Duke Ethan Maverick mencintai Nyxoria Graciella. Mereka bertunangan dan merencanakan pernikahan, namun suatu masalah telah terjadi, keluarga Nyxoria jatuh miskin hingga membuat rencana pernikahan itu ditangguhkan. Tidak hanya jatuh miskin, mereka mempunyai hutang yang cukup banyak. Nyxoria memutuskan untuk meninggalkan Duke Ethan dan memulai kehidupan baru didesa. Bahkan dia bertemu dengan pria tampan yang baik hati. Pria itu bernama Victor Dallie. Dia mengajari banyak hal pada Nyxoria, hidup dalam kesederhanaan. Cinta tumbuh diantaranya, tapi semuanya berubah ketika Duke Ethan kembali menemui Nyxoria. Menagih janji pernikahan mereka yang tertunda. Nyxoria merendah, dia sadar diri akan statusnya yang hanya rakyat biasa, dia meminta Duke Ethan melupakannya dan mengatakan dia telah menemukan hidup barunya bersama Victor. Perasaan cinta berubah menjadi benci, Duke Ethan mencari segala cara untuk mendapatkan Nyxoria. Bahkan jika wanita itu harus dipajang seperti bunga hiasan sekalipun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 : Warna putih yang ternodai
Cerita hanyalah karya fiktif belaka, tidak ada berkaitan dengan kisah nyata, sejarah maupun kejadian yang ada. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar belakangnya. Mohon maaf, itu hanyalah kebetulan saja. Sekian dan terima kasih. Enjoy for reading book!
•••{ Pagi yang cerah dikota Alastar }•••
Hampir seminggu tidak mendapat kabar darinya, dia merasa semakin gelisah. Bahkan membuat desain itu dengan buruk. "Lady.. Sepertinya anda perlu istirahat." ucap bawahannya. Carnel Owlnis.
Nyxoria tersadar dari kesalahannya, menatap desain itu gelagapan tertangkap karena tidak fokus. "Mungkin benar yang kau katakan.. akhir akhir ini, aku sibuk."
Sibuk mengirim surat, sibuk meyakinkan Nyonya dan sibuk mencari tau masalah apa yang membuat kedua orang tuanya bertengkar. 'Ayah juga menghindariku..'
"Bagaimana kalau mengantarnya langsung?" memberi saran pada Nyxoria. Berusaha menyarankan yang baik buatnya.
"Mengantar apa.. Ah! Hasil sulam itu ya.." Nyxoria juga bingung dengan situasi yang dia hadapi sekarang, dia seperti dipojokkan dalam satu sisi.
Terasa diasingkan dan terabaikan. Mengeluh sedikit menopang dagunya dengan tangan lalu melirik arah sulam yang sempurna itu dengan mata indahnya.
"Sebenarnya ada apa?" tanyanya, suara pelan namun masih terdengar Carnel Owlnis. Nyxoria memandang ke arahnya. "Mengapa status sosial itu penting?" dia bertanya padanya. Namun jawaban seperti apa yang ingin didengarnya?
"Bukankah Lady lebih tau berbanding saya yang bukan bagian dari kalangan itu?" Carnel menjawabnya tenang mencoba meyakinkan Nyxoria lebih tau tentang itu.
"Betapa menyedihkan jika aku bilang, aku juga tidak tau mengapa aku harus berjuang mempertahankan semua itu, aku hanya ingin membangun dan menjaga apa yang telah aku pelajari sejak kecil, kemudian aku merasa semua ini.. semua yang aku bangun ini bukan satu satunya jalan yang penting bagiku." jawabnya.
"Bukankah Lady sangat menyukai musim sosial para bangsawan?" tanyanya lagi, merapikan desain terbaik yang telah mereka rancang.
Nyxoria menghela nafas, kemudian memandang langit ruangan itu. Dia tersenyum pahit, betapa menyedihkan saat dia mengingat kejadian pesta topeng waktu itu, ia datang sendirian bahkan nyaris menjadi topik utama.
