My Sugar Baby

Satu detik, dua detik, hingga lima menit lamanya Chika menunggu beberapa alat tes kehamilan yang dia beli mengeluarkan hasilnya. Di dalam hatinya, wanita itu tak henti-hentinya berdoa agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapannya. Dia sangat-sangat takut andai benar hamil dan sang kekasih tidak bersedia menerima dirinyanya serta bayinya.

Selain itu, mengingat hubungannya yang hanya sebatas kekasih dan simpanan dari Zidan, maka bayinya nanti akan sulit untuk mendapatkan haknya. Terlebih lagi, Zidan memiliki istri yang sah secara agama dan hukum.

Ketakutan terbesarnya adalah seandainya malah Zidan ingin merebut bayi itu darinya dan merawatnya bersama dengan istrinya. Itu adalah kemungkinan terburuk yang paling tidak bisa Chika terima.

Pikirannya memang sudah sejauh itu dan dugaan-dugaan buruk silih berganti mulai bermunculan di dalam kepalanya. Sama sekali dia tidak bisa tenang atau pun berpikir positif untuk sekarang ini.

" Ya Tuhan, tolong aku... " gumam Chika memejamkan kedua matanya sejenak.

Dengan tangan yang gemetar, Chika mengambil tiga buah alat tes kehamilan yang digunakannya untuk melihat hasilnya. Namun, agaknya keberuntungan sedang tidak berpihak padanya karena semua alat tes kehamilan itu menunjukkan dua garis merah.

Klotak..

Chika menjatuhkan ketiga alat tes kehamilan yang dipegangnya saking terkejut dan tidak percayanya. Dua garis merah itu telah menegaskan jika dia memang sedang mengandung anak dari Zidan.

Sebuah kenyataan yang sangat wanita itu ditakutkan ternyata benar-benar terjadi dengan semua itu. Tubuhnya terasa sangat lemas dan bergetar hebat, bahkan kakinya seperti tidak memiliki kekuatan lagi untuk tetap berdiri.

Seketika Chika langsung terduduk dan menyandarkan tubuhnya yang sudah tidak bertenaga pada dinding kamar mandi. Air matanya sudah mengalir deras membasahi kedua pipinya tanpa bisa ditahan.

" Aku hamil? Benar-benar hamil? " ucap Chika mengusap perutnya yang rata.

Hancur dan bahagia Chika rasakan dalam waktu yang bersamaan, sehingga dia tidak tahu harus bersikap seperti bagaimana. Satu hal yang pasti, dia sama sekali tidak menyesali semua ini karena sedari awal itu sudah menjadi pilihannya.

Tanpa peduli apa saja yang akan dihadapinya nanti, Chika memutuskan untuk mempertahankan dan menjaga buah hatinya itu dengan baik. Bagaimana pun caranya hadirnya, bayi itu tidak salah dan kesalahan itu ada padanya.

" Kamu harus kuat ya, Nak.. Kita pasti akan menghadapi banyak masalah setelah ini " ucap Chika dalam isak tangisnya.

" Maafkan Mama karena membuatmu hadir dengan cara seperti ini " lanjut Chika merasa sangat bersalah.

Hidup di dalam masyarakat yang senang sekali menghakimi orang lain tanpa pandang bulu membuatnya sangat mengkhawatirkan masa depan bayinya nanti. Bukan hal yang tidak mungkin dirinya akan dibuang oleh Zidan dan keluarga, jadi Chika harus siap andai harus hidup sendiri dan menghadapi masalahnya juga sendiri.

" Aku tidak boleh lemah.. Aku harus kuat supaya anakku juga kuat " ucap Chika menghapus air mata di kedua pipinya.

Wanita itu segera bangkit dari posisinya dan berusaha tetap kuat di situasi apapun. Sekarang juga waktunya untuk terus menangis, karena dia harus mencari jalan keluar dengan semua ini.

.

.

.

Hingga hampir tiga jam berlalu, Chika masih belum berani menghubungi dan memberitahukan tentang kehamilan pada Zidan. Sedari tadi wanita itu hanya berjalan mondar-mandir di dalam kamar saja. Rasa takut dan khawatir itu semakin besar setelah memastikan jika telah hadir kehidupan baru di dalam rahimnya.

Sebisa mungkin Chika menguatkan hati dan juga dirinya untuk menghadapi semua ini. Tidak mungkin dia hanya terus-terusan menangis dan meratapi sebuah kesalahan yang telah dibuatnya secara sengaja.

Banyak sekali kemungkinan yang bisa saja terjadi dan tidak satu pun yang bisa dia pastikan akan dihadapinya. Pastinya, Chika sangat mengharapkan jika Zidan bisa menerimanya dan dia tidak akan menuntut apapun.

Chika sangat sadar diri dengan statusnya dan tidak bisa berharap hal yang lebih, karena bayinya diterima saja oleh ayah kandungnya sudah merupakan kebahagiaan untuknya. Dia bahkan tidak akan meminta Zidan untuk menikahinya sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Sama seperti malam itu, semua itu dimulai dengan dirinya yang mabuk dan menggoda Zidan. Maka dari itu, dia tidak akan menyalahkan sang kekasih karena dirinya-lah yang salah karena bersedia terus melakukannya hingga hadir kehidupan baru.

" Aku harap Om Zidan mau menerima anak ini.. Bagaimana pun, ini juga adalah anaknya " ucap Chika penuh harap.

" Tapi, bisa saja malah Om Zidan tidak menginginkan anak ini, karena awalnya dia hanya mencari kesenangan karena tidak dianggap istrinya " lanjut wanita itu kembali merasa takut dan khawatir.

Apapun tanggapan yang akan diberikan oleh Zidan nantinya, Chika harus benar-benar siap menerimanya. Dia tidak akan pernah bisa tenang jika belum memberitahu kekasihnya itu atau malah memilih untuk menyembunyikannya.

Sesekali Chika memeriksa ponselnya dan menunggu kabar dari Zidan, setidaknya dia harus tahu kapan pria itu akan kembali ke apartemen. Apalagi dia harus menyiapkan kata-kata yang mungkin bisa membuat sang kekasih menerima bayi dalam perutnya.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, ada beberapa pesan yang dikirimkan oleh nomor milik Zidan. Tak perlu menunggu lama, Chika pun langsung membuka pesan tersebut dan segera membacanya.

// Baby, aku sudah berada di perjalanan kembali ke apartemen //

// Aku sudah sangat merindukan mu, Baby.. Jadi, tunggu aku pulang ya.. //

// Oh iya, apa ada makanan atau sesuatu yang kamu inginkan? Aku akan membelikannya untukmu di perjalanan pulang //

Secepat mungkin Chika langsung membalas semua pesan dari kekasihnya itu. Kepulangan Zidan adalah hal yang paling ditunggu-tunggunya saat ini.

// Aku tidak menginginkan apapun, Om.. //

// Tolong cepat pulang, karena aku sangat membutuhkan Om saat ini //

// Aku mohon cepatlah.. //

Setelah membalas semua pesan itu, Chika langsung meletakkan ponselnya di atas nakas. Dia memutuskan akan menunggu Zidan di ruang tamu saja. Tak lupