Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lamaran Ubay
Saat mereka berada dirumah sakit, Umar mendapatkan telpon dari sang adik Ubay dan mendapatkan kabar yang membuatnya kesulitan bernafas.
"Ada apa kak, wajah kakak kok tegang begitu setelah menerima telpon?? Tanya Shifa yang penasaran.
"Aku akan mengantar mu ke rumah Ummi tapi jangan beritahukan dulu pada mereka, kita dapat masalah sekarang". Ucap Umar memandang istrinya meminta pengertian.
"Baiklah kak, aku akan kesana dan tidak akan memberitahukan apapun.
"ayo". Ajak Umar menggandeng istrinya dan mengantarkannya kerumah sang ibu kemudian menceritakan apa yang terjadi dan meminta ibunya memberi tahu bagaimana kehidupan dan layar belakang perempuan yang bersama adiknya saat digerebek warga.
" Ayo Dek kita pergi jemput Ubay disana". Ajak Umar kepada Ammar dan kedua adik kembarnya.
"Ummi ikut nak". Ucap Sang Ibu menatap ke empat anak lelakinya itu.
"Tapi Ummi, ini bahaya, jangan sampai mereka menghakimi Ummi dan sembarangan berbicara". Ucap Ammar dengan khawatir.
"Kalian jangan lupa kemampuan Ummi bukan??
"Baiklah, Ummi boleh ikut". Pasrah Mereka.
" Kalian disini dulu, jangan kemana-mana dan jaga adik-adik kalian". Ucap Shofiyah kepada kedua menantunya karena suaminya juga akan ikut.
"Iya Ummi kami akan menjaga kedua adik kami". Ucap Shifa menatap mereka dengan yakin.
"Ayo, Ubay membutuhkan kita". Ahmad bergegas membawa anak-anak nya untuk pergi mendampingi Ubay disana.
Sesampainua disana Shofiyah langsung berkata saat mereka hendak memukul anaknya.
"Kami akan menikahkannya pak, tapi gadis ini memang tidak mengetahui rumah kami, kami hanya bertemu dengan keluarganya, anak saya ini sedang sakit dan pingsan dijalan dan karena dia tidak tahu rumah kami makanya dia membawanya ke rumahnya dengan tidak sengaja". Ucap Shofiyah kepada warga saat bertemu dengan mereka.
"Tapi mereka sedang tak berbusana saat kami datang menggerebek mereka bu". protes mereka.
" Maaf bapak, ibu kami tadi kehujanan, bapak bisa lihat sendiri baju kak Ubay itu sedang basah dan saya mengganti pakaiannya tapi tak punya baju laki-laki, jadi membuka pakaiannya agar tidak terlalu demam sedangkan saya tadi ketiduran setelah membuka pakaian karena kak Ubay jatuh menimpa saya".
"Baiklah, kami harap kalian tidak berbohong karena kami tidak terima perilaku zina disini, kalian semua pasti tahu karena kalian orang-orang paham dengan agama".
" Iya pak, maafkan kami". Ucap mereka serempak.
Para kerumunan pun akhirnya keluar dari rumah kontrakan si gadis dan sekarang tinggallah dirinya bersama dengan Ubay beserta keluarganya.
"Siapa namamu dan dimana keluargamu tinggal nak?? Tanya Shofiyah dengan lembut kepada gadis yang tengah ketakutan dihadapan mereka itu.
" Nama saya Fahira bu", ucapnya menunduk takut dengan tubuh bergetar.
"Baiklah Fahira besok kami akan ke rumah mu untuk melamar mu kepada kedua orang tuamu, jadi beritahu mereka jika kami akan datang besok".
Fahira mengangkat kepalanya dan bertabrakan dengan tatapan ibunda dari Ubay itu. Dia bisa melihat ketulusan di mata itu untuknya.
"Baiklah, kalau begitu kami pulang dulu, ayo anak-anak". Ucap Shofiyah kepada anak-anak nya yang memandang sinis kearah Fahira.
Mereka pun pulang dan meninggalkan Fahira yang menangis.
Setelah sampai dirumah mereka pun berkumpul ke ruang keluarga untuk membahas hal ini.
"Kenapa ummi malah menikahkan mereka??, ummi tahu sendiri wanita itu menipu adik kita". Umar mengajukan protes nya kepada sang ibu.
" Benar ummi, perempuan itu sengaja melakukannya dan menjebak Ubay, kenapa ummi menikahkan mereka??". Ammar kini menyampaikan protesnya.
"Dia perempuan baik yang terjebak dengan keadaan makanya dia melakukannya". Ucap Shofiyah dengan tenang
" Perempuan baik apanya ummi??, dia perempuan jahat yang telah menipu ku, mana dia berbohong lagi". Sungut Ubay dengan kesal
Shofiyah tersenyum melihat semua anaknya yang melayangkan protes kepadanya.
"Kalian akan tahu jawabannya besok, kenapa ummi mau menikahkan Ubay dengannya, padahal gadis itu telah menipunya".
