NovelToon NovelToon
Sketsa Baby Bee

Sketsa Baby Bee

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Unik Muaaa

"Panggil Bee aja seperti biasa. Gak ada akan ada yang curiga kan kalau kita in relationship, namaku kan Bilqis keluarga panggil aku Bi."

"We have no relationship."

Samapai kapanpun aku akan mengingat kalimat itu.

>_<

Bahkan hubungan yang aku pahami, lain dari hubungan yang kamu pahami.

Kamu tidak salah.

Aku yang salah mengartikan semua kedekatan kita.

Aku yang begitu mengangumimu sejak kecil perlahan menjelma menjadi cinta, hingga salah mengartikan jika apa yang kamu lakukan untukku sebulan terakhir waktu itu adalah bentuk balasan perasaannku.

Terima kasih atas waktu sebulan yang kamu beri, itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku merasakan layaknya seorang kekasih dan memilikimu.

Tolong jangan lagi seret aku dalam jurang yang sama, perasaanku tulus, aku tidak sekuat yang terlihat. Jika sekali lagi kamu seret aku kejurang permainan yang sama, aku tidak yakin bisa kembali berdiri dan mengangkat kepala.

This is me, Bee Ganendra.
I'm not Your Baby Bee Qiss anymore

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unik Muaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jarak Jurang

Aku duduk dilantai, menatap kosong kedepan sembari mendengarkan apa yang sedang dibicarakan dia sejoli yang sedang berbahagia.

Ya, aku sedang mendengarkan apa yang sedang Sakura dan Elio bicarakan. Hari ini aku tidka keluar rumah karna Bunda melarangku, kata Bunda Ayah hari ini ingin berbicara berdua denganku jadi aku memilih patuh saja, toh ... Aku belum sipa jika sampai bertemu dnegannya.

Aku harus bersikap seperti apa?, bersikap biasa atau selayaknya pacar?, tapi ... Aku hanya pacar cobaan bukan.

"Hai princess."

Meski telingaku sedang menggunakan ear bug, adu dapat mendengar suara Ayah.

Kututup leptop didepanku, dan kucabut ear bug yang terpasang di telingaku sebelum memeluk Ayah dari samping. Jika sedang berdua dnegan Ayah, aku akan bersikap layaknya anak kecil, karna tidak ada Chaka yang akan menggodaku.

"Bi kembali dekat dnegan sakura ya?."

"Kenapa?."

"Bisa gak Bi jaga jarak?, Bi cukup membantu Elio saja. Apa bisa Bi?."

Pertanyaan Ayah membuat aku terdiam, namun otakku berputar cepat.

Aku tidak tahu kenapa Ayah tiba-tiba meminta agar aku menjaga jarak. Tentu saja aku tidak mau dan terjadi perdebatan kecil diantara kami tentang kondisi Sakura yang menurutku sudah lebih baik dari sebelumnya.

Namun, setelah Ayah menjelaskan lebih jauh, aku menangkan satu hal maksud dari pembicaraan ini. Ini bukan tentang Sakura dan traumanya, tetapi ... Ini tentangku. Tentang aku dan Dia, Sagara. Ayah pasti sudah mengetahui seberapa sering aku berinteraksi dnegan Sagara beberapa bulan ini.

"Jadi Bi ha ..."

"Om Renald tidak menyukaiku?" potongku dnegan menatap Ayah.

Ayah hanya bisa mengangguk.

Akalku seakan bercerai berai, kembali aku memulai perdebatan, hingga Ayah meyakinkanku dnegan tegas dan menatapku dengan tajam membuatku bungkan dan menunduk dalam.

Sepertinya, pada akhirnya bukan hanyan Dia yang akan menjauhiku, tetapi keluarganya juga akan meminta hal itu.

"Ayah minta maaf ya."

Suara Ayah yang lirih membuatku mengangkat kepala dan menggeleng kuat sembari tersenyum pada Ayah. "Kenapa minta maaf, Ayah gak salah."

"Ayah salah sayang, semua berasal dari Ayah. Kamu yang tidak bisa lagi berteman dnegan Sakura, dan kamu juga tidak bisa dekat dnegan Aresya Sagara."

Ku gigit bibir bawah bagian dalamku.

Aku bertingkah seolah malu, namun ... sebenarnya aku sedang menutupi perasaan tidak karuan dan sesak didadaku.

Jika Ayah dan Bang Ar tidak ingin aku merasa bersalah atas penculikan Sakura sebelas tahun lalu, maka aku juga tidak ingin Ayah merasa bersalah. Niat Ayah hanya ingin membantu temannya, namun aku dan Sakura yang tidak tahu apapun malah ikut terseret juga.

Tekatku untuk menggunakan waktu sebaik mungkin bersama dia, seperti saran dari Bang Ar semakin bulat. Dari pada tidak pernah merasakan kebersamaan dengannya, lebih baik aku menikmati waktu ini sebaik mungkin.

*-*

Tap ...

Tap ...

Tap ...

"Ih ... Apa'an sih ...."

Aku menepis tangan Chaka dan Daniel yang bergantian menyentuh keningku, membuatku risih saja.

"Lo beberapa hari ini banyak ngelamun, kenapa?" Tanya Chaka.

"Gak kesambetkan?" Timpal Daniel.

