Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Sampai di Kediaman Wisesa, Damian langsung menuju kamarnya.
"Den Damian makan malam sudah siap." ucap ART di Rumah tersebut.
"Iya bik, saya mau bebersih dulu." jawab Damian sambil menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.
Selesai mandi, dan memakai pakaian santainya, dia duduk di pinggir ranjang.
Dia diam sambil berfikir, dia memang mencintai Alisa, tapi dia tidak bodoh.
Damian bukan pria bucin yang bisa bodoh karena cinta, dia masih berfikir realistis dan sesuai logika.
Apa yang Alisa lakukan sudah kelewatan, akibatnya tindakannya dia telah menyakiti tubuh dan hati Celine.
Mungkin jika Celine sang sahabat mempunyai sifat jahat, entah apa yang akan Celine lakukan terhadap Damian.
Tapi Celine adalah gadis yang baik, Damian akui itu walaupun kadang sedikit bar-bar.
Dan karena ke bar-baran Celine dia bisa menjaga dirinya dengan baik, tapi sekarang justru Damian yang merusaknya semua yang sudah dijaga Celine, dan ini ulah kekasihnya sendiri, padahal Celine pun begitu baik kepada Alisa.
Damian membuka layar ponselnya, dilihat ada 25 panggilan suara tidak terjawab, 17 panggilan telpon dan entah berapa puluh pesan dari Alisa.
Memang hari ini ponselnya dalam mode silent, tanpa niat untuk membalas pesan kekasihnya yang mungkin saat ini sedang merajuk disana, Damian pun menghubungi nomor Alisa.
Tak perlu menunggu lama, di seberang sana panggilan suara itu langsung diangkat.
"Halo, Assalamualaikum sayang." sapa Alisa
"Waalaikumsalam Al." jawab Damian seperti ogah-ogahan.
"Kamu baik-baik aja Dam, kenapa cuekin aku hari ini, apa kamu masih sakit?" rentetan pertanyaan dari Alisa yang menurut Damian seperti suara bunyi nyamuk.
"Al, aku mau bicara penting sama kamu."
"Bicara apa Dam, jangan bikin aku penasaran deh."
"Minggu ini kamu ada rencana ke Surabaya Al?"
"Kamu mau ngomong atau kangen sama aku sayang, tumben banget, nanya aku kapan pulang ke Surabaya?"
Damian memutar bola matanya.
"Aku mau ngomong tapi lebih enak kalau ketemu langsung Al."
"Weekend ini aku belum bisa ke Surabaya, soalnya cuma Sabtu Minggu aja liburnya, mepet Dam."
"Kalau gitu aku yang ke Jakarta weekend ini."
"Haahhh."
Obrolan itupun berakhir.
Alisa merasa aneh karena tumben sekali kekasihnya itu mau ke Jakarta, padahal Perusahaan Damian sedang sibuk, banyak proyek yang harus diselesaikan.
Apa Damian ingin melamarku ya.....
Pikir Alisa, mungkin kekasihnya itu ingin melamarnya, sampai rela ke Jakarta.
Padahal rencananya kemarin untuk mengikat Damian tidak berhasil, tetapi sekarang Damian sendiri yang akan menghampirinya.
Alisa sangat mencintai Damian, tetapi sudah 2 tahun hubungan mereka, Damian belum juga membawanya ke arah hubungan yang lebih serius.
Ditambah Damian kadang lebih mementingkan sahabat kecilnya Celine, dan mereka LDR, tentu pikiran negatif sering menghantui Alisa.
Sementara itu di Surabaya, Damian duduk didepan laptopnya, dia akan mencicil pekerjaan agar weekend ini dia bisa ke Jakarta menemui Alisa.
*Gue harus selesaiin semua, Cel seandainya kalau gue udah membereskan semua, apa mungkin bisa elo kasih kesempatan gue, buat menebus semua kesalahan gue*.
Drrtt
Drrtt
Drrtt
Ponsel Damian bergetar menunjukan nama Jovan sang sahabat.
"Halo bro, kayaknya sibuk banget nih, calon Mr. CEO."
"Bisa aja lo Jo, tapi emang bener sih gue lagi ngerjain beberapa proyek." jawab Damian sambil terkekeh.
"Kita udah lama nih gak meet up bro, besok malam meet up yuk, sama Arsen dan Stella juga."
"Elo juga bisa ajak Celine kalau mau, kebetulan Abang Jovan kangen banget sama neng Celine, udah 2 minggu gak lihat." sambung Jovan lagi dengan nada bercanda.
Yaa Jovan memang menaruh hati pada Celine, tapi Jovan tidak mau kalau Celine merasa tidak nyaman dengan perasaannya, jadi Jovan hanya bisa memendamnya.
"Jangan macem-macem lho sama Celine, dia sibuk ngurusin S2 nya, kayaknya gak bisa ikut." ketus Damian.
"Wow, santai bro elo marah-marah kayak emak-emak lagi PMS, lagian sensi banget kalau abang Jovan bahas neng Celine, suaminya juga bukan loe."
"Yaudah besok ketemuan dimana, jam berapa elo kirim lewat pesan aja, bye."
Tuuttt Damian langsung menutup ponselnya.
Sementara Jovan terlihat kesal "Tidak sopan ini sahabat lucknut." gerutu Jovan.
Ting !!
Sebuah pesan dari Jovan pun masuk ke ponsel Damian, memberitahukan tentang lokasi dan waktu untuk besok.
"OK" hanya itu balasan yang Damian kirim.
