Luna gadis cantik dan manis, anak dari seorang pria penjaga hewan kesayangannya namun mampu membuat pria yang usianya hampir kepala 4 jatuh cinta terhadap aluna atmaja gadis 22tahun, bagaimanakah perjalanan cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Olla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Isi paperbag
Janga lupa like, komen and gift🤗🤗
Alex keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggangnya tak lupa sebelah tangannya memegang handuk kecil untuk mengusap rambutnya yang basah, padahal cuaca sedang sangat dingin diluar sana tapi bagi alex, dirinya merasa gerah pagi ini mungkin karena kejadian beberapa saat yang lalu membuat alex mengharuskan keramas sepagi ini.
Dug.
Dug.
Dug.
Alex menghentikan langkahnya saat mendengar suara aneh dari dalam kamarnya, dan pandangannya menatap lurus dirinya terpaku sesaat melihat seorang gadis sedang membentur-benturkan kepalanya didaun pintu yang keras itu dan dirinya melangkah dengan lebar agar cepat sampai disana.
Ckkk
Luna menghentikan aktifitasnya saat merasa ada perbedaan ketika kepalanya dibenturkan lagi hingga akhirnya dia sedikit menjauhkan wajahnya dari daun pintu dan pandangannya tertuju pada sehuah telapak tangan yang ada disana lalu dirinya mendongak keatas matanya mengerjap lucu saat melihat wajah seseorang diatasnya dengan tatapan menusuk.
"Hehehehe...tuan bos." cengirnya sambil memperlihatnya giginya kepada pria tersebut dengan nafas tercekat seolah-olah riwayatnya akan segera tiba.
"Apa kau kurang kerjaan sampai berbuat seperti ini, lihat keningmu memar." ucapnya rendah sambil memperhatikan sekilas kening luna yang sudah memerah, alex lantas berdiri dengan tegak sambil tatapan matanya tetap tertuju pada gadis yang masih bersimpuh didepan pintu kamarnya.
Glek
Tangan luna terangkat dan memegang keningnya yang terasa nyeri.
Ssttt
Luna mendesis namun tetap tersenyum canggung kearah alex yang masih berdiri dibelakang tubuhnya dengan berte lanjang dada.
Glek.
Pandangan luna menunduk, wajahnya bersemu merah lantas dengan pelan dia berdiri hingga mereka saling berhadapan namun luna tetap tidak berani melihat bos ayah nya itu apalagi badan alex yang tinggi sekali membuatnya capek melihat keatas terus.
"Emmm...tuan bos, bisa kah buka pintu ini?" tanyanya dengan pelan sambil tangannya menunjuk kebelakang dimana posisinya saat ini sedang membelakangi pintu, dirinya ingin sekali cepat keluar dari dalam kamar ini apalagi tubuhnya yang hanya memakai bathrobe membuatnya tak nyaman sekali.
Alex tetap menatap tubuh mungil luna namun tangannya terulur untuk menekan pintu menggunakan sidik jarinya.
Klik.
"Hehehehe...terima kasih tuan bos, selamat pagi semoga hari ini menyenangkan." ucapnya dengan riang walau masih ada kegugupan bahkan dirinya beberapa kali membungkukkan badannya, hingga luna segera membalikkan tubuhnya untuk meraih gagang pintu dan keluar dari sana sebab dirinya sungguh-sunguh tidak sanggup jika harus berada lebih lama dikamar yang menurutnya seram namun baru satu langkah tubuhnya terhenti.
Eh.
Luna menoleh dan nafasnya seolah tercekat saat melihat tangan kekar alex memegang kerah leher bathrobe yang digunakannya itu.
"Siapa yang menyuruhmu untuk keluar?"
Glek.
"Astaga bukankah dia sendiri yang tadinya bukain pintu, isss pengen digetok kali nih kepalanya." gerutunya dalam hati dan tak mungkin dirinya berucap secara langsung bisa jadi nanti dia pulang tinggal namanya saja.
"Kau mengumpatku."
Glek.
glek.
"apa selain orangnya kejam dia juga seorang cenayang?" tanyanya dalam hati.
Luna menelan salivanya dengan susah payah apalagi kini tubuhnya meremang karena alex berbicara tepat di antara batang lehernya membuat dirinya bisa merasakan hembusan nafas hangat menerpa kulit leher.
"Hehehe...ma...mana berani tuan bos." luna tertawa canggung bahkan kini kedua tangannya terasa dingin sedingin jika dirinya berada ditengah-tengah salju.
"Bersihkan tubuhmu, nanti billy akan datang mengantar pakaianmu dan jangan mencoba kabur sebab dirimu belum menerima hukuman atas perbuatanmu semalam." ucapnya tegas dan dingin lalu alex segera membalikkan tubuhnya untuk segera memakai baju meninggalkan luna yang sedang mematung sendiri disana.
