Rania Nadhira gadis berusia genap 16 tahun ,tahun ini
Gadis ini akrab di sapa dengan panggilan Rana singkatan kedua namanya
Gadis cantik yang dianggap sangat bar bar dan menyebalkan oleh keluarganya sendiri
Gadis cantik ini sering berbuat ulah demi untuk menarik perhatian seluruh keluarganya
apakah perjuangan Rana mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seluruh keluarganya akan di dapatkannya?!! atau Rana menyerah untuk berjuang
ikuti kelanjutannya ya😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 Ternyata aku memang anak pembantu
Semalam Rana demam akan tetapi Rana terus berusaha terlihat baik-baik saja
Bik marmi dan bik Mumun setiap subuh sibuk dengan Pesanan dari teman-teman Rana juga pesanan dari toko kue milik Rana
Makin hari toko kue rana semakin ramai bu Ratna dan anak-anaknya sudah bisa membuat kue tapi tetap saja bik marmi dan bik Mumun yang menghedle semua pesanan karena bu ratna masih takut membuat kue dalam jumlah banyak takut Rasanya tidak sama dengan olahan tangan bik Marmi dan bik Mumun juga Rana
"bu bagaimana kalau kita mengambil karyawan untuk membuat kue di toko karena kalau seperti ini terus takutnya kita tidak bisa menghandle semua pesanan mana lagi kerjaan ibu dan bibik di rumah ini banyak bisa-bisa ibu dan bibik sakit karena kelelahan" ucap Rana setelah selesai menghias kue tart mini
"iya nak ibu sudah membicarakan ini dengan bapak dan bapak berencana akan membuat beli toko yang kosong yang ada di samping toko kue kamu
Rencananya bapak akan membuat tempat pembuatan kue juga tempat tinggal karyawan yang datang dari kampung" jawab bik Marmi
"wah ternyata semuanya di rencanakan ya Bu , makasih ya bu selalu ada untuk rana kemana pun ibu pergi bawa rana ya buk karena hanya ibu bapak bibi dan mang Mardi Keluarga Rana" ucap rana sendu
"iya nak ibu janji kemana pun ibu dan bapak pergi kami akan selalu membawamu serta karena kamu adalah putri semata wayangnya ibu dan bapak" jawab bik Marmi tak kalah sendu
Bik Mumun sudah menitikkan air matanya karena merasa iba pada anak majikannya itu yang telah di sia-siakan oleh keluarga kandungnya sendiri
"bibik berjanji akan selalu menyayangimu neng, kamu sudah bibik anggap seperti anak bibi juga"ucap bik Mumun
"makasih ya bik,rana sayang kalian "ucap rana yang kini sesegukan
Mereka bertiga berpelukan seperti Teletabis setelah itu mereka tertawa bersama
Mereka menyelesaikan pekerjaan mereka karena hari semakin siang
Setelah selesai mengemas semuanya Rana bergegas masuk kedalam rumah utama untuk berganti pakaian sekolah
Bik marmi dan bik Mumun sibuk didapur utama untuk membuat sarapan pagi majikannya
Sedangkan pak Joko mengantarkan kue ke toko milik Rana
Mereka harus mengerjakan iti semua dengan cepat karena mereka tidak ingin ketahuan oleh sang majikan
"bik kok akhir-akhir ini saya sering mencium wangi kue ya bik!?" tanya nyonya Sania
"oh i- itu nyonya Mumun sering praktek buat kue katanya mau ngasi kado kue tart untuk ulang tahun non Rana juga Non Raya
Kan hari ini ulang tahun non Rana Bu dan besok ulang tahun non raya" alibi bik Marmi
"wah beneran bik makasih ya bik Udah ingat ulang tahun Raya" ucap raya bahagia
Ya ulang tahun Raya dan Rana memang berdekatan hanya beda sehari
Entah mengapa bulan lahir mereka sama bahkan tanggal lahir mereka hanya beda sehari tapi tahun lahir mereka yang berbeda
Umur mereka beda dua tahun Rana yang waktu kecil terlambat masuk TK karena waktu itu nyonya Sania dan tuan Jhonatan mengajak anak-anaknya berlibur keluar negeri dan tentunya tanpa Rana diantara mereka hingga pendaftaran sekolah Rana di tunda hingga tahun berikutnya
"Sayang kamu mau kado apa dari mama!?" tanya nyonya Sania