'Lady Graciella calon Duchess yang durhaka, memilih datang ke pesta berbanding membantu Duke merawat Ibunya.' Menghela nafas panjang, meraih hasil sulam itu kemudian memandangnya datar.
Die telah mengirim surat permintaan izin berkunjung pada Nyonya Amor, namun suratnya tidak menerima balasan sama sekali, bahkan Duke Ethan juga tidak memberinya kabar seperti biasanya. Mereka seperti putus dalam hubungan interaksi.
'Baiklah! Ayo kita nekad melakukan sesuatu!' Nyxoria berdiri sambil memegang hasil sulamannya, kemudian berjalan anggun menuju keluar. "Carnel, aku pergi dulu ya!"
"Baiklah Lady"
Nyxoria naik ke kereta kuda. "Tolong antarkan aku ke mansion Duke Ethan." pintanya, kereta itu langsung bergerak menuju tempat yang dipinta. 'Aku harus bisa, aku harus berani!' ucapnya dalam hati.
Saat tiba didepan mansion megah itu, keberaniannya langsung memudar, terbang dibawa angin. Dia menjadi pengecut. Kemudian dia melihat dua pelayan disana.
"Tunggu!" Nyxoria berjalan mendekati mereka.
"Lady Graciella..?" pelayan itu merasa heran, kemudian saling berpandangan dan kembali memandang Lady Graciella.
"Jangan beritahu aku datang kesini ya, aku hanya ingin memberi surat ini.. juga hasil sulaman ini.." ucapnya sambil memberikan surat dan hasil sulamannya pada pelayan.
Kedua pelayan itu mengedipkan beberapa kali mata karena heran dan bingung. Kemudian menganggukkan kepala tanda setuju.
Setelah memberi amanah itu, Nyxoria kembali naik ke kereta kuda dan segera pulang kerumah.
Dua pelayan itu mengangkat bahu karena heran, saat memasuki halaman luas itu, mereka bertemu dengan Nyonya Amor. Menatap mereka dengan tatapan sinis.
•••{ Mansion Duke Ethan }•••
Disisi lainnya, Duke Ethan mengerjapkan kedua mata, menatap surat tugas dari kekaisaran, dia ditugaskan untuk menjaga keamanan diwilayah kekaisaran besar, selama enam bulan.
Menghela nafas panjang, memikirkan Nyxoria yang tak berkunjung sama sekali walaupun dia telah mengirim surat sebanyak hari yang terlewati. 'Bagaimana ingin meyakinkan ibuku? usaha saja tidak.. aku dengar dia tetap hadir ke pesta topeng walaupun telah menerima surat dariku yang mengatakan ibu sedang sakit?'
Duke Ethan berdiri menatap luar jendela, arah taman bunga, disana ada bunga yang mirip dengan Nyxoria, baginya bunga itu terlihat seperti bibirnya, merah dan mempesona. Harum bunga itu seperti harum darinya, dari tubuh Nyxoria.
Matanya menatap tajam arah bunga itu, beberapa hari itu terlalu lama baginya. Setelah mendengar perkataan ibu tentangnya, membuatnya semakin tak terkendali.
'Apa yang Nyxie lakukan sekarang, mengabaikanku? Seharusnya dia memberitahuku soal itu, hingga aku bisa membantunya dengan senang hati. Melihatnya begini, sepertinya dia berusaha mati matian menutupi semua masalahnya itu, arogan sekali dia..'
Tangkai bunga itu cukup kuat, walaupun tertiup angin yang kencang, dia tidak mudah patah, namun dia akan tumbang. 'Nyxie.. sebenarnya aku tidak masalah jika kau menikahiku demi tujuan memanfaatkanku, tapi ini tidak mudah, ada bayaran setiap apa yang kau lakukan padaku, setidaknya cintai aku setulus hatimu, berikan semua yang ada dalam dirimu padaku, seperti itu aku akan membiarkanmu.. Kau memanfaatkanku aku juga akan memanfaatkanmu.'
Ethan memejamkan matanya sedalam mungkin, lalu membukanya kembali. Disana dia melihat beberapa pelayan berbisik, mereka saling bertukar sesuatu dan membuat Ethan curiga.