Aku membuang muka, tidak ingin menanggapi pertanyaan mereka, lebih tepatnya malas saja, karna sekali kubuka mulut, mereka pasti akan memberondongiku dnegan pertanyaan yang aku takutkan akan membuatku keceplosan.

Dret ...

Ponselku kembali berdering, sejak tadi pagi dua kembar pengantin itu bergantian menghubungiku, mungkin mereka janjian atu bagaimana aku tidak perduli, karna aku tidak mengangkat satupun panggilan dari mereka berdua.

Setelah mengantarku malam itu, dia ... Sagara bagai ditelan bumi. Dan sejak beberapa hari juga aku melakukan hal yang sama setlah Ayah memintaku untuk kembali jaga jarak.

"Bi mau kemana?" Tanya Chaka.

"Tidur" jawabku singkat.

Setelah menyelesaikan tugas kami, aku memilih untuk keluar dari kamar Chaka dan kembali mengunci diri dikamarku.

Jika aku sudha banyak pikiran begini, aku lebih memilih untuk tidur, meski butuh usaha.

"Kenapa?."

Niatku yang akan membuka pintu terhenti, aku menoleh kebelakang.

Chaka berdiri didepan pintu kamarnya yang tertutup, menatapku dnegan tatapan khawatirnya dan melangkah mendekat.

Tatapan kami saling bertautan, alu mempertahankan wajah datarku dan mencoba setenang mungkin agar bisa mengelabuhi Chaka jika aku baik-baik saja.

"Lo tau kalau gak ada gunanya pura-pura didepan gue" ucap Chaka sembari tersenyum lebar. "Ternyata kembaran gue udah dewasa gak mau cerita lagi sama saudara kembarnya."

Ku gigit bibir bagian bawahku.

"Bi tau kan ... I'm always beside you."

Aku hanya bisa menganggukkan kepala.

Senyum Chaka semakin lebar sebelum melangkah kembali masuk kedalam kamarnya.

Tidak mungkin aku bercerita pada Chaka, karna apa yang akan aku ceritakan nantinya akan berkaitan dan akan berakhir dengan siapa sosok Ayah Elio. Sosok Ayah Elio siapa sebenanrya hanya orang-orang yang berkepentingan yang tahu, angota Aase teman-teman Ayah yang meang terlibat sejak awal, lalu para Raja (Abang-Abang)yang menggantikan tanggung jawab teman Ayah, satu orang kepercayaan Ayah, aku dan mungkin suami Ibu kandung Elio.

Chaka sejak awal tidak tahu tentang semua ini, jadi lebih baik begitu saja.

Baru saja aku akan menutup pintu, pintu kamarku tiba-tiba terdorong dan Sakura masuk nyelonong begitu saja.

Aku mencoba tenang, menatap kesekeliling kamar memastikan jika tidak ada foto atau sketsa Sagara yang aku buat tertempel didinding.

"Ngapain lo kesini?" Tanyaku dengan nada datar sembari melangkah kearah meja belajar meletakkan bukuku.

"Lo sakit ya?, akhir-akhir ini kenapa gak bisa dihubungi?."

"Kenapa?, kalian gak bisa leluasa ketemuan terus?."

Aku memeutar kursi gang kududuki menghadap Sakura yang duduk di pinggir kasurku sembari menatap kesekeliling kamarku.

"Enggak juga" bantah Desya santai, "tampa ada lo, kita tetep bisa ketemuan. Ya ... Meski gak lama."

Sakura tersenyum begitu lebar, tihat jelas jika Sakura bahagia, begitu terlihat bahagia dari saat pertama aku melihatnya didepan sekolah Elio sepuluh tahun kami tidak lagi bertemu.

"Lo ... Kalian ... Apa merasakan sesuatu?" Tanyaku dengan ragu.

Pertanyaanku bagaikan pemicu kebahagiaan Sakura sehingga terlihat meluap-luap.

Sakur abercerita panjang lebar, bahkan terkekeh, tersenyum lebar dan merebahkan tubuhnya di kasurku.

Mereka berdua pasti bahagi, tapi ... Didepan bagaikan ada jurang yang akan memisahkan mereka berdua, melebihi jurang yang terbentang didepanku dan Sagara.

"Pulang gih, gue mau tidur" usir Bilqis.

"Baru juga nyampe" keluh Sakura.

"Udah pulang sana, kapan-kapan aja lagi kesini."

Aku mengusirnya karna kepalaku sudab mulai berat untuk untuk menerka-nerka apa yang akan terjadi pada Sakura dan Elio.

Namun ... Aku baru menyadari keputusanku salah saat itu.

Tepat setelah Desya menuruni tangga ponselku berdering dan nama Gara muncul dolayar ponselku setelah beberapa lama pria itu mengilang entah kemana.

"Jangan biarkan Sakura keluar Bi!."

*-*

1
Rini Anggraini
hai thor salam kenal....saya suka baca novelnya,tp g tau jg alurnya gimana cuma ngalir ngikut aja,maaf klo boleh tau alur ceritanya kearah mana ya,soale belum nemu,ini cerita ttg cinta ato gmna ....🙏🏼🙏🏼😊
Efi Nurwardani
tidak sabar menanti mu thor
Unique: Terima Kasih 😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!