang paling idi*t di dunia ini. "Kebutuhan seperti apa yang kau maksud?"
***
"Aku tidak peduli dengan pernikahan!" Jiang Shuyi meminum cairan berwarna merah pekat hanya dalam sekali tegukan, lalu menghempaskan gelasnya dengan keras ke atas meja. "Berselingkuh dengan saudariku di rumah baru kita, kau benar-benar baj*ngan!"
Jiang Shuyi menggertakkan giginya, sementara pemikirannya yang setengah sadar mulai melayang mengingat pembicaraannya dengan Xu Yan sebelum meninggalkan Dream House.
"Besok aku akan menemui Bibi dan Paman untuk membatalkan pernikahan kita." Jiang Shuyi berucap sambil berjalan ke arah pintu, tidak ada alasan baginya untuk berlama-lama berada di rumah masa depan yang telah din*dai oleh orang-orang terkutuk itu.
"Shuyi, dengarkan penjelasanku." Xu Yan meraih pergelangan tangan Jiang Shuyi, mencoba membujuk sang tunangan agar tidak membatalkan pernikahan mereka yang bisa merusak reputasinya.
Jika memang harus batal, dialah yang seharusnya membatalkan pernikahan tersebut, bukan Jiang Shuyi!
"Jangan s*ntuh aku dengan tangan kot*rmu itu!" Jiang Shuyi menepis tangan Xu Yan dengan kasar dan segera membuka pintu.
"Please, jangan batalkan pernikahan kita." Xu Yan terlihat hampir memohon hanya demi mencapai tujuannya. "Aku mencintaimu, Shuyi."
Selain terkenal cemerlang dengan begitu banyak ide brilian dalam merancang perhiasan, Jiang Shuyi juga merupakan sumber kekayaan terbesar bagi Xu Yan.
Orang lain, bahkan Keluarga Jiang tidak akan tahu betapa berharganya Jiang Shuyi.
Namun, Xu Yan tahu dengan jelas bahwa wanita yang mereka anggap batu di lumpur ternyata adalah permata!
"Aku mencintaimu sepanjang waktu. Cintaku padamu bagaikan sungai tak berujung, bahkan jika langit runtuh, lautan kering dan bebatuan berubah jadi pasir, hatiku tidak akan pernah berubah." Xu Yan menatap Jiang Shuyi dengan sungguh-sungguh. "Shuyi, percayalah padaku ... langit dan bumi bisa bersaksi atas cintaku padamu."
Mendengar pengakuan Xu Yan, Jiang Shuyi tidak tahu harus menangis atau tertawa.
Mengaku cinta padanya, tetapi t*dur bersama Lysa.
Lucu dan sangat menyedihkan, sampai-sampai Jiang Shuyi tertawa dan menangis secara bersamaan.
Lebih dari itu, dia rasanya juga mau muntah.
Sepanjang hidupnya, baru kali ini mendengar pengakuan cinta yang begitu menjij*kkan.
"Meski sudah dibersihkan, aku tidak sudi memakan makanan dari mangkuk yang sudah berisi k*toran sebelumnya!" Jiang Shuyi mencibir dengan raut wajah yang dingin dan tersirat rasa jijik di netra coklatnya.
Ekspresi Xu Yan berubah merah padam, dia tidak pernah menduga Jiang Shuyi yang terkesan cuek dan terkadang begitu menyenangkan karena perhatiannya, ternyata berlidah tajam.
"Shuyi, jangan berlebihan!" hardik Xu Yan, tetapi diabaikan oleh Jiang Shuyi yang pergi tanpa menoleh ke belakang.
