Ammar dijodohkan dengan Safa yang merupakan anak dari adik angkat ibunya. perjodohan terjadi atas permintaan Ibunda Safa saat menjelang akhir hayatnya karena ingin anaknya memiliki pendamping setelah dirinya tiada
Sedangkan Sang Adik Ubay mengalami insiden tidak mengenakan, dia tidak ingin bertanggungjawab karena dia tak pernah merasa berbuat hal itu tapi karena permintaan sang ibu untuk menikahi gadis itu Maka dia menikahinya.
Begitupun dengan kedua adik lelaki kembar mereka yang menemukan jodohnya dengan cara tak terduga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Yang sebenarnya terjadi
Fahira tidak menyangka jika perbuatannya itu membuat Ubay kini membencinya. Dia bersyukur karena ibu mertuanya serta keluarga besar suaminya menerimanya dengan baik. Walau tidak sepenuhnya, mungkin karena mereka mengingat jika dirinya adalah orang yang mempermalukan keluarga besar mereka.
Fahira teringat bagaimana dirinya bertemu dengan Ubay saat mereka bertabrakan di koridor kantor tempatnya bekerja. Dia bahkan tidak tahu siapa orang yang dia tabrak.
"Maafkan saya pak, saya tidak sengaja". Ucapnya sambil membersihkan pakaian Ubay.
Ubay yang tidak nyaman, menepis halus tangan itu untuk tidak menyentuhnya.
Melihat sikap yang diperlihatkan Ubay, Fahira mematung, dia merasa jadi perempuan menjijikkan karena ditolak oleh lelaki seperti ini.
Melihat Ekspresi Fahira, Ubay berkata. " Maaf yah bukan aku jijik atau hal lainnya, jangan punya perasaan tidak baik terhadap itu. Aku hanya tidak pernah bersentuhan dengan lawan jenis, apalagi sampai seperti ini. Kita bukan Mahrom yang bisa bersentuhan seenaknya". Ucapnya dengan endu tanpa melihat intens wanita dihadapannya.
Sebagai orang yang paham dengan agama, dia selalu menjaga dirinya untuk kontak fisik dengan perempuan yang bukan mahromnya begitupun dengan pandangannya yang ia juga jaga.
Mendengar ucapan yang dilontarkan Ubay, Fahira tersenyum senang, wajahnya yang murung tiba-tiba cerah.
"Maaf yah, aku kira kamu jijik kepada wanita miskin seperti ku". Ucap Fahira menunduk.
" Tidak kok, saya bukan orang seperti itu. Sudahlah, kamu masuk saja karena saya akan keluar". Ubay kemudian melangkahkan kakinya menjadi gadis itu.
"Tunggu sebentar, bisakah kamu memberitahuku siapa namamu?? Tanyanya setengah berteriak.
Ubay berbalik kepada Fahira, karena dirinya tidak suka diteriaki seperti itu. " Namaku Ubaidillah Faqih Ahmad, dipanggil Ubay" Ucap Ubay kemudian berbalik melanjutkan langkahnya.
Fahira hanya tersenyum melihat kepergian lelaki muda dan tampan itu. Dia kini tahu jika dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada lelaki baik hati itu.
Matanya menetes mengingat baiknya perlakuan Ubay kepadanya waktu itu padahal dia adalah pemilik perusahaan.
"Maafkan aku jika aku jahat kepadamu, aku hanya ingin memiliki kamu dan juga menyelamatkan diriku. Aku tidak mau menikah lelaki tua bangka itu". Ucapnya menangis tersedu-sedu.
Dia menyadari jika sikap Ubay seperti itu karena keegoisannya dan tingkahnya yang mempermalukan keluarga besar orang yang cukup terpandang di sulawesi ini.
Percakapan kedua orangtuanya pada tua bangka itu, menyebabkannya hilang kendali dan merencanakan hal gila ini. Dia teringat bagaimana dengan teganya orangtuanya menjualnya padahal selama ini dia sudah berkorban segalanya untuk menyenangkan mereka.
"Kalian harus menikahkan aku dengan Fahira, dia wanita yang sangat cantik. Aku akan memberikan kalian uang banyak jika memberikannya padaku". Ucap Jarot lelaki tua berperut buncit yang merupakan seorang rentenir.
Dia sudah memiliki 4 istri dan ingin menambah koleksi agar banyak karena sebagian istrinya sudah berumur, dia senang dengan daur muda apalagi yang masih perawan.
" Tentu saja pak, jika masalah uang kami akan memberikan nya tanpa protes ". Ucap kedua orangtua Fahira dengan penuh semangat.
Mereka sangat menginginkan uang yang banyak apalagi jika mereka bisa menikahkan Fahira dengan lelaki ini. Mereka pasti akan mendapat kan keuntungan kedepannya.
" Tentu, aku akan memberikan kalian ratusan juta untuk anak kalian". Sombong pak Jarot memandang angkuh kedua orangtua mata duitan dihadapan mereka.
