Gagal menikah yang kedua kalinya membuat Raisa Marwa memberanikan diri melamar Satria Langit Bos dikantornya yang terkenal playboy.
Bagaimana perasaan Satria?
Bagaimana juga dengan kekasihnya Satria yang bernama Rega?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Dari balkon Satria mendengar percakapan Bi Asih dan Raisa,Bi Asih bilang Raisa harus mengurangi aktivitas malam itu artinya semalam dia yang keterlaluan.Satria selalu ingin bermain dengan sempurna,namun tidak melihat keadaan pasangannya.Dia merasa bersalah kepada istrinya,dia juga sudah membuatnya menangis dipagi hari karena kelelahan.
"Tuan Muda,saya ijin keluar karena sudah selesai."kata Bi Asih
"Jangan pergi jauh-jauh dulu ya Bi,mana tahu istriku butuh Bibi."kata Satria
"Iya Tuan."kata Bibi
Satria mendekati Raisa yang duduk bersandar pada ranjang,bibirnya berusaha tersenyum kepada Satria.
"Sudah baikan?"tanya Satria
"Jauh lebih baik."jawab Raisa
"Maaf,harusnya aku sadar dengan siapa aku berhubungan."kata Satria memeluk erat istrinya
"Tidak apa-apa,aku yang terlalu cupu tentang hal seperti itu."kata Raisa
"Aku pesan makan ya,aku lapar."kata Satria
Raisa hanya mengangguk mengikuti kemauan Satria,banyak perubahan yang terjadi padanya meski pernikahannya baru dua hari yang lalu,dia sudah memanggil dengan sebutan sayang.
****
Sean mengabari dari kantor langsung bahwa Rega kembali ingin menemuinya,Sean benar-benar mengeluh dengan makhluk satu ini,dia sangat berbeda dengan mantan yang lain.Jika Satria bilang berakhir maka dia akan pergi meninggalkan begitu saja.Untungnya Sean sudah mengantongi bukti bahwa selama ini Rega hanya memanfaatkan Satria,uangnya yang lebih penting.
Satria mendengarkan pesan dari Sean dikamar mandi.
"Sean,aku tidak bisa meninggalkan Raisa saat ini dia butuh aku."kata Satria
"Dia yang butuh apa kamu yang butuh?"tanya Sean bercanda
"Semalam gara-gara aku kerjain dia berkali-kali paginya gak bisa bangun,terus aku harus puasa seminggu kedepan."kata Satria
"Gila kamu!jangan samakan Raisa sama yang lain Bos."kata Sean menasehati
"Iya,aku nyesel kali ini."kata Satria
"Bagus!jadi kamu bisa intropeksi diri jangan nafsu terus dibesar-besari."kata Sean
"Iya,Iya aku ngerti."kata Satria menutup panggilannya.
Satria membersihkan diri dengan mandi,setelah selasai akan menemani Raisa makan dan bekerja dari rumah.
Raisa masih menunggu meski makanan sudah terhidang didepannya,dia berusaha untuk bangun namun Satria melarangnya.
"Sayang,sudah disini saja badanmu masih lemah."kata Satria
"Aku mau cuci tangan."kata Raisa
"Sudah biar aku ambilkan."kata Satria
Raisa kembali ketempat semula,Satria mengambil air dengan menggunakan cawan dan memberikan kepada Raisa.
Raisa mencuci kedua tangannya dan membasuhnya kemuka karena lengket.
"Ayo kita makan."ajak Raisa
"Bagaimana rasanya?"tanya Satria
"Ehm ini enak banget,Bos coba ini."kata Raisa menyuapi Satria
"He hem,kamu suka?"tanya Satria
"He hem,tentu saja."jawab Raisa
Satria puas melihat istrinya kembali tersenyum,Raisa sangat menikmati makan sarapan atau makan siang entahlah yang pasti dia sangat menyukainya.
Satria keluar membawa nampan dan meletakkan dimeja,dia berjalan menuju ruang kerjanya mengambil laptop dan beberapa berkas dan kembali kedalam kamarnya.
Melihat istrinya kembali tidur dia hanya tersenyum,dan mulai berkerja.Beberapa email dari Sean dan video kiriman dari aplikasi diponsel dibukanya.
"Jadi seperti ini ulahmu dibelakangku,setelah semua kukasih kamu yang pertama kali menghianatiku bukan aku yang menghianatimu."lirihnya
****
Isna berkali -kali menghubungi Ramadhan namun panggilannya selalu dialihkan,karena kesal Ramadhan tidak menerima panggilannya membuatnya berfikir bagaimana cara menikah secepatnya dengan Ramadhan
Isna mengambil tas dan kunci motornya,dia pergi begitu saja disaat jam masih mengajar dan meninggalkan anak-anak didiknya.
Dia melajukan motornya menuju rumah Ramadhan.Dirumahnya sangat sepi karena Ramadhan terus mengurung diri setelah tidak jadi menikah dengan Raisa.
"Ramadhan buka pintu,ini Isna."kata Isna berteriak
"Bisa gak gak pakai teriak?"tanya Ramadhan membuka pintu
"Siapa suruh mengurung diri."kata Isna masuk kedalam kamar Ramadhan
"Ngapain kamu kesini?"tanya Ramadhan
"Mau minta kamu melamarku."jawab Isna
"Aku gak mau."kata Ramadhan
"Jangan gitu,setelah kita menikah aku mau tinggal disini."kata isna
"Benarkah?"tanya Ramadhan
Ramadhan mempersiapkan dirinya untuk melamar Isna,hanya perlu bicara dengan Abah setelah itu pulang jadi tidak perlu melibatkan orang tuannya.
