Seorang gadis bernama Sheritta yang bekerja di sebuah toko pastrynya bersama dengan kedua orang temannya yaitu Ethelia dan Vienna yang juga membantunya untuk membuka toko itu sampai akhirnya sekarang dapat berjalan dengan beberapa karyawan lainnya.
Ia menyadari pria yang lebih tua darinya 2 tahun yang merupakan langganan toko pastrynya itu ternyata adalah orang yang sama yang dulu pernah menyelamatkannya dari sebuah musibah.
Pria itu bekerja di perusahaan kosmetik yang di mana terdapat suatu rahasia yang selalu ditutup oleh perusahaan kosmetik yaitu portal yang berada di sebuah ruangan diskusi dipercaya pada zaman dulu portal itu selalu terbuka lebar dan tidak pernah tertutup.
Apakah isi dari portal itu? Bagaimana bisa terdapat portal rahasia di sana? Dan apakah kehidupannya Sheritta berubah total setelah kejadian aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 25 - A LITTLE INCIDENT
Di sisi lain, pada saat waktu telah menunjukkan jam 09.05 pagi dan masih di taman itu juga. Terlihat tidak terlalu jauh dari tempat sebelumnya dan di bagian agak lebih kanan dari tempat di mana mereka sedang berada, terdapat seorang laki-laki yang sedang mengenakan blazer abu-abu dengan kemeja hitam bercorak kotak-kotak berwarna putih dan celana panjang yang berwarna hitam, ia sedang duduk di sebuah kursi kayu yang ada di sana juga dengan tujuan untuk menunggu Miyura dan Florellia untuk datang menemuinya.
Ia adalah bapak Marvin yang saat itu sedang membawa dua buah minuman kopi yang baru saja ia beli dari sebuah kafe di dalam kantor dengan menentengnya dalam sebuah kantong plastik menggunakan tangan kanannya, yang di mana minuman itu akan diberikan kepada mereka berdua nantinya. Ia sedang menunggu dan duduk di sebuah kursi kayu tepat berada di depan sebuah pohon mangga yang besar.
Tak lama kemudian, seorang perempuan berjalan datang ke arah bapak Marvin dengan santai menggunakan atasan kemeja merah muda dan celana panjang berwarna cream serta sepatu hak 3 cm yang berwarna putih sedang berjalan ke arahnya dengan membawa tas tenteng kecil berwarna hitam.
Bapak Marvin pun langsung menyadari suara langkah kaki perempuan itu yang berjalan mendekatinya lalu itu pun menoleh ke arahnya untuk memastikan siapakah orang itu dan ketika perempuan itu sudah berjalan lebih dekat kepadanya, ia pun langsung mengenalinya lalu tersenyum lebar ke arahnya dan menyapanya, “Haii Florellia”
Florellia pun berjalan sambil tersenyum kepadanya lalu ketika sudah berada di depan bapak Marvin itu, ia pun memutuskan untuk duduk di samping kirinya dan menatap ke arah bapak Marvin untuk meminta maaf kepadanya, “Maaf telat, adikku sebentar lagi akan datang. Santai saja”
“Oh iya ini ada minuman kesukaanmu” Kata bapak Marvin sambil mengeluarkan sebuah minuman yang sedang ia bawa dari tadi itu, minuman itu merupakan kopi susu kesukaan Florellia dengan topping cream cheese.
Florellia pun mengambil minuman kopi susu serta sedotannya itu dari bapak Marvin dan berkata sambil tersenyum kepadanya, “Makasih banyak pak, kamu baik banget”
Ia pun langsung membuka bungkus sedotannya dan menancapkan sedotan itu ke dalam minuman kopi susunya itu lalu langsung meminumnya. Bapak Marvin yang sedang menatap Florellia sejak ia meminum kopi susunya itu pun tiba-tiba bertanya sesuatu kepadanya, “Kalau aku berhasil mengambil semua energi violet itu, apa yang akan kamu lakukan?”
Florellia pun sontak berhenti meminum kopi susunya itu setelah ia mendengar pertanyaan bapak Marvin, karena ia tidak menduga pertanyaan itu akan keluar dari mulutnya bapak Marvin di pagi ini lalu ia pun menoleh ke arah bapak Marvin dan menjawabnya dengan yakin, “Aku jelas akan membantumu”
“Kenapa kamu bisa sebegitu tidak peduli dengan adikmu sendiri? Aku tidak mengerti, ini sungguh janggal” tanya pak Marvin dengan rasa penasaran kepada Florellia.
Florellia menatapnya dengan perasaan yang tidak terlalu peduli sambil mengangguk saja lalu langsung melanjutkan minumnya.
Tak berapa lama, tiba-tiba seorang perempuan dengan mengenakan atasan kaos biru langit dengan corak garis-garis hitam dan celana panjang berwarna coklat tua berjalan ke arah mereka dengan menggunakan sepatu flat berwarna biru tua.
