NovelToon NovelToon
Perjalanan Hidup Pahlawan Kota

Perjalanan Hidup Pahlawan Kota

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Light Novel
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

karya ini murni imajinasi author jika ada kesamaan nama itu hal yang tidak di sengaja

Galang Bhaskara adalah anak yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri waktu masih bayi. Setelah Galang tepat berumur tujuh belas tahun, Galang bermimpi bertemu kakek tua bungkuk yang mengaku sebagai leluhurnya.

Bagaimana perjalanan Galang untuk menjadi pahlawan kota? Dan, akankah Galang menemukan keluarga kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

cakaran di dinding

Sementara Galang dan Alex sudah sampai di rumah, Galang langsung masuk kamar dan tidur. Alex juga tidak lagi bertanya nama leluhur Galang karena menurutnya itu tidak penting. Padahal, jika Alex mengetahui namanya, dia akan sangat terkejut karena namanya sama dengan leluhur keluarga tuanya, yaitu keluarga Cengkarwangsa.

Alex bisa tahu nama leluhur keluarga Cengkarwangsa karena Tuan Patra selalu membicarakan tentang leluhurnya yang sangat sakti mandraguna. Tetapi, Alex tidak pernah melihat wujud atau foto dari leluhur keluarga Cengkarwangsa.

Pagi pun datang. Galang, Bu Sari, Alex, dan Tanty sedang sarapan di meja makan.

"Kamu masih sekolah berapa hari lagi, Lang?" tanya Bu Sari.

"Tiga hari lagi, Bu," jawab Galang.

"Oh, yah, ngomong-ngomong, rumah Nak Alex sama Tanty di mana?"

"Rumah kami ada di Perumahan Bukit Permai," jawab Tanty.

"Hah? Perumahan itu kan perumahan orang-orang kaya?" ucap Bu Sari dengan ekspresi kaget.

"Biasa aja, Bu," ucap Alex.

"Kapan-kapan, Ibu ke rumah kalian, yah, gantian. Ibu juga pengin lihat ibunya Tanty," ucap Bu Sari.

"Wah, pintu rumah Tanty bakalan selalu terbuka lebar kalau Ibu sama Galang mau datang," ucap Tanty dengan semangat, tetapi jauh di lubuk hatinya dia merasa sakit setelah mengingat trauma karena ibunya.

Alex milirik ke arah anaknya, dia bisa merasakan sakit hati yang sama.

"Ayah bakalan lindungi kamu, Nak, apapun yang terjadi, termasuk dari ibumu," ucap Alex dalam hati dengan ekspresi sedih.

Galang hanya heran melihat wajah Alex yang biasanya dingin, tetapi tiba-tiba berubah sedih.

Tok-tok-tok, terdengar pintu diketok. Galang membuka pintunya.

"Eh, tur pagi amat, lu dateng?" ucap Galang.

"Iya, gue udah ga sabar pengin bisa naik motor," ucap Fatur dengan semangat.

"Eh, lu udah makan belum?" tanya Galang.

"Udah, tadi. Yah, udah, yok masuk dulu."

"Wah, ada Fatur udah siap buat belajar motor," tanya Alex yang tiba-tiba datang dan di belakangnya ada Tanty.

"Udah, Om," jawab Fatur.

"Yah, udah tunggu apa lagi?" ucap Alex.

Galang dan Fatur pun belajar naik motor; mereka berdua memperhatikan dan mendengarkan penjelasan Alex.

"Semangat, Lang!" teriak Tanty begitu melihat Galang mengendarkan motor sportnya.

Berbeda dengan Galang yang bisa diajari dengan gampang, justru Fatur agak kesulitan mengendarai motor sportnya, membuat Alex mengajarinya dengan ekstra sampai akhirnya Fatur bisa.

"Wah, gila, enak bener naik motor, Lang!" teriak Fatur sambil mengendarai motor.

"Sipp, tur!" ucap Galang.

Alex yang biasanya dingin kali ini tersenyum lebar melihat tingkah Fatur.

"Wah, Tanty ga sabar buat bisa naik motor, yah?" ucap Tanty.

"Tenang aja, Ayah bakalan ngajarin kamu naik motor sampai kamu bisa," ucap Alex.

"Om, benar-benar terima kasih sama kamu, Lang. Berkat kamu, Tanty jadi lupa sama trauma masa kecilnya," gumam Alex dalam hati.

Brum... brum... brum! Suara motor Galang dan Fatur terdengar.

"Lang, bonceng dong!" pinta Tanty.

"Waduh, aku baru belajar, takut jatuh," jawab Galang.

"Gapapa, Lang, boncengin aja, kamu udah bisa ko," kata Alex.

"Ya udah, ayo naik! Lang, keliling desa yuk. Ajak Fatur, ayo!" seru Galang.

Mendengar ucapan Galang, Fatur langsung menggas motornya memimpin di depan. Sedangkan Galang, saat akan menggas motornya, Tanty melingkarkan tangannya ke pinggang Galang, membuatnya salting.

"Jangan pegangan gitu, di lihatin ayah kamu," kata Galang.

"Ga peduli," jawab Tanty.

"Bodo amat lah!" Galang langsung menggas motornya, membuat Tanty memegang pinggang Galang tambah erat.

Sementara Alex, bukannya marah melihat anaknya seperti itu, justru malah tersenyum tipis. Alex hanya membiarkannya karena tahu Tanty menyukai Galang, tetapi dia akan bertindak jika hubungan mereka sudah di luar batas.