Fahira hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mendengar hal itu. Dia harus lepas dari keluarganya bagaimanapun caranya, dia sudah lelah dimanfaatkan oleh mereka.
Saat mengetahui adanya pesta di kantornya, dia merencanakan akan menjebak Ubay setelah dia mencari tahu keluarga besar Ubay. Dia datang dengan sebagai office girl untuk membuat minuman kepada tamu dan akhirnya kesempatan berpihak kepadanya saat Ubay meminta dibuatkan minuman karena tidak meminum alkohol.
Fahira tengah membuat minuman untuk Ubay karena akan menjalankan rencananya. Dibantu dengan orang-orang yang dia bayar dengan gaji terakhirnya. Dia akan melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan Ubay.
Dia memasukkan obat tidur ke minuman Ubay kemudian memberikan minuman itu karena Ubay agar segera meminumnya.
"Ini minumannya pak". Ucap Fahira memberikannya kepada Ubay yang tengah duduk berbincang bersama teman-temannya.
" Terima kasih". Ucapnya dengan sopan tanpa melihat orang yang memberikan nya minuman.
Ubaidillah meminum minuman itu tanpa rasa curiga sedikitpun. Fahira yang melihat itu tersenyum sendu. Dia memang mencintai Ubay, tapi dia juga sangat membutuhkan uang untuk keluarganya agar dia tidak menikah dengan lelaki tua bangka itu.
"Maafkan aku". Monolognya dalam hati.
Begitu melihat Ubay meminumnya, Fahira segera mengkode Teman-teman nya yang telah dia bayar dan mereka sudah paham. Teman-teman yang telah dibayar oleh Fahira segera membawa Ubay dengan cara berbincang-bincang dan membawanya menjauh dari kerumunan.
Mereka membawa Ubay ke kosnya dan membuka pakaian Ubay walau tidak sampai bertelanjang, hanya memakai celana pendek sedangkan Fahira ke membuka pakaiannya tapi masih memakai pakaian dalam dan tidur disebelah Ubay. Dia sengaja membuat dua orang itu memprovokasi warga sehingga datang menggerebek mereka.
Kejadian itu sangat heboh karena melibatkan anak pondok pesantren yang terkenal di sulawesi bahkan seluruh Indonesia.
"Apa yang kalian lakukan?? ". Teriak apatur warga yang berada didepan kamar yang ditempati Ubay dan Fahira".
Fahira yang mengetahui rencana berhasil pun, segera berakting panik sambil membangunkan Ubay yang terlelap.
" Kalian berbuat zina Astagfirullah ". Teriak salah seorang dari mereka lagi.
Mereka berbondong-bondong merekam kejadian itu dan menyebarkannya.
Ubay yang terbangun karena keributan yang terjadi pun kebingungan karena dia tidak tahu apapun.
" Ada apa ini, kenapa kalian ribut-ribut disini?? Tanyanya tanpa menyadari jika dia sedang bertelanjang dada.
"Kau berzina tapi berlagak sok tidak tahu apapun, kau gila!!". Hardik pak RW yang berada disana.
" Berzina?? Cicitnya kepalanya yang pusing langsung merespon perkataan orang tersebut.
Dia menoleh kesampingnya, matanya membola melihat perempuan yang dikenalnya berada di sampingnya dalam keadaan setengah telanjang dan ditutupi selimut.
"Astaghfirullah" teriaknya segera menjauh dari perempuan Yang ada di sebelahnya.
"Ayo kita arak mereka". Teriak pak RW dengan geram.
" Maaf pak, kami sepasang kekasih dan akan menikah, tolong jangan lakukan ini kepada kami". Ucap Fahira berbohong untuk meredam amarah warga.
"Baik hubungi keluarga kalian sekarang dan kami akan menikahkan kalian sekarang juga. Kami tunggu kalian diluar". Ucap Pak RW melihat kebingungan Ubay.
Setelah kerumunan warga keluar, Ubay segera mencari pakaiannya kemudian memakainya.
" Apa yang sebenarnya terjadi??, kenapa kita bisa berada disini dalam keadaan satu ranjang begini??". Tanya Ubay dengan suara pelan takut para warga mendengarnya.
"Bapak tadi pingsan setelah dari acara, saya juga tidak tahu kenapa?? Bohongnya agar tidak terllau bersalah.
" Terus kenapa kita bisa satu kamar begini, apa hubungannya?? ". Jengkelnya mengacak rambutnya kasar.
Saya membawa bapak kesini karena tidak tahu rumah bapak, saya juga tak punya ongkos hanya sekedar keliling untuk mencari tempat tinggal bapak". Ucap Fahira menunduk
" Astaghfirullah bagaimana ini??, keluarga ku akan sangat malu dengan kejadian ini". Ucap Ubay mengacak rambutnya.
Dia kemudian menelpon kedua sang kakak untuk membantunya dan tentu saja mereka langsung datang bahkan membawa ibu mereka juga.