Deg.
Deg.
Deg.
Luna segera berpegangan pada daun pintu saat kakinya terasa lemas seperti jelly, dan apa katanya tadi hukuman, perbuatan semalam.
"mam pus kamu luna, sepertinya nanti yang pulang kerumah cuma namamu aja." rengeknya dalam hati dirinya ingin sekali menangis dan segera menghilang dari sini sebab kini dia sudah bisa menduga perbuatan apa yang semalam telah dilakukannya apalagi dia mencium aroma kurang sedap dari badrobe yang digunakannya itu.
Hah.
Dengan langkah gontai dirinya melangkah menuju kamar mandi sebab tak ingin alex kembali menghukumnya jika dia tidak segera menuruti apa yang alex ucapkan tadi.
Brak.
luna menutup pelan pintu kamar mandi tak lupa dia mengunci pintu itu dari dalam, pandangannya mengitari area kamar mandi yang mewah namun nuansa gelap tetap menjadi warna yang diinginkan si
pemilik kamar.
Lalu dirinya segera menuju shower dengan tubuh naked setelah melepas kain yang tadi digunakannya dan langsung membersihkan diri hingga tak ada lagi aroma tidak sedap.
Tok.
Tok.
Tok.
Alex keluar dari walk in closed dirinya segera menuju pintu dan membukanya.
Klik.
Billy menundukkan sedikit kepalanya.
"Selamat pagi bos, ini pesanan anda." billy segera menyerahkan paperbag tersebut kearah alex yang saat ini sudah rapi dengan pakaian kasual sebab beberapa hari kedepan dirinya akan bekerja dari rumah sampai cuaca sudah kembali membaik.
Pagi-pagi sekali billy dikejutkan oleh salah satu pengawal bahwa ada karyawan sebuah butik ternama mengantarkan sesuatu untuk bos mereka dan ternyata setelah diperiksa rupanya didalam paperbag terdapat pakaian wanita, billy sempat bertanya-tanya dalam hati namun tak urung dirinya melaksanakan saja apa perintah bos apalagi setelah dirinya menerima notif dari bos nya itu.
Alex menganggukkan kepalanya dan segera menutup pintu kamar miliknya setelah billy meninggalkan kamarnya.
Alex membawa paperbag tersebut keatas ranjang lalu dirinya melangkah menuju sofa yang semalam dia gunakan untuk tidur sambil membawa ponsel miliknya dan selama dirinya hidup ini pertama kalinya ada seseorang yang bisa membuat seorang alexander smith tidur ditempat yang kurang nyaman.
Ceklek.
Atensi alex teralihkan saat mendengar suara pintu terbuka dan tak lama luna menyembulkan kepalanya.
"Emm tu..tuan bos." luna sudah selesai mandi namun saat ini dirinya hanya menggunakan handuk berwarna putih yang hanya ada didalam penyimpanan dikamar mandi lalu dirinya melilitkan handuk tersebut sebab tak ada lainnya.
Alex tak menjawab namun dirinya segera beranjak menuju tempat tidur untuk mengambil paperbag yang dibawa oleh billy dan dirinya membawa paperbag tersebut lalu berjalan menuju kearah luna yang hanya memperlihatkan wajahnya saja.
"Te...terima kasih tuan bos." luna segera menyambar paperbag yang diulurkan oleh alex itu dan menutup pintu kamar mandi.
Brak.
Alex menyugar rambut miliknya yang agak panjang itu bahkan dia sering mengikat rambut miliknya jika sedang bepergian, kemudian dirinya kembali ketempat semula untuk mengecek laporan yang baru masuk tadi pagi.
Sedangkan luna kini terpaku saat dirinya sedang mengeluarkan isi didalam paperbag tersebut, ada sebuah gaun putih dengan motif bunga-bunga yang sangat menawan dan seketika wajah luna memerah saat menatap kedua benda yang teramat privasi bagi seorang perempuan apalagi kalau buka penyanggah kedua gunung kembar dan segitiga bermuda yang berwarna sama.
blush.
Wajah luna memerah saat dirinya mengangkat sebuah dalaman berwarna merah menyala yang menutupi kedua gunung kembar miliknya itu.
Glek.
"astaga, bahkan kekasih saja aku belum punya, bagaimana mungkin tuan bos bisa tahu ukuran milikku."
"aaiiihhh.."
luna mengacak-acak rambutnya, dirinya semakin malu jika nanti harus bertatap muka dengan alex.
Sabar ya luna🤣🤣🤣
Selamat sore para readers, happy reading🤗🤗