"Raya mau mobil keluaran terbaru ma,raya pernah liat di sosmed raya pengen banget" ucap Raya
"tentu saja sayang apapun itu mama akan kabulkan permintaan kamu" jawab nyonya Sania mengusap kepala putri bungsunya itu Dengan sayang
Tanpa mereka sadari ada satu hati yang telah mereka lukai begitu dalam
Rana yang mendengar semuanya membalikkan badannya kembali kedalam kamarnya rana mengusap kasar air matanya yang dengan tanpa permisi keluar membasahi pipinya
Rana menutup pintu kamarnya badannya luruh terduduk di lantai badannya yang terasa lemas bersandar pada pintu kamarnya
Rana memukul-mukul Dadanya yang terasa sesak
"selamat ulang tahun Rana kamu harus bisa bahagia kamu wanita yang kuat
Jangan cengeng Rana masih ada ibu dan bapakmu yang begitu menyayangimu juga ada bang Jeffry, bibik dan mamang
Mereka salalu ada untukmu, jangan membuat mereka ikut bersedih kamu harus kuat dan tegar yakinlah suatu saat nanti kamu akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa "Rana berbicara sendiri memperingatkan dirinya sendiri agar bisa menjadi wanita yang kuat dan tangguh dan sukses suatu hari nanti tanpa campur tangan keluarga kandungnya
ToK tok tok
"neng sarapan dulu yuk" terdengar suara bik marmi di balik pintu kamar Rana
Rana yakin keluarganya sudah pergi semua menjalankan aktivitas mereka masing-masing sehingga bik marmi berani memanggilnya sarapan
"iya bu" jawab rana lalu bergegas berdiri dari duduknya dan mengambil tissue basah untuk menghilangkan sembab du wajahnya
Rana menatap wajahnya yang terlihat sangat pucat di pantulan cermin di meja riasnya
Rana memakaikan bibirnya lip gloss agar tidak terlihat pucat
"kamu baik-baik saja nak!?" tanya bik marmi
"aku baik bu, nggak usah khawatir ya " ucap rana mengusap tangan keriput ibu angkatnya itu dengan sayang
"kalau gitu ayo cepat nak,nanti kamu telat bapak juga sudah kembali dari toko" jawab bik Marmi dan mereka pun berjalan turun ke meja makan
Setelah sarapan rana berangkat kesekolah di antar oleh pak joko dengan mobil pick up yang du sewanya
singkat cerita ke esokan harinya Setelah pulang sekolah Rana segera menuju hotel tempat Raya merayakan ulang tahunnya
"Halo bu,Rana sekarang ada di depan hotel ibu di mana!?" tanya rana saat menelpon bik marmi
"tunggu ibu di lobby hotel nak ibu akan jemput kamu disana" jawab ibu Marmi
"iya bu " ucap rana lalu sambungan telepon mereka di matikan
"nak " panggil bik marmi menepuk pundak putri angkatnya itu pelan
"bu" Rana mendongakkan kepalanya menatap bu marmi lalu tersenyum
"ayo nak ke aula tempat ulang tahunnya di rayakan" ucap bik Marmi
"iya bu" jawab Rana
"Kamu makan siang dulu ya nak, setelah itu bantu ibu menyiapkan makanan untuk para Tamu" ucap bik Marmi setelah sampai di aula
Rana hanya mengangguk saja mengikuti apa yang bik marmi minta
Bik marmi tau jika hati anak angkatnya itu sakit melihat betapa mewah persiapan ulang tahun adiknya itu sedangkan ulang tahunnya kemarin hanya mereka yang merayakannya tak seorangpun dari keluarga kandungnya yang mengucapkan selamat padanya
Sore menjelang bik marmi meminta Rana untuk membersihkan diri dan berganti pakaian bik marmi telah menyiapkan sebuah gaun pesta untuk rana tapi rana menolak untuk memakainya
Rana meminta pada bik marmi baju seragam yang para pelayan dan maid gunakan
Apalagi kemarin di hari ulang tahun Rana rana baru tau ternyata namanya terdaftar dalam kartu keluarga pak joko dan bik marmi bahkan nama orang tua di akte kelahirannya pun atas nama Bik Marmi dan pak joko sebagai ayah dan ibunya
Awalnya rana sangat sedih tapi rana sadar semua sudah takdirnya
"Ternyata aku memang hanya anak seorang pembantu tapi tidak mengapa kasih sayang mereka sangat besar kepadaku" gumam rana dengan senyuman getir di bibirnya