Tepat pada saat acara pesta, Rachel Victoria tidak sengaja melakukan ONS bersama pria yang begitu ia hindari, Leonardo.
Karena satu malam itu, sekaligus menghindari perjodohan orang tuanya, Rachel dan Leon melakukan perjanjian pernikahan selama 80 hari.
Akankah perjanjian pernikahan bisa membawa cinta dalam hati masing-masing?
Note!!!
(Season dua dari cerita : Menikahi Ceo Dingin) Sebaiknya baca S1nya terlebih dahulu🥰🥰
Follow ig : @dsifaadian_
Tik-tok : @dsifaaadian_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6.
Seperti mimpi buruk bagi Rachel, karena ia tidak bisa melawan ayahnya yang bersikukuh untuk melanjutkan perjodohannya.
Begitu sampai dirumah, Rachel sudah melihat seorang pria memakai jas hitam duduk dengan santai. Pria itu adalah Boy Wisley.
"Akhirnya kau pulang!" Ucap Vikko Victoria. Mendengar itu, Boy kemudian menoleh kebelakang. Pria itu tersenyum seorang menyambut calon tunangannya.
Rachel menatap ayahnya dengan menahan kesal. "Aku pulang bukan karena menerima perjodohan!" Sahut Rachel.
Vikko kemudian berdiri, sebelum ia menarik putrinya untuk duduk disampingnya, Saras lebih dulu bertindak.
"Sayang. Ayo duduk..." Saras menggandeng putrinya duduk.
"Hari ini, calon suamimu datang. Kamu harus ikut dengannya untuk membeli gaun pertunangan dan memilih cincin!" Kata Saras.
Rachel sangat kesal karena ia tidak bisa melawan orang tuanya.
.....
"Silahkan masuk!" Kata Boy sembari membuka pintu mobil penumpang depan.
Rachel masuk dengan terpaksa. Dia duduk dengan perasaan jengkel. Rasanya ia ingin berlari dan kabur, tapi tidak bisa.
"Apa yang kau lakukan?" Pekik Rachel saat tiba-tiba Boy mendekatkan diri padanya.
"Hanya memasang sabuk pengaman! Jangan berfikiran negatif!" Jawab Boy.
Rachel segera menepis tangan Boy. "Aku bisa sendiri!" Ketusnya.
Boy mundur. Rachel langsung memasang sabuk pengaman sebelum pria itu berbuat macam-macam lagi.
Rachel tidak menyukai sikap Boy yang berlebihan, padahal mereka belum bertunangan. Rachel sungguh tidak bisa membayangkan kalau ia akan menikah dengan Boy Wisley.
Mereka sampai di sebuah toko perhiasan terbesar di Finshdom. Boy membawanya menuju toko perhiasan untuk memilih cincin tunangan.
"Berikan sepasang cincin terbaru dan yang paling mahal!"
Karyawan segera menyiapkan pesanannya. Memberikan beberapa pasang cincin yang terlihat indah dan berkilau.
"ini adalah model terbaru kami, tuan! Hanya ada sepasang setiap modelnya! Silahkan dipilih!"
Boy menatap Rachel. "Pilihlah yang kamu suka!"
Rachel maju kedepan, ia melihat-lihat sepasang cincin berlian yang dilapisi permata asli.
Seharusnya momen seperti ini dilakukan bersama orang yang dicintai, Rachel sungguh menyesali takdirnya.
"Aku pilih ini!" Ucap Rachel memilih sepasang cincin yang tidak terlalu berkilau.
"Kau yakin?" Tanya Boy memastikan. Padahal ada beberapa pasang cincin yang lebih menarik, lebih mahal dan lebih berkilau. Tapi pilihan Rachel justru tertuju pada cincin itu.
"Kenapa memangnya? Kalau kamu nggak suka, mengapa menyuruhku memilih?" Sahut Rachel.
"Bukan begitu maksudku! Pilihanmu sangat tepat!" Boy tidak ingin membuat masalah.
Pria itu ingin memulai hubungan dengan Rachel. Ia harus berusaha bersikap baik dan sabar, karena Rachel bukanlah wanita yang sama dengan para gadis yang sering ia kencani dan tarik keranjang.
"bungkus ini!" Boy memberikan kartu pada seorang karyawan toko.
"Baik tuan!"
"Bagaimana kalau kita memilih gaunnya di Mutyara boutique?" Tawar Boy. "Aku mendengar, guannya didesain oleh seorang Desainner ternama dan istri dari pengusaha nomer satu difinshdom!"
Rachel tentu saja tau itu Boutique siapa. "Terserah anda!" Gadis itu lalu mundur dan duduk disebuah kursi.
.....
Rachel dan Boy sampai dipelataran Boutique milik Violet. Mereka turun lalu masuk. Disambut oleh seorang Maneger Boutique kepercayaan Violet.
"Selamat sore, Nona Rachel!" Sapa Farra.
Rachel tersenyum tipis, ia sedang tidak mood karena Boy.
"Kamu pernah kesini?" Tanya Boy.
"Ya!" Jawab Rachel dengan singkat.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya Farra.
"Saya butuh gaun sepasang untuk tunangan!" Kata Boy.
Farra langsung mempersilahkan pengunjung baru Boutique masuk, lalu menggiringnya menuju deretan gaun-gaun yang cocok untuk acara pertunangan.
