Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken heart. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Ditengah-tengah perjalanan Evan menyusul Alexa dan menawarkan tumpangan agar ia tidak terlambat masuk kerja.
Dengan menggunakan motor perjalanan mereka mungkin akan lebih cepat.
"Naik," ucap Evan pada lexa yang sedang berjalan.
Alexa mengernyit, ia menolak tanpa mengatakan iya maupun tidak. Gadis itu melengos begitu saja dan pergi meninggalkan motor Evan yang menghadang didepannya.
"Alexa, gue nawarin lu baik-baik ya."ucap lagi Evan masih mengikuti langkahnya dengan melajukan motornya dengan perlahan.
"Ngapain sih ngikutin?"protes Alexa tidak suka Evan mengikuti nya dari belakang.
Evan bergeming. Ia terparkir tepat didepannya dan memasang wajah datar berharap Alexa mau ia antar, sampai ketempat kerjanya.
"Gue gak butuh bantuan Lo, ngerti?"tegas Alexa kembali berjalan menelusuri jalanan sempit, jalanan yang sering ia gunakan agar perjalanan ke tempat kerja lebih cepat dan tidak terlalu memakan banyak waktu.
Namun Evan masih berkeras untuk menawarkan dirinya. Alexa berdengus kesal menatap Evan yang masih mengikuti nya dari belakang, akhirnya dengan terpaksa Alexa naik motor besar itu dengan kesal.
Mereka pun melanjutkan perjalanan, menggunakan jalan raya agar lebih nyaman, dan aman tanpa harus menghindari anak-anak kecil yang berlalu lalang di jalan sempit itu.
10 menit kemudian mereka sampai ditempat kerja. Alexa gegas turun tanpa mengatakan apapun pada Evan.
"Sepulang nanti tunggu disini, sebelum aku jemput."ucap Evan datar.
Alexa lagi-lagi mendelik dan putar balik berjalan kearahnya. "Gue bisa balik sendiri. Gak usah so peduli, Makasih."
Tanpa menunggu jawaban dari Evan, Alexa pergi kedalam cafe. Ia bergegas pergi berganti pakaian sebelum atasan nya melihat dirinya yang baru datang setelah jam tujuh hampir terlewat.
Setelah ia mendapatkan pekerjaan, Alexa pun mulai mendapatkan teman dan beberapa orang baru mau menjadikan dirinya sebagai teman sepekerjaannya meskipun masih sedikit canggung, Alexa berusaha untuk menjaga sikap dan jarak agar ia tidak lagi terjebak dalam hubungan palsu sebagaimana teman-temannya dulu.
"Alexa, tolong bawain minuman ke kantor bos, dia sekarang sedang ada tamu, aku belum sempat soalnya kerjaan ku lagi banyak. Boleh kan?" salah satu teman sepekerjaannya bernama Dina.
Alexa pun mengangguk iya, dia membawakan dua gelas minuman segar untuk atasannya dan tamu yang dimaksud oleh Dina.
Tuk
Tuk
Tuk
"Permisi pak, saya bawain minuman yang bapak pesan."ucap Alexa dibalik pintu.
Seseorang meminta nya masuk, ia pun memutar knok pintu itu disana sudah ada dua orang pria yang sedang berbincang-bincang.
"Taruh dimana ya pak?" tanya Alexa.
"Bawa kemari, Alexa." pinta seorang pria bertubuh gempal didepan seraya duduk tengah menatapnya.
Gegas Alexa berjalan cepat dan menyimpan minuman itu diatas meja, beberapa saat ia tidak merasa aneh sedikit pun namun setelah ia bangkit.
Tidak sengaja sudut matanya menangkap sosok yang ia kenal yang sedang duduk saling berhadapan dengan bosnya.
"Evan!"
"Kalian sudah saling kenal?"tanya pak Tama.
"Dia..."
"Kami gak sengaja ketemu dijalan."sahut Evan dengan nada santainya tanpa beban.
"Oh.. Begitu. Kamu bisa lanjut bekerja ya, .. Oh iya Alexa sekarang Evan akan menjadi manager disini, jadi saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik, ya .."
Gadis itu keluar dengan perasaan kesal, ia mungkin tidak akan nyaman dengan adanya Evan disana.