Saat Datang kerumah Abah,Ramadhan dengan sikapnya sangat percaya diri akan diterima secara langsung tanpa kedatangan kedua orang tuanya.
"Mana Bapak dan Ibumu?"tanya Abah
"Mereka pergi kerja Bah."jawab Ramadhan
"Malam ini kamu harus menikah dengan Isna,bagaimanapun caranya."kata Abah
Ramadhan terkejut mendengar kata-kata Abah,dia berfikir hanya melamarnya namun ternyata malah sebaliknya langsung menikah.
"Bah,apa gak kecepatan?"tanya Ramadhan
"Justru ini sudah terlalu lama,bukankah kalian berdua sudah menjalin hubungan sejak lama?"tanya Abah
Ramadhan hanya menunduk,niat awal ingin bermain-main dengan Raisa,dia fikir Raisa akan terus mengejarnya karena Isna bilang bahwa Raisa cinta mati kepadanya malah berakhir dengan karma.
Bagi Ramadhan Isna sangat egois dan selalu ingin menang sendiri.
****
Raisa terbangun dari tidur siangnya,badan sudah mulai ringan dan pelan -pelan bisa bangun.Berdiri perlahan dan berjalan kearah kamar mandi,karena sudah bisa berjalan dia harus segera mandi dan melaksanakan sholat.Mengikuti saran dari Bi Asih agar berendam dengan menggunakan air hangat,ditambah lilin aroma terapi yang menebar aroma jasmine.
"Huff,nyaman sekali."lirihnya
Satria melihat istrinya sudah kembali bisa berjalan sangat senang,setidaknya dia sudah bisa kembali fokus bekerja dirumah.
Namun sifat normalnya kembali muncul melihat istrinya sedang berendam tanpa sehelai baju.Dia ingat pesan Bi Asih untuk tidak melakukan aktivitas malam selama seminggu.
"Aahhhhrr,bisa gila aku."lirihnya
Raisa membuka kedua matanya mendengar suara dan melihat Satria sudah berada diluar bathtub,dia tersenyum kearahnya.Senyumannya membuat Raisa dag dig dug tidak karuan,jantungnya serasa mau lepas dari tempatnya.
"Bagaimana kondisimu?"tanya Satria
"Lebih baik."jawab Raisa meraih handuk disebelahnya
"Apa aku mengganggumu?"tanya Satria lagi
"Tidak,aku sudah cukup lama berendam."jawab Raisa
Raisa keluar dari bathtub setelah membuang air,mengeringkan rambut dan menyisirnya.Rasanya mulai kesal karena Satria masih menunggunya
"Bos bisa gak keluar dulu,ingat kamu sedang puasa selama seminggu."kata Raisa
"Aku ingat,tapi aku bisa gila menahannya."kata Satria terus memandang tajam kearah Raisa
"Keluar dulu sekarang,nanti kita pikirkan lagi."kata Raisa mendorong suaminya keluar dari kamar mandi.
"Iya aku keluar,ingat kamu juga tidak boleh mengurung diri lagi dikamar mandi."kata Satria
Raisa hanya ingin memakai bajunya kembali dan mengambil air wudhu,dan melaksanakan sholat.Selesai melaksanakan sholat Raisa membuka applikasi belanja online dan mencari sebuah buku yang mudah dipahami oleh pemula.
"Bos,alamat rumah ini namanya apa ya?"tanya Raisa
"Jl.Cemara 1 no 7."jawab Satria masih fokus dengan kerjaannya.
Raisa mengetik alamat rumah lengkap dengan no.ponselnya,dia membeli beberapa buku paduan dan perlengkapan alat sholat buat suaminya.
Selesai belanja online Raisa melihat kesibukan suaminya,mencoba menawarkan bantuan.
"Butuh bantuan?"tanya Raisa
"Tidak perlu,kamu cukup menemaniku."kata Satria
"Kamu yakin?"tanya Raisa lagi
"Baiklah,tinggal sedikit lagi."kata Satria beranjak pergi kekamar mandi
Raisa mencoba membaca kembali,mengulang dari awal dan menemukan ketidak cocokan data yang masuk.
"Bos kamu yakin dibagian sini?"tanya Raisa saat Satria keluar dari kamar mandi
"Apa ada yang salah?"tanya Satria
"Coba periksa lagi."kata Raisa
Satria memakai kacamatanya kembali dan memeriksa data yang masuk,pantas saja dari tadi tidak bisa langsung ketemu,ternyata ada satu kesalahan.
"Makasih sayang."kata Satria mencubit hidung istrinya
"Au sakit."kata Raisa mengelus-elus hidungnya
Ponsel Raisa berbunyi dalam layar tertulis nama Abah,langsung Raisa berdiri keluar dan bersandar didinding balkon.
Abah meminta Raisa dan Satria datang kerumah karena malam ini Isna dan Ramadhan akan menikah.
Lama Raisa berada diluar membuat suaminya penasaran,apa yang dibicarakan berdua dengan Abah.
Satria menyusul keluar,ternyata ponselnya sudah tergeletak dan Raisa berdiri memandang kedepan.
"Jangan ngelamun."kata Satria
"Ah,tidak."kata Raisa
"Apa ada masalah dirumah?"tanya Satria
"Abah meminta kita datang kerumah karena Isna dan Ramadhan akan menikah malam ini."jawab Raisa
"Lalu?apa kamu keberatan?"tanya Satria