" Baiklah ummi, kami percaya apa yang ummi katakan". Ucap mereka serempak.
Keesokan harinya sesuai perkataan Shofiyah keluarga besar itu melamar Fahira ke rumahnya. Mereka jelas melihat rumah sederhana itu.
" Assalamualaikum ". Ucap Umar mengetuk pintu.
" Walaikum salam". Ucap orang dari dalam kemudian memandang mereka.
Orang yang membukakan pintu adalah ayah Fahira dan menatap mereka semua dari atas sampai bawah. Senyum sinis dan merendahkan ditunjukkannya kepada mereka.
"Mau apa kalian?? Tanya dengan ketus.
" Bisakah kami masuk dan berbincang dengan anda pak?? Tanya Umar dengan sopan walau emosinya mulai meledak.
"Ya silahkan saja". Ucapnya masuk kedalam tanpa mempersilahkan mereka masuk.
Mereka sekeluarga saling berpandangan melihat sikap tak menghargai dari orang dihadapan mereka tadi. Mereka pun masuk dan datanglah Fahira mempersilahkan mereka duduk dan menjamu mereka, sangat berbeda dengan kedua orangtuanya yang tampak tidak perduli.
"Silahkan duduk tante, maaf rumah kami sangat sederhana". Ucapnya dengan sopan.
" Tak usah merendah seperti itu, mereka saja orang biasa". Ucap Ayahnya dengan ketus.
"Ayah jangan bicara sembarangan, mereka adalah bosku ditempatku bekerja". Ucap Fahira dengan tidak hati memandang mereka dengan tatapan meminta maaf.
" Bos?? ". Ucap ayahnya tidak percaya.
" Sebelumnya pak, perkenalkan, kami keluarga Ahmad kemari untuk meminang putri anda, Fahira untuk adik kami Ubaidillah, apakah bapak berkenan?? Tanya Umar kepada mereka berdua.
"Memang mampu berapa kalian memberi mahar kepada anak saya??, karena saya akan menikahkan anak saya dengan tuan Jarot yang bisa memberikan saya mahar ratusan juta". Ucapnya dengan sombong.
" Memang berapa mahar yang akan diberikan oleh Pak Jarot untuk putri bapak jika boleh tahu". Ucap Ahmad dengan sopan
"100 juta, Banyak kan??, apa kalian mampu?? Ucapnya meremehkan orang-orang yang ada di hadapannya.
" Bapak bisa memberikan anak bapak kepada putra kami, karena kami akan memberikan lebih banyak dari yang anda katakan". Ucap Ahmad dengan tersenyum ramah.
"Memang berapa yang kalian sanggup?? Tatapannya yang tadi meremehkan langsung berbinar mendengar mereka akan memberikan uang lebih banyak.
Keluarga Ubay menggelengkan kepalanya melihat sikap ayah gadis itu. Kini mereka mulai memahami apa maksud ibunya meminang gadis ini berarti menolongnya ".
" Saya akan memberi Uang panaik sebesar 550 juta dengan perhiasan yang akan kami serahkan langsung pada Fahira saat Ijab Kabul dan sebuah mobil, apa itu cukup??
Mendengar ucapan mereka kedua orangtua Fahira langsung berbinar dan menyambut mereka dengan ramah sangat berbeda dengan awal mereka datang. Mereka tidak menyangka jika orang yang melamar anaknya itu adalah orang kaya.
"Tentu pak, itu sangat cukup, apakah uangnya akan diberikan kepada saya semua?? Tanya ayah Fahira dengan tidak sabaran.
" Kami akan memberikan setengah nya lebih dahulu dan sisanya saat pernikahan. Kami akan melangsungkan pernikahan di rumah karena kami memiliki banyak kolega".
"Tapi kami mau pestanya di gedung mewah, bagaimana?? Tanyanya dengan mendesak.
" Baiklah pak, tidak masalah ". Ucap Ahmad masih mempertahankan sikap ramahnya.
Mata orangtua Fahira tambah berbinar mendengar mereka akan melakukan di gedung pasti pernikahan itu akan mewah dan mereka juga akan bisa membanggakan diri.
"Baiklah kami setuju, kapan pernikahannya akan dilaksanakan?? ". Tanya dengan antusias.
" Minggu depan pak. Tapi kami punya perjanjian khusus dengan kalian setelah ini, bagaimana?? ". Tanya Shofiyah memandang keduanya dengan penuh maksud.
" Perjanjian apa?? Tanya mereka dengan tidak sabaran.
"Kami akan membawa Fahira tinggal bersama kami dan akan hidup dilingkungan keluarga kami, anda bisa sesekali berkunjung jika diizinkan oleh Fahira". Ucap Shofiyah dengan senyuman miring dibalik cadarnya.
" Baiklah, jadi kami tidak perlu repot mengurusi anak itu lagi". Ucap ayah Fahira dengan senang.
Fahira menundukkan kepalanya sejak tadi karena orangtuanya seakan mempermalukannya dengan tingkah mereka yang mata duitan itu.
Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!