Embun adalah gadis yang baik dan juga penurut, saking penurutnya embun harus rela menjadi penebus hutang.
Embun tidak bisa menolak karena embun tidak memiliki pilihan lain selain menerima pernikahan tanpa dasar cinta ini.
Setelah menikah Afkar selalu bersikap dingin, acuh dan bahkan tidak pernah menganggap embun sebagai istrinya.
Walaupun begitu embun selalu berusaha untuk tetap bersikap baik dan sopan, embun tidak ingin menjadi seorang istri yang durhaka.
Bagaimana kelanjutan kisah embun? yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 RUMAH SAKIT
Di sebuah restoran yang cukup tertutup. Papah sedang bicara dengan seorang wanita dengan nada yang serius, bahkan wanita itu sampai tidak bisa berkata-kata. Dia hanya bisa menunduk tanpa berani menatap papah.
‘’ Saya akan memberi pilihan untuk kamu, pergi dengan uang itu atau saya bongkar semua kebusukan kamu. Kamu tau bukan bagaimana saya mencintai menantu saya! Apapun akan saya lakukan demi kenyamanan menantu saya ‘’ Ucap papah dengan tegas.
‘’ Aku juga menantu papah. Kenapa kalian semua tidak menyukai kehadiranku? ‘’ Tanyanya dengan wajah sedih.
‘’ Karena kamu bukan wanita baik untuk putra saya. Kamu datang kembali karena pria yang kamu cintai itu ternyata menikah dengan wanita lain ‘’
Deg..
Karin kaget dengan yang di katakana oleh papah. Ternyata bukan hanya afkar yang mengetahui rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat.
Ya. Wanita yang sedang mengobrol dengan papah itu adalah Karin. Papah tidak jadi ikut ke rumah sakit karena ingin menemui Karin.
Karin kembali untuk menikah dengan afkar karena pria yang ia cintai ternyata memilih wanita lain, Karin yang tidak terima akhinya memilih kembali ke pelukan afkar.
Papah tidak bisa diam saja di saat menantunya sedang tidak baik-baik saja, papah juga akan melakukan yang terbaik untuk sang menantu.
‘’ Saya tau apa yang sudah kamu perbuat kepada embun. tidak hanya ucapanmu tapi kamu juga sudah merusak mental menantu saya ‘’ Kata papah ‘’ omong kosong yang kamu rangkai berhasil membuat menantu saya tidak mempercayai afkar ‘’
‘’ Apa aku salah jika ingin mempertahankan pria yang aku cintai pah? Sebelum embun datang. Afkar sudah menjadi milik aku hiks.. ‘’ Karin memasang wajah yang sesedih mungkin.
‘’ Jangan banyak omong, saya tidak akan seperti afkar yang akan percaya dengan apa yang kamu katakana. Simpan air mata buaya kamu itu ‘’
Mana mungkin papah akan kasihan kepada Karin secara Karin sudah mempermainkan perasaan putranya. Karin sudah membuat afkar menyakiti wanita lain.
Karin menghapus air matanya lalu ia tersenyum ‘’ Baiklah, kalo begitu tambahkan nominalnya. Maka aku akan pergi ‘’ Ucap Karin melipatkan kedua tangan di dada.
‘’ Sudah saya duga jika kamu menikahi putra saya karena uang. Baik, asisten saya yang akan mengurusnya. Setelah menerima uang itu segeralah minggat dari rumah putra saya dan jangan menunjukan batang hidungmu lagi di depan putra dan juga menantu saya ‘’ Ucap papah dengan tegas ‘’ Dan satu lagi, jika sampai kau ingkar janji maka siap-siap kamu akan menjadi gelandangan di jalan ‘’
Setelah berucap papah langsung meninggalkan restoran dengan wajah dingin. Pantas saja papah sangat membenci Karin ternyata papah sudah mengetahui kebusukan Karin.
Di rumah sakit. Afkar dan embun sedang makan malam bersama. Afkar sudah mencoba untuk menyuapi embun namun embun tolak karena embun ingin makan sendiri.
‘’ Mas berapa hari lagi aku di rawat, rasanya aku sudah tidak sabar ingin kembali bekerja ‘’ Ucap embun.