Dia memperhatikan itu dengan serius, menahan diri karena melihat itu ialah suratnya dan juga sesuatu seperti sulaman? Ethan bergegas keluar, mencari dua pelayan tadi dan memastikannya.
Saat dia keluar, ada Nyonya Amor yang mengunjungi. Membawakan teh hangat seperti biasanya. "Apa kau ingin pergi?" tanyanya.
"Iya, aku ingin pergi sebentar." jawabnya, mata sibuk mencari cela keluar pintu.
"Ada surat dari Nyxoria untukmu, dia juga memberi sulaman yang indah dan sempurna, dia benar benar berusaha meyakinkan ibu.. Tapi sepertinya dia anak yang tidak tau aturan bangsawan.." ucapnya, sengaja menekankan kata kata itu didepan Ethan.
"Jadi tadi.." kalimatnya terpotong.
"Ibu meminta pelayan untuk menyimpan hasil sulam itu digudang, ibu ingin dia menyadari posisinya itu, dia tidak akan bisa menggapai posisi Duchess jika aturan kecil saja tidak bisa dia ikuti." Ibu terlihat marah dan tidak suka.
"Apa ibu masih marah karena Nyxie tidak datang ke sini menjenguk ibu?" tanyanya. "Jika benar karena itu, Ibu sebaiknya mendengarkan penjelasannya, lagipun dia menghadiri pesta itu dengan mewakilkan nama kita." tambahnya.
"Beberapa orang menanggapinya karena menghargai dia sebagai tunangan seorang Duke, namun beberapa yang mengetahui aturan, menolak untuk itu. Dia hanya dikenal sebagai wanita gila status sosial!" ucap ibu.
"Tidak heran dia mati matian mengejarmu, mendapat gelar Duchess akan mengubah nasibnya, tapi dia licik juga ya.. apa selama ini dia tulus mencintaimu?" tanya Ibu dengan nada menyindir, sangat tajam menusuk.
"Dia mencintaiku Ibu, aku tau itu.." ucapnya, kemudian datang seorang pelayan membawa surat tadi, dia juga terlihat tidak nyaman dengan situasi itu.
"Apa ini surat darinya?" tanya Ibu sinis, "Ya" sahutnya.
Nyonya Amor mengulurkan surat itu lalu memberinya pada Duke Ethan. Ethan mengambil surat itu kemudian membacanya. 'Duke Ethan, anda keterlaluan.. berdiam saja tidak akan membuat status sosial kita membaik, aku ke acara pesta topeng sendirian, aku mewakilimu dan juga menaikkan namamu, berterima kasihlah.'
Ethan meremuk surat itu lalu mencampakkannya, dia kesal dan marah. Perasaan itu memuncak hingga ke puncak kepalanya, mengepal tinju mengamuk dalam hati. 'Dia bermain dengan penuh semangat sekarang?'
Dia melangkahkan kaki keluar secepat mungkin, tidak mampu menahan rasa kesalnya dan ingin berburu, dia ingin menembak semua hewan buruan yang ada.
Hewan buruannya itu seperti target masalahnya saat ini, apakah harus diselesaikan dengan kehancuran? 'Menghancurkannya sangat mudah, aku hanya perlu menarik tali dari ikatan kami, kemudian membiarkan dia lepas, terbang ke langit yang luas.. namun itu tidak akan cukup, aku mencintainya! aku memberikan cinta dan kasih sayangku padanya, menjaga dan mengikuti aturannya, apa selama ini hanya aku yang mencintai?'
Doar!! Suara tembakan mengenai kelinci putih.
Matanya memerah, kilatan api kemarahan memuncak, sekilas bayangan Nyxoria muncul, tersenyum manis lalu tertawa bahagia. Ethan tergamam, memegangnya tanpa rasa penyesalan. Kelinci itu telah mati.
'Warna putih yang ternodai.. sama seperti perasaanku saat ini..'
.
.
.
Bersambung!
Oh ya.. jangan lupa mampir dan baca juga
“Pembalasan bibi licik” pengen tahu penilaianmu.. secara aku msh amatir 😬