Jeffrey Roderick, seorang aktor tampan dengan segudang prestasi yang diraihnya, namun banyak berita miring yang melingkupi namanya. Dari mulai skandal gay dan berita perselingkuhan semua itu tak luput dari namanya. Hingga sebuah ide terbit di otaknya, saat dia melihat Mytha sahabat dari orang yang dicintainya.
“Jadilah pacarku selama tiga bulan dan kau akan mendapat bayaran untuk itu.” Jeff.
–
“Dia wanita kuno yang ketinggalan jaman.” Jeff.
“Cih, laki-laki dengan makeup tebal, apa bagusnya.” Mytha.
Sekuel dari novel "Terpaksa Menikahi Pria Belok" disarankan untuk membaca novel itu terlebih dahulu agar memahami isi cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29 - Si pengganggu ketenangan
Mytha merapikan kerah kemeja Jeff, namun laki-laki itu justru menangkap tangannya, “sudah cukup, aku bisa melakukannya sendiri,” ujarnya karena dia semakin tak nyaman dengan sentuhan-sentuhan yang Mytha buat di tubuhnya.
“Oh ya sudah kalau begitu.” Mytha beralih merapikan rambut Jeff, membuat dia tak bisa berkata-kata lagi.
‘Ck, ada apa dengan diriku ini. Kenapa aku merasa aneh saat dia mendekatiku, biasanya aku tidak begini.’ batin Jeff.
“Sudah,” gumamnya, Mytha mundur perlahan kemudian menilik penampilan Jeff dari jarak tiga langkah, “aku akui kau selalu cocok mengenakan pakaian apa pun Jeff,” pujinya.
Jeff diam tak menyahut, kata-kata seperti itu sudah sering dia dengar dari mulut orang lain membuat dia terbiasa mendengarnya.
Acara pemotretan tengah berlangsung, membuat Mytha sedikit lenggang dan punya waktu untuk diri sendiri.
“Hai Nona Mia, boleh aku duduk disini.” tanya seseorang.
Mytha mendongak, ternyata dia laki-laki waktu itu, “oh tentu, silakan,” sahutnya sambil sedikit bergeser.
“Sepertinya kau sedang senggang,” ujarnya.
“Tidak juga, aku sedang menunggu tugas dari bos,” sahut Mytha, matanya tetap fokus pada layar ponsel dalam genggamannya.
“Perkenalkan namaku Rehan,” Ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Mytha menyambutnya sebagai tanda kesopanan, “Aku tidak perlu mengatakan lagi namaku kan, karena kau sudah tahu,” ujarnya.
Rehan tertawa pelan, menanggapi ucapan Mytha. Mereka pun mengobrol dengan akrab, Mytha juga meminta maaf karena sudah salah faham pada Rehan waktu itu, dia mengira Rehan itu paparazi yang tengah menguntitnya.
Tanpa Mytha sadari, Jeff mengawasi interaksinya dengan Rehan dari tempat pemotretan. Sungguh dia merasa terganggu karena ulah Mytha, membuat dia tak bisa fokus pada pekerjaannya.
“Jeff, kau dengar aku tidak! Ganti posisi!” teriak foto Grapernya dengan nada kesal karena sejak tadi Jeff tidak fokus matanya entah menatap kemana.
“Maaf, aku akan coba lagi,” ralat Jeff.
Dia berusaha untuk tak melihat kearah Mytha, wanita itu benar-benar mengganggunya, membuat Jeff kesal sendiri.
Sesi pemotretan pun berakhir dengan durasi cukup lama.
“Bawa ini,” Jeff melempar pakaian luarnya kearah Mytha yang di tangkap gelagapan oleh wanita itu.
“Rehan, aku pergi dulu ya.” Pamit Mytha.
“Iya, kita minum kopi lain kali ya.” Sahut Rehan.
“Oke sip.” Mytha mengangkat Ibu jarinya.
Mytha berjalan setengah berlari mengejar Jeff yang berjalan dengan cepat meninggalkannya. Sesampainya di ruangan Jeff, ruangan itu tampak berantakan, baju-baju berserakan dimana-mana dan tumpukan berkas jadwal Jeff yang sudah Mytha susun sedemikian rupa jatuh berhamburan ke lantai.
“Jeff, apa yang kamu lakukan!” tegur Mytha dengan nada kesal.
“Aku mencari barangku, tadi aku taruh disini tapi sekarang hilang,” ucapnya masih terus mengobrak-abrik tiap penjuru ruangan.
“Barang apa, biar aku carikan?” ucap Mytha sambil mengambil berkas-berkas yang berserakan.
“Emh, bendanya tidak besar, hanya sebesar jari jempol. Tapi itu sangat penting bagiku, tolong bantu aku carikan.” pintanya.
“Oke, tapi kenapa kau harus mengobrak-abrik seisi ruangan padahal kau tinggal bilang padaku,” keluh Mytha, dia kembali membenahi ruangan itu.
“Tapi seperti apa bentuknya?” tanya Mytha lagi.
“Emh, pokoknya sebesar jari jempol itu saja, cepat cari, aku ingin tidur sebentar.” ucapnya ketus.
Mytha berdecih, entah kenapa hari ini Jeff jadi menyebalkan, biasanya dia tidak begini. Mytha menjelajah seisi ruangan untuk mencari benda milik Jeff itu sambil merapikannya seperti semula, namun mencari benda yang tidak jelas apa itu tidaklah mudah, bahkan Mytha tak tahu seperti apa rupanya.
Ceklek...
Pintu pun terbuka, Cecilia masuk dia baru saja kembali dari pertemuan dengan pimpinan perusahaan.
“Mytha, kau sedang apa?” tanyanya.
“Jeff menyuruhku mencari benda sebesar Ibu jarinya, tapi aku tidak bisa menemukannya dan aku juga tidak tahu bentuknya seperti apa,” kesal Mytha, dia menghempaskan tubuhnya di sopa.
“Benda sebesar Ibu jari?”
“Hem, dia bilang dia menaruhnya disini tapi benda itu hilang,” Jelas Mytha.
“Jeff itu orang yang perfeksionis dia bukan orang yang ceroboh, tumben sekali dia kehilangan benda seperti itu.” Ucap Cecilia sedikit heran.
“Entahlah Kak, aku juga heran. Sudahlah aku tidak mau mencarinya lagi, benda apa aku juga tidak tahu.” Ucap Mytha.
“Kak, aku lapar. Aku pergi makan siang sebentar, lagi pula ini sudah masuk jam istirahat, kalau dia bangun bilang saja aku pergi makan sebentar.”
“Ya sudah pergilah.”
❤❤❤❤❤❤😀😀😀😀
cemburu bilang aja jefff...
❤❤❤❤❤❤😀😀😀😀😀
dia kesal ama mytha..
makanya ruangannya diobrak abrik..
❤❤❤😀😀😀😀😀
jeff cemburu ama reyhan...
mulai bucin ..
❤❤❤❤❤
yg ringan aja terlalu berat kasihan Jeff 😂😂
secuek apa jefff kalo lihat jo deketin mytha....
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
astaga..
❤❤❤❤❤
kapoookkkkk..
❤❤❤❤❤❤
tapi ngapain jga jrles ama asistennya yg dikatakan jelek
toh mereka gak sedarah.
malh keren.
😀😀😀❤❤❤❤