Farra mengambil dua gaun yang indah, hasil karya Violet langsung dan belum lama dibuat.
"Bagaimana dengan gaun ini? Apa ada yang cocok?" Tanya Farra.
"Bagaimana?" Tanya Boy.
Rachel sebenarnya enggan dan malas untuk menjawab. Ia terpaksa, akhirnya mencoba satu gaun dan langsung memilih itu saja tidak yang lainnya.
"Yang ini saja!"
"Pilihan yang bagus! Gaun itu terlihat tambah cantik saat kamu yang memakainya!" Puji Boy seraya tersenyum.
Rachel hanya mendengus, lalu mengganti kembali pakaiannya dikamar pas. Tak lama, Rachel keluar. Ia membawa gaun untuk dan menyerahkannya pada Farra.
"Bungkus gaun itu, dan satu jasnya!"
"Baik tuan!" Jawab Farra kemudian menyiapkan pesanan Boy.
Rachel melihat-lihat Boutique, ia fikir Violet ada diBoutique, ternyata tidak. Rachel masih mengkhawatirkan kondisi Violet tadi yang jatuh, bagaimana dengan kandungannya.
"Semoga saja Violet baik-baik saja!" Gumam Rachel dalam hati.
.....
Kiev tidak bisa tenang sebelum ia membawa Violet kerumah sakit, memastikan kondisinya baik-baik saja. Meskipun Violet sudah mengatakan dirinya baik-baik saja dan tidak merasa sakit diperut.
"Kondisi Nyonya Violet baik-baik saja! Bayinya sehat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan!" Ucap Dokter.
Kiev bernafas lega setelah mendengar penjelasan dokter Obgyn yang menangani kehamilan Violet dari saat hamil Twins.
"Terimakasih dok!" Sahut Violet.
Kiev membantu Violet bangun dan turun dari ranjang dengan hati-hati. Kiev juga memeluk pinggang Violet menuntunnya keluar ruang pemeriksaan.
"Sekarang sudah puas kan?" Tanya Violet.
"Aku hanya ingin memastikan sayang. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu dan calon kita!" Sahut Kiev.
Violet menganggukkan kepala. Meskipun Kiev berlebihan, tapi ia tahu semua yang dilakukan karena Kiev mencintainya dan calon anaknya.
Sampai didalam mobil, Violet baru bisa bersama dua anaknya yang dijaga Leon dan Baby sitter. Karena kehamilan Violet semakin besar, dan Violet juga masih aktif diBoutique, Kiev akhirnya memutuskan untuk mengambil Baby sitter, meski awalnya Violet menolak. Namun pada akhirnya ia tidak bisa membantah keputusan suaminya.
Violet masih keingat Rachel, bagaimana dengan gadis itu.
"Kiev, aku sungguh khawatir pada Rachel! Dia dipaksa menikah dengan pria yang tidak ia cintai!" Ucap Violet dengan wajah murung.
Kiev membenarkan posisi duduk dua anaknya dipangkuannya. Barulah menjawab ucapan Violet.
"Jangan mengkhawatirkan Rachel! Dia pasti bisa mengatasi masalahnya sendiri! Rachel bukanlah anak kecil, sayang."
"Tapi, Aku tau paman Vikko. Dia pasti akan tetap pada keputusannya!"
Kiev tidak bisa lagi menjawab. Ia bingung harus menanggapi seperti apa, karena ia hanyalah orang luar yang tidak tau apapun keluarga Victoria.
Hari pertunangan Rachel akhirnya tiba. Diadakan dirumah keluarga Victoria.
Violet dan Kiev juga diundang, karena Vikko dan Sarah telah menganggap Violet sebagai putri mereka sendiri.
"Terimakasih nak, sudah datang! Paman minta maaf atas kejadian kemarin!" Ucap Vikko.
Violet tersenyum dan menganggukkan kepala. "Tidak apa-apa, paman! Bolehkah aku bertemu Rachel?" Tanya Violet.
"Ayo sayang. Bibi antar!" Sahut Saras, sembari menggendong Rayya yang nampak anteng. Sementara Radja ada pada Kiev. "Anakmu menggemaskan sekali... Bibi jadi tidak sabar menimang cucu dari Rachel!"
Violet tersenyum menanggapinya. Mereka sampai didepan kamar Rachel. Violet membantu membuka pintu.
Namun saat mereka masuk, tidak ada sosok Rachel. Violet fikir gadis itu ada dikamar mandi, namun ternyata kamar mandi kosong.
"Rachel?" Panggil Saras yang mulai khawatir.
Violet berjalan menuju pintu balkon yang terbuka, lalu dibagian tralis tepi balkon, ada tali yang menjuntai kebawah.
"Bibi, sepertinya Rachel kabur!" Violet juga mulai panik.
udh up nya dkit² sikap nya Leon tetep aja gt....konflik nya org ketiga trus....kapan Rachel hamil nya kapan Leon sadar nya kalau bkn hnya karena tanggungjawab saja menikahi Rachel tetapi mmg udh ada rasa dari dulu.....jgn sampai jg ya Kiyara & Boy nanti bersatu memisahkan Leon & Rachel
memang dasarnya jalang toh si kiayara, berati Leon suka celup celup dong waktu dulu sama kyara 😝😝
ayo Rachel kamu juga butuh modal dan fikiran yg stabil untuk melawan jalang kek gitu 😁😁🤭
lanjut thor