"Ouhhhhhhh!" teriak Tanty. "Seru banget naik motor, Lang!"

Karena baru kali ini dia naik motor, Tanty selalu naik mobil diantar oleh Junaedi. Galang hanya tersenyum.

"Bukanya itu Galang? Sama siapa itu, cakep bener!" ucap Yoga, teman SMP Galang.

"Gila! Tadi Fatur, sekarang Galang bawa cewek lagi. Mana motornya bagus bagus banget?" ucap Rina, pacar Yoga, sambil menyindir Yoga.

"Halah, paling juga motor minjem doang," kata Yoga.

Galang dan Tanty berkeliling desa berdua, tidak melihat Fatur. Para warga desa memandang Galang dengan ekspresi iri karena melihat motor Galang.

"Baru punya motor aja udah berani peluk-pelukan gitu," kata Ibu Yuni, tetangga Galang.

"Emang serius itu motor Galang? Tanya bu jihan pemilik warung makan 

Iya dia di kasih sama bapaknya cewe yang tadi di bonceng sama galang 

Galang dan Tanty tidak mendengar obrolan mereka karena sudah jauh. Tanty merekam dirinya dan Galang boncengan motor berdua menggunakan handphonenya, dan langsung dibuat status WA.

Akhirnya, mereka kembali ke rumah Bu Sari.

"Wah, boncengan ama cewek, pantes aja! Lama bener lu nyampenya," ucap Fatur saat Galang baru sampai.

"Lu aja yang kecepetan bawa motornya, elak!" jawab Galang.

Alex yang baru keluar dari rumah langsung menyerahkan dua handphone berlogo apel yang sudah digigit.

"Makasih, Om," ucap Galang dan Fatur serempak, karena tidak enak menolak.

Sementara itu, Bu Yuni yang melihatnya tidak senang. "Beruntung banget sih Sari bisa kenal sama orang kaya gitu," gumamnya.

Mereka berempat duduk di teras. Tanty mengajar Galang dan Fatur cara menggunakan handphone.

"Gampang, cuma main hp saja," ucap Tanty.

"Gampang-gampang susah, yah, Lang?" ucap Fatur.

Tanty mengajari mereka berdua cara menelpon dan membalas chat WA.

"Oh, yah, Lang, besok aku sama Ayah mau pulang," ucap Tanty.

"Wah, jadi sepi dong," ucap Galang.

"Nanti aku sama Ayah sering-sering kesini, deh, kalau Ayah tidak sibuk," jawab Tanty.

Malam pun tiba. Saat ini, Galang, Bu Sari, dan Tanty sedang makan malam.

"Besok, saya sama Tanty pulang," ucap Alex.

"Iya, ga papa, Nak. Alex, tadi Ibu sudah tahu dari Galang," jawab Bu Sari.

"Nanti, Ayah sama Tanty bakal sering-sering ke sini, ko, Bu," tambah tanty

"Kamu tahu, ga, Lang?" ucap Tanty.

"Tau apa?" tanya Galang.

"Kita nanti sekelas, loh! Liat aja di grup WA," jawab Tanty.

"Bagus dong, kalau kalian sekelas. Biar ada yang jagain kamu," ucap Alex.

Mereka berempat pun selesai makan. Saat ini, Galang sedang duduk di kursi meja makan. Karena gabut, dia membuka handphone dan mengecek aplikasi hijau. Benar saja, dia sekelas dengan Tanty, tapi juga sekelas dengan Aditya, Aldi, dan Ucup.

Galang tersenyum tipis. "Aditya, liat aja, apa lu bisa mukuli gw yang sekarang?" ucap Galang dalam hati.

Galang mengotak-atik aplikasi hijau tersebut dan menekan status. Dia melihat status dari Tanty. "Ternyata seruyah naik motor, apa lagi sama cowok," caption status Tanty.

Galang tersenyum melihat status Tanty. Sementara itu, Tanty melihat Galang yang senyum-senyum sendiri, membuatnya penasaran.

"Pantes aja senyum-senyum sendiri, ternyata liat status aku," gumam Tanty dalam hati sambil tersenyum.

Di dalam hutan Demit, ada makhluk hitam kurus yang sedang berlutut kepada tuannya.

"Lapor, Tuan, hamba mendengar bahwa penguasa Bangsa Banaspati besok akan pergi," ucap makhluk itu.

"Hahahahaha! Bagus, akhirnya dia pulang," ucap Tuan.

"Setelah penguasa Bangsa Banaspati itu pergi, segera lakukan rencana yang sudah kita susun," perintah Tuan.

"Baik, Tuan," jawab para pasukan makhluk itu.

Pagi pun tiba. Saat ini, Alex dan Tanty sudah bersiap untuk pulang. Sementara Galang mengantarnya, dan Bu Sari pergi ke warung, tapi belum kembali.

"Aku sama Ayah pamit, yah, Lang," ucap Tanty dalam mobil.

Galang hanya membalasnya dengan senyuman. Setelah mobil Alex sudah tidak terlihat, Galang langsung menyusul Bu Sari ke warung.

"Pak, apa tadi Ibu saya ke sini?" tanya Galang.

"Iya, tadi ke sini, tapi sudah lama pulang, Lang," jawab penjaga warung.

Galang langsung kembali ke rumahnya, berharap ibunya sudah pulang. Tetapi tidak ada ibunya di ruang tamu.

"Duh, Ibu kemana sih?" ucap Galang dalam hati.

Tiba-tiba, mata Galang melihat pintu kamar ibunya yang terbuka lebar dan ada bekas cakaran di dinding

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!