[UPDATE RUTIN 2 - 3 CHP PERHARI]
"Hei, Liang Fei! Apa kau bisa melihat keindahan langit hari ini?"
"Lihat! Jenius kita kini tak bisa membedakan arah utara dan selatan!"
Kira kira seperti itulah ejekan yang didapat oleh Liang Fei. Dulunya, dia dikenal sebagai seorang jenius bela diri, semua orang mengaguminya karena kemampuan nya yang hebat.
Namun, semua berubah ketika sebuah kecelakaan misterius membuat matanya buta. Ia diejek, dihina, dan dirundung karena kebutaanya.
Hingga tiba saatnya ia mendapat sebuah warisan dari Dewa Naga. Konon katanya, Dewa Naga tidak memiliki penglihatan layaknya makhluk lainnya. Dunia yang dilihat oleh Dewa Naga sangat berbeda, ia bisa melihat unsur-unsur yang membentuk alam semesta serta energi Qi yang tersebar di udara.
Dengan kemampuan barunya, si jenius buta Liang Fei akan menapak puncak kultivasi tertinggi.
(Support author dengan like, gift, dan komen)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14 Liang Fei Kembali: Kehadiran yang Mengguncang Arena
Terompet ditiup, menandakan pertandingan antara Liu Bei dan Bao Gu akhirnya dimulai. Keduanya berdiri saling berhadapan di tengah arena, masing-masing memasang kuda-kuda dengan penuh kewaspadaan.
Liu Bei, dengan tubuh yang sedikit lebih kecil dibanding Bao Gu, menatap lawannya dengan tajam, mengetahui bahwa kekuatan besar menanti untuk menghadangnya.
Namun, ada kepercayaan diri di matanya, kepercayaan diri itu berasal dari hasil latihan dan pengetahuan mendalam tentang strategi bela diri.
Bao Gu, di sisi lain, terlihat percaya diri dengan fisiknya yang kekar. Dia tahu bahwa kekuatan adalah keunggulannya, dan dia tidak ragu untuk menggunakannya.
Dengan langkah mantap, dia mulai bergerak, mencoba mengintimidasi Liu Bei dengan tekanan fisik yang mengesankan.
Dentuman langkah Bao Gu membuat penonton terdiam dalam ketegangan. Liu Bei, tidak gentar, tetap pada posisinya, menunggu momen yang tepat untuk melancarkan serangan balasan.
Ketika jarak antara mereka semakin dekat, Bao Gu meluncurkan pukulan kuat ke arah Liu Bei. Namun, Liu Bei dengan cekatan menghindar, menggunakan kesigapan tubuhnya untuk mengelak dari serangan berbahaya itu.
Bao Gu adalah seorang kultivator Penyempurnaan Qi tingkat 3, berada satu tingkat di bawah Liu Bei.
Mengingat perbedaan tingkat itu, sebenarnya Liu Bei bisa mengalahkan Bao Gu dengan jurus Qi miliknya. Namun, di pertandingan bela diri itu, penggunaan kekuatan Qi dibatasi.
Mereka hanya boleh menggunakan Qi tingkat dasar dan Qi untuk memperkuat tubuh saja. Karena itu, pertandingan antara Liu Bei dan Bao Gu lebih menonjolkan teknik dan strategi bela diri daripada sekadar pameran kekuatan Qi.
Hal itulah yang membuat penonton menyaksikan dengan penuh antusias bagaimana Liu Bei menggabungkan kecerdasannya dengan kecepatan, mencari celah di pertahanan Bao Gu yang tampak kokoh.
Di saat yang tepat, Liu Bei melihat peluang. Dengan gerakan secepat kilat, dia melakukan serangkaian serangan cepat yang membuat Bao Gu tergoyahkan.
Meski tubuhnya besar, Bao Gu tidak secepat Liu Bei dalam mengantisipasi serangan bertubi-tubi tersebut.
Momentum berpihak pada Liu Bei, dan ia mulai menggoyahkan lawannya. Bao Gu berusaha keras untuk memulihkan keseimbangannya, menggunakan kekuatannya untuk mencoba menahan serangan Liu Bei.
Namun, Liu Bei sudah memikirkan itu semua. Dia menggunakan serangkaian teknik pengalihan yang membuat Bao Gu terus-menerus lengah.
Akhirnya, dengan gerakan yang elegan dan penuh perhitungan, Liu Bei berhasil menyerang titik lemah Bao Gu, membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
"Pemenang dari pertandingan ini adalah Liu Bei!"
Tepukan meriah dari penonton memenuhi arena, merayakan keluasan pikiran dan kemampuan Liu Bei.
Pertandingan usai dengan Liu Bei sebagai pemenangnya. Senyuman puas dan lega menghiasi wajahnya. Sementara Bao Gu, meskipun kalah, menunjukkan sikap sportivitas dengan bangkit dan mengakui kekalahan dengan hormat.
Long Yuan yang menyaksikan jalannya pertandingan tersebut tak bisa menahan senyum. Dia tahu, pertarungan kali ini akan menjadi lebih menantang dan dia siap menghadapi Liu Bei di babak akhir.
Pertarungan final segera dimulai setelah jeda singkat. Penonton bersorak sorai, seolah tidak sabar untuk menyaksikan siapa yang akan menjadi pemenang dari pertandingan ini.
Di sisi lain, Mei Lin memperhatikan pertandingan dengan senyuman misterius, seolah sudah memprediksi bagaimana semuanya akan berakhir.
"Semuanya sudah diatur, pertandingan ini sudah tidak menarik lagi," ucap Seo Yun.
Meskipun ia kagum dengan bakat yang dimiliki oleh murid sekte Naga Putih, dia tidak suka dengan jalannya pertandingan yang seolah-olah memperlihatkan Long Yuan sebagai pemeran utamanya.
"Aku tebak pemenang di babak final adalah Long Yuan. Aku tidak ingin menonton pertandingan yang pemenangnya sudah terlihat jelas," lanjut Seo Yun.
Mei Lin diam sejenak, menatap Seo Yun dengan pandangan penuh arti.
"Di dunia ini, banyak hal yang kelihatannya telah diatur sejak awal," katanya lembut, hampir berbisik. "Tapi itu tidak selalu berarti kita tahu bagaimana akhirnya."
Kata-katanya menggantung, memberikan kesan ambigu pada makna sebenarnya. Seo Yun menatapnya, mencoba memahami niat di balik perkataan Mei Lin.
Namun, sebelum dia sempat bertanya lebih jauh, perhatian mereka beralih kembali ke arena di mana pertandingan final akan segera dimulai.
Long Yuan melangkah ke tengah arena dengan percaya diri. Sorotan mata semua penonton tertuju padanya, memberikan tepuk tangan dan sorak sorai.
Long Yuan mengangkat tangannya, memberi isyarat agar semuanya diam sejenak. Ketika suasana menjadi hening, pandangan Long Yuan mengarah kepada Seo Yun.
"Hari ini, aku akan membuktikan kekuatanku di depan kalian semua dan calon tunanganku. Aku akan menunjukkan pada kalian semua bahwa aku mampu melindunginya apa pun yang terjadi."
Pernyataan Long Yuan membuat semua orang takjub dengan kejantanannya, sementara Seo Yun menatapnya dengan jijik.
Dia tidak membutuhkan perlindungan dari orang yang lebih lemah darinya.
'Bahkan para pengawal di kekaisaran yang paling kuat lebih lemah dariku, dan dia ingin melindungiku?' batin Seo Yun, tampak meremehkan.
"Bukankah dia tidak ingin menjadi tunanganmu?"
Suara seorang pria menyela perkataan Long Yuan, membuat semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arahnya.
Di balik arena yang dikerumuni oleh para penonton, tampak seorang pria tampan berambut putih yang tergerai dihempaskan angin.
Pakaian putihnya compang-camping dan penuh noda darah para Beast. Matanya putih kosong, namun pandangannya tampak tegas dan mengintimidasi.
Semua orang tahu sosok itu, dia adalah orang yang menghilang tanpa kabar selama beberapa hari sebelum pertandingan dimulai.
"Liang Fei," gumam Seo Yun. Ia menatap Liang Fei penuh kasih dan sedikit khawatir karena menghilang tiba-tiba.
Kehadiran Liang Fei mengejutkan semua orang yang ada di arena.
Bisik-bisik mulai terdengar di antara penonton. Kebanyakan dari mereka tidak percaya bahwa Liang Fei, yang sebelumnya dianggap sudah tidak lagi relevan, dapat muncul dengan begitu anggun dan mengundang perhatian.
Long Yuan, yang tadi berdiri dengan penuh kepercayaan diri, kini menatap Liang Fei dengan rasa tidak suka yang jelas terpampang di wajahnya.
Dia tahu bahwa meski status Liang Fei di sekte tidak lagi seperti dulu, pria itu tetap memiliki karisma yang menarik perhatian banyak orang, termasuk Seo Yun.
Liang Fei melangkah maju, menembus kerumunan yang terbelah untuk memberinya jalan.
Berbeda dengan sebelumnya, aura yang dipancarkan Liang Fei saat itu terasa lebih menggetarkan, memberikan kesan bahwa dia mengalami perubahan besar selama menghilang.
Mei Lin, yang menyaksikan perkembangan ini dari tempat duduknya, tersenyum kecil, seolah-olah sudah memprediksi kedatangan pria yang dicintainya itu.
Tanpa disadari, perhatian para penonton beralih dari arena pertandingan ke Liang Fei, yang kini berhenti beberapa langkah dari tempat Long Yuan berdiri.
Dengan napas yang tenang, Liang Fei mengangkat kepalanya, menatap Long Yuan dengan pandangan teguh.