"Aku kalah dan aku mencinta nya." ~ Raja Revan Zuhaimi.
Bagaimana seorang Raja vampir yang terjebak dalam permainan nya sendiri, niat hati ingin menjerat si perempuan, tapi siapa sangka diri nya sendiri yang terjerat dalam pesona perempuan itu sendiri.
"Tidak ada cinta yang tulus, kecuali cinta Ayahanda."~ Putri Alana Zelda Geraldine Wallace.
Akan kah Ras vampir dan Manusia bisa bersatu?
Bagaimana cara Alana menyikapi perasaan nya, saat rahasia besar Raja Revan Zuhaimi terbongkar?
Apakah Cinta akan tetap menjadi pemenang nya? Atau Benci yang akan menjadi akhir dari segalanya?
__________________________________________
"Cepat pergi sebelum ayah dan kakak ku melihat mu," ucap putri Alana mengendus kesal.
"Aku ini sangat tampan, apa kamu tidak ingin mencium ku?" tanya Raja Revan tersenyum mesum.
"SAPU IJUK APA YANG KAMU KATAKAN!!" teriak Raja Wallace berlari ke arah Raja Revan dan Putri Alana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAJA REVAN & PUTRI ALANA
Ceklekk
"Ayo"
Ratu Ivara membuka pintu kamar nya, dan membawa masuk Raja Wallace.
"Ibu!!!"
Panggil Pangeran Albiru sebelum pintu kamar tertutup.
"Kalian," ucap Ratu Ivara tersenyum kecil.
"Apa Ayah baik-baik saja?" tanya Pangeran Alvaro melirik Raja Wallace.
"Iya, Ayah baik-baik saja," jawab Raja Wallace tersenyum kecil.
"Ayo kita masuk, kita bicara di dalam," ajak Ratu Ivara.
Akhirnya mereka berempat masuk ke dalam kamar Ratu dan Raja Wallace, tidak lupa mereka menutup mata kembali pintu kamar nya, karena seperti nya pembahasan kali ini cukup serius
Ratu Aulia membawa Raja Wallace duduk di kursi sofa yang ada di dalam kamar pribadi mereka, Raja Wallace masih terlihat gelisah dengan guratan ketakutan di mata nya.
"King."
Ratu Ivara memegang tangan Raja Wallace lembut.
"Kamu sebenar nya kenapa tadi? Kenapa tiba-tiba mencari keberadaan Alana?" tanya Ratu Ivara lembut.
Raja Wallace tidak langsung menjawab pertanyaan Ratu Ivara.
Membayangkan putri nya pergi meningal kan diri nya, membuat jantung Raja Wallace serasa ingin berhenti berdetak, Raja Wallace sangat menyayangi dan mencintai anak-anak nya, terutama putri Alana.
Ratu Ivara adalah belahan jiwa nya, sementara putri Alana adalah nafas nya, dua perempuan yang sangat Raja Wallace cintai dan yang selalu ingin Raja Wallace lihat setiap hembusan nafas nya.
Cup
"Sayang aku mencinta mu," ucap Raja Wallace mencium punggung tangan Ratu Ivara.
Ratu Ivara tersenyum kecil, hal seperti ini sudah sering Raja Wallace lakukan, perlakuan kecil yang selalu membuat Ratu Ivara merasa menjadi perempuan paling beruntung, karena di cintai dengan hebat oleh pria sesempurna Raja Wallace.
"Aku tahu, aku juga mencintai mu," jawab Ratu Ivara tersenyum kecil.
"Sayang, kamu janji sama aku, kamu tidak boleh meninggalkan ku apapun alasan nya," ucap Raja Wallace menggenggam kedua tangan Ratu Ivara.
Ratu Ivara menaikkan sebelah alisnya, saat mendengar perkataan Raja Wallace, Ratu Ivara semakin penasaran sebenar nya ada apa dengan suaminya ini.
"Iya aku janji," jawab Ratu Ivara.
"Boleh aku tahu kamu kenapa Hem? Kenapa kamu terlihat sangat gelisah seperti ini, di mana suami ku yang selalu tersenyum, kanapa sekarang terlihat murung Hem?" tanya Ratu Aulia mengelus lembut pipi Raja Wallace.
"Sayang aku melihat Alana melambaikan tangan nya, Alana pergi tinggalin kita semua sayang, aku takut," jawab Raja Wallace jujur.
Ratu Ivara tersenyum kecil, menatap dalam bola mata Raja Wallace, yang berwarna hitam pekat, seperti mata anak-anak nya.
"Apa kamu merindukan Putri kita Hem?" tanya Ratu Ivara tersenyum kecil.
Ratu Ivara tahu, betapa sayang dan dekat nya, Raja Wallace dan Putri Alana, suami nya ini begitu mencintai putri kecil mereka, bahkan Raja Wallace sering kali tantrum saat melihat banyak anak-anak laki-laki yang mulai mendekati putri Alana.
"Aku akan menyuruh Hiro untuk menjemput putri kita, kalau kamu merindukan nya, karena aku juga sudah merindukan gadis nakal itu," ucap Ratu Aulia tersenyum kecil.
"Iya, aku takut Alana kenapa-kenapa sayang," jawab Raja Wallace.
"Tidak ada, putri kita akan selalu baik-baik saja, aku sendiri yang akan memastikan keselamatan nya," ucap Ratu Ivara menenangkan Raja Wallace.
"Aku tidak akan membiarkan putri kita kenapa-kenapa king, apapun akan aku korbankan untuk keselamatan nya," batin Ratu Ivara.
Nyatanya bukan hanya Raja Wallace dan kedua pangeran yang merasa kan perasaan gelisah, sedari tadi Ratu Ivara juga sama, perasaan nya tidak enak tentang putri nya, filing nya mengatakan bahwa akan ada hal besar yang terjadi pada putri kesayangan.
"Sayang, semoga kamu baik-baik saja Nak," batin Ratu Ivara menenangkan hati nya.
"Ibu biarkan kami yang menjemput Alana ke rumah Kakek Jo," ucap Pangeran Alvaro di angguki Pangeran Albiru.
"Benar ibu, biarkan kami berdua yang menjemput Alana, sahut Pangeran Albiru.
"Baiklah, bawa pulang adik kalian dengan selamat, jangan biarkan sedikit pun serangga menyakiti nya," jawab Ratu Ivara tersenyum miring.
"Ibu tenang saja," jawab pangeran Alvaro menyeringai.
Raja Wallace yang melihat istri dan Putra nya seperti itu, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak henti-hentinya Raja Wallace bersyukur karena di berikan istri dan anak-anak yang sangat luar biasa.
"Baiklah sebelum pergi, berikan pelukan dulu pada Ayah kalian ini," ucap Raja Wallace merentangkan kedua tangannya.
"Ayah, kita ini sudah dewasa kenapa ayah masih memperlakukan kita seperti anak kecil," ucap Pangeran Albiru mengerucut kan bibir nya.
Tapi walau pun begitu Pangeran Albiru dan Pangeran Alvaro tetap memeluk Raja Wallace, pria yang paling mereka hormati.
"Sampai kapanpun di mata Ayah, anak-anak ayah akan tetap menjadi bayi kecil kesayangan Ayah," ucap Raja Wallace memeluk erat Putra kembar nya.
Huwaa pokok nya mau satu yang seperti Raja Wallace😫
Ratu Ivara tersenyum kecil, anugrah terindah di dalam hidup nya, yaitu memiliki suami seperti Raja Wallace, yang begitu mencintai dan meratukan diri nya dan juga anak-anak mereka.
Raja Wallace bukan hanya berhasil menjadi suami sempurna, tapi Raja Wallace juga berhasil menjadi Ayah terbaik.
"Bahagia terus dunia ku, Aku tidak akan membiarkan senyum bahagia itu hilang dari kalian," batin Ratu Ivara.
🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴🪴
Di sisi lain saat ini Raja Revan dan Putri Alana masih ada di dalam hutan.
Hujan turun begitu lebat, membuat Putri Alana mau tidak mau harus berteduh, karena tidak mungkin pulang ke rumah Kakek Jo dengan kondisi hujan lebat seperti itu.
Raja Revan sendiri sedari tadi hanya diam, dengan pikiran nya sendiri, hampir saja tadi putri Alana di gigit sama Raja Revan, tapi entah kenapa antara hati dan pikiran Raja Revan tidak sejalan.
"Sial! Seharus tadi aku langsung mengigit nya," batin Raja Revan mengumpat.
"Tuan, apa kepala Anda masih pusing?" tanya Putri Alana.
Putri Alana masih mengira, suhu panas dari tadi tubuh Raja Revan itu karena demam, dan biasanya kalau putri Alana demam pasti kepala nya terasa pusing.
"Hem"
Jawab Raja Revan bergumam lirih.
"Sabar ya, nanti setelah hujan nya reda, aku akan membawa Anda ke rumah Kakek," ucap putri Alana penuh perhatian.
Jangan salah, Putri Alana memang sangat baik hati, asalkan orang itu tidak mengusik kehidupan nya.
Raja Revan sendiri hanya diam, sedari tadi terus memandang wajah cantik putri Alana, entah apa yang ada di pikiran pria vampir itu.
"Ayo letakkan kepala Anda di sini," ucap putri Alana menepuk paha nya.
Raja Revan masih diam, tidak merespon perkataan putri Alana.
"hujan nya seperti nya akan lama, tidur kan saja kepala Anda di sini," ucap putri Alana kembali menepuk paha nya.
Thor, kenapa Pangeran Brian dan Damar gak ada di Istana Kerajaan Wallace saat adik kesayangan mereka dalam masalah