Florellia yang tidak sengaja melihat ke arah perempuan itu pun melambaikan tangannya dan berhenti minum untuk menyapanya, “Hallo dek”
Perempuan itu yang ternyata adiknya Florellia yaitu Miyura pun menyapanya kembali dengan melambaikan tangan kepadanya, “Hallo ce”
Bapak Marvin yang baru saja menyadari kehadiran Miyura karena Florellia yang menyapanya terlebih dulu pun menatap ke arah Miyura dan tersenyum kepadanya lalu berdiri untuk berkenalan dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, “Hallo, namaku Marvin. Kamu panggil saja bapak Marvin”
Miyura pun menoleh ke arah bapak Marvin sambil tersenyum serta mengulurkan tangannya dan berjabat tangan juga dengannya lalu berkata, “Hallo juga, namaku Miyura”
“Oh iya sebentar, saya ingin memberikan sesuatu” kata bapak Marvin sambil mengeluarkan dan memberikan sebuah minuman kopi latte serta sedotannya juga kepada Miyura.
MIyura pun menerimanya dan berkata kepadanya sambil tersenyum, “Wah terima kasih pak”
Bapak Marvin pun hanya tersenyum saja dan menyuruhnya untuk duduk di samping Florellia. Miyura pun mengikuti arahannya dan duduk di samping cecenya itu. Saat Miyura baru saja meminum kopi lattenya beberapa teguk, ia pun tiba-tiba merasa sangat pusing dan mual lalu berhenti meminum kopi lattenya lagi.
Florellia yang merupakan cecenya pun menyadari kondisi adiknya itu, ia langsung mengambil kopi lattenya dan bertanya kepadanya sambil menatapnya dengan dalam, “Kamu kenapa? Tadi belum sarapan ya kamu?”
Miyura pun menatap ke arah cecenya lalu berkata kepadanya dengan suara yang halus, “Aku tidak apa-apa kok ce”
Tak lama setelah itu, dari kejauhan namun masih di area taman itu terdapat suara seorang laki-laki yang memanggil nama adiknya itu dengan kencang.
“MIYURAA”
MIyura yang mendengar suaranya itu pun menoleh ke arah sumber suara itu dan ternyata ia melihat seorang laki-laki dengan ekspresi wajah yang sangat peduli juga mengkhawatirkan kondisinya Miyura sedang berjalan dengan cepat ke arahnya Miyura.
Saat laki-laki itu sudah berada di dekatnya, Miyura langsung mengenalinya. Ternyata ia adalah dokter Liandro, Miyura pun tersenyum ke arahnya namun sebelum ia sempat untuk menyapanya. Pandangan matanya tiba-tiba buram, semua di sekitarnya terlihat kabur dan napasnya tiba-tiba menjadi sesak.
Dokter Liandro yang menyadari itu pun segera bertanya kepada Miyura dengan nada bicara yang terdengar sangat ketakutan dan panik dengan keadaannya itu, “Kamu tidak apa-apa kan?”
Karena ia tidak mendapat balasan apa pun dari Miyura serta ia melihat kondisi Miyura semakin memburuk yang terlihat dari warna wajahnya semakin pucat. Ia memutuskan untuk langsung menggendong Miyura sebelum akhirnya ia tanpa sadar mengeluarkan banyak darah dari dalam mulutnya lalu perlahan pandangan matanya berubah menjadi hitam dan akhirnya pingsan tepat di gendongannya.
Ia pun langsung berpamitan singkat kepada Florellia dan bapak Marvin untuk pergi mengantarkan Miyura terlebih dulu ke RS, “Aku izin bawa dia ke RS dulu ya”
Lalu ia dengan cepat berjalan membawa Miyura keluar dari sana dan mengantarkannya dengan menggunakan mobilnya yang sedang terparkir tidak jauh dari sana menuju RS terdekat.
Florellia yang sedang kaget melihat keadaan adiknya itu pun langsung menatap ke arah bapak Marvin dan menggamparnya dengan keras lalu berkata dengan amarah yang besar kepadanya, “Pak, kali ini kamu gagal untuk mengambil energi itu. Kamu juga sudah tahu jika hal ini sulit untuk dilakukan”
Bapak Marvin itu pun menoleh ke arah Florellia dengan muka yang kesal lalu menjawabnya dengan nada yang agak tinggi, “Dari awal kamu mengizinkanku untuk melakukannya namun kenapa sekarang kamu melarangku”
“Karena kamu gagal pak, mulai saat ini jangan kamu dekati kami lagi” jawab Florellia dengan nada yang cukup untuk menunjukkan kemarahannya sambil berjalan meninggalkan tempat itu dan membuang semua minuman yang diberikan olehnya ke tempat sampah yang ada di dekat sana.
Di saat yang sama, akhirnya Armelyn mengetahui bahwa Sheritta adalah kembarannya setelah Lithia dan Sheritta menjelaskan selama beberapa menit kepada Armelyn.
“Oh iya Sheritta itu kembaran aku kak?” tanya Armelyn dengan nada suara yang antusias kepada Lithia yang sedang duduk di samping kanannya.
“Iya, kamu pasti senang banget ketemu kembaranmu” jawab Lithia sambil menoleh ke arah Armelyn dengan tersenyum senang.
Aku pun merasa antusias untuk mengajaknya pergi bertemu lagi suatu hari di tempat lain lalu aku berkata kepadanya sambil tersenyum bahagia, “Ayo lain kali kita ketemuan di tempat lain mel”
“Oke rit, nanti aku kabarin kamu lagi ya lewat pesan chat” jawab Armelyn sambil menatap ke arahku dengan perasaan yang senang.
yuk mampir kenovel aku