Afkar menyimpan sendok, afkar membuang nafasnya pelan ‘’ Jika aku melarang kamu untuk tidak kembali bekerja, apa kamu akan menurut? ‘’ Tanya afkar dengan serius.
‘’ Tergantung, apa alasan mas menyuruh aku untuk berhenti bekerja ‘’ Kata embun.
‘’ Ini demi anak kita, dan demi kesehatan kamu juga. Aku tidak ingin terjadi sesuatu kepada kalian ‘’
Embun menundukkan kepalanya ‘’ Mas, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan kepada mas ‘’
‘’ Apa, jika mas bisa jawab, mas akan menjawab ‘’ Kata afkar menggenggam tangan embun.
‘’ Kata mbak Karin, mas berubah baik kepadaku hanya karena anak yang sedang aku kandung. Apa benar? ‘’ Tanya embun dengan ragu.
Afkar memejamkan kedua matanya sekilas ‘’ Itu tidak benar. Jika aku hanya ingin anak kita tidak mungkin aku akan berada di sini saat ini, bersama kamu dan menemani kamu ‘’ Ucap afkar ‘’ Aku harap kamu percaya dengan apa yang aku katakan ‘’
" Apa aku bisa mempercayai ucapanmu mas? "
Embun seperti sudah tidak mempercayai afkar. Embun begitu takut jika sampai apa yang di dengarnya akan menjadi kenyataan.
" Aku akan buktikan jika aku tidak hanya menginginkan anak kita, tapi aku juga menginginkan kamu berada di sampingku " Ucap afkar dengan serius
" Mas buktikan saja, aku tidak butuh omongan tapi aku butuh bukti " Embun melanjutkan memakan makanannya.
Afkar menganggukkan kepalanya. Bagaimana pun embun pasti membutuhkan bukti darinya apa lagi yang menjadi istri afkar tidak hanya embun.
Usai makan malam. Embun langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Embun langsung tertidur setelah meminum obat.
Melihat embun yang sedang tertidur lelap afkar hanya bisa memandang dari kejauhan tanpa bisa memeluk ataupun mencium kening embun sebelum afkar bisa membuktikan jika dirinya benar-benar menginginkan embun.
PAGI HARI.
Embun terbangun karena hendak menunaikan sholat subuh, embun melihat afkar yang sedang berbaring di sofa tanpa selimut.
Bagaimana pun afkar adalah suami embun. Embun menyelimuti tubuh afkar dengan selimut lalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Tidak butuh waktu lama. Embun keluar dan langsung menunaikan ibadah shalat subuh.
Usai menunaikan ibadah shalat. embun melihat suaminya yang sudah duduk di sofa dengan wajah yang khas baru bangun tidur.
" Kenapa tidak membangunkan aku " Kata Afkar langsung berdiri.
" Mas terlihat sangat lelap makanya aku tidak membangunkan mas " Jawab embun.
" Lain kali, bangunkan mas jika mau ibadah. Entah itu mas sedang lelah atau pun sedang tertidur. Mas tidak akan memarahi kamu jika soal ibadah "
Embun tersenyum " Iya mas. Maafkan aku. Lain kali aku tidak akan mengulanginya lagi " Balas embun
Afkar tersenyum " Yasudah kalo begitu, mas mau sholat dulu. Kamu kembalilah naik ke atas tempat tidur " Titah afkar yang langsung di anggukkan kepala.
Jam sudah menunjukkan jam tujuh pagi. Afkar sudah memesan sarapan untuk dirinya dan juga embun di kantin rumah sakit.
" Aku sudah memesan bubur untuk kamu dan aku memesan nasi goreng. Aku pesan bubur di kantin karena aku tau kamu tidak menyukai masakan rumah sakit " Ucap afkar.
Semalam ketika embun memakan makanan yang di berikan oleh rumah sakit, embun tidak memakannya karena tidak enak. Alhasil afkar memesan makanan di kantin agar embun bisa makan.
" Terimakasih mas " Jawab embun. Embun duduk di sofa.
Dengan telaten afkar menyiapkan sarapan untuk embun tidak lupa susu ibu hamil yang afkar beli di apotik.
" Nih dah siap. Ayok makan " Ajak afkar dengan lembut.