Dina melihat kegelisahan dari wajah Alexa, ia berniat untuk menghampiri Alexa namun pengunjung cafe kebetulan tengah ramai hingga tidak ada waktu untuk mereka bisa bersantai sebentar.
Evan diperbolehkan bekerja hari ini juga dan secara kebetulan ia diminta untuk mengawasi nya oleh pak Tama, dikarenakan dia masih pekerja baru di cafe itu.
Alexa merasa sedang diawasi, ia tidak nyaman dengan kondisi seperti ini. Ia pun memberanikan diri menghampiri Evan disaat pak Tama sedang melakukan sesuatu ditempat lain.
"Ngapain Lo terus ngawasin gue, gue disini gak macem-macem. Jadi gue harap Lo kerjain apa yang harus Lo kerjain,"ucap Alexa.
Evan masih dengan sikap dinginnya, ia tersenyum kecut. "Gak usah ge er. Gue diminta pak Tama buat ngawasin Lo, Lo juga pegawai baru disini jadi gak usah banyak tingkah, manager nya disini gue jadi lo harus ikutin apa kata gue."
Alexa bergeming. Ia melanjutkan pekerjaannya dan meninggalkan Evan yang berdiri disana yang masih mengawasi nya sedari tadi.
Ia berniat untuk sedikit lebih menjauh agar Alexa tidak merasa terintimidasi, Evan pun mengalihkan pekerjaan nya ketempat lain.
Beberapa orang tengah berbisik sesuatu tentang manager baru nya itu. Secara fisik Evan memiliki paras yang menarik, bukan hanya Dina namun beberapa waiters lainya terpesona pada Evan.
"Perasaan didunia ini masih banyak tempat, kenapa harus disini sih. Argghh!" kesal.
Tepat tengah hari, waktu mereka istirahat sebagian pegawai lainnya sudah beristirahat, Alexa berniat untuk membeli makanan diluar, dengan alasan ingin makanan yang lain.
Gadis itu pergi ke sebrang jalan membeli makanan kaki lima, dan menikmati nya dengan lahap.
Cuaca yang cukup panas membakar, Alexa memesan minuman dingin kesukaan nya es Boba strawberry, sedikit menghilangkan dahaga nya.
Setelah mengisi perut, Alexa melanjutkan kegiatan nya yang sudah menanti. Dari kejauhan pak Tama tengah memperhatikan nya dan memberikan kode dengan tangan untuk segera bekerja kembali setelah istirahat nya selesai.
"Kamu dari mana Alexa?"tanya Dina.
"Dari sebrang beli makan, Lo udah makan?"Alexa berbalik bertanya pada Dina.
Dina menunduk dan menggeleng.
"Kenapa?"
"Uangku habis, dipakai pengobatan adikku."sahutnya Dina terlihat sedih.
Tanpa mengatakan apapun, Alexa pergi keluar dan membelikan makanan juga minuman untuk Dina.
Meskipun terlihat cuek, Alexa peduli pada teman sepekerjaannya. Terlebih Dina selalu bersikap baik kepadanya selama ia bekerja disana.
"Nih makan dulu,"
Dina menatap wajah Alexa. "Ini buat aku?"
"Hemm .. Gih makan dulu dibelakang sebelum dilihat pak Tama, nanti dia ngomel."
Dina mengangguk dan memeluk Alexa penuh rasa terimakasih, ia gegas pergi kebelakang dan melahap nya dengan cepat sebelum diketahui oleh atasannya.
Disisi lain Evan melihat Alexa berbagi seperti itu membuat ia berpikir kembali tentang Alexa, jika dibalik keburukan nya ada sisi baik didalam gadis liar itu.
"Pak di panggil pak Tama kekantor."Tegur seseorang pada Evan.
"Iya saya kesana."
Evan pergi bergegas menemui pak Tama yang tengah memanggil nya.
Sedangkan Alexa dengan semangat gadis itu melakukan pekerjaan nya dengan baik, dan begitu telaten.
Mungkin karena sudah terbiasa dirumah Sofie ia selalu diminta melakukan pekerjaan rumah sehingga ketika ia bekerja ia tidak lagi merasa canggung dengan pekerjaan kasar.
"Selamat siang, silahkan dilihat menu nya dulu .."
Suara kemayu Alexa menyambut pengunjung dengan membuat para pengunjung semakin menyukai tempat itu dengan keramahan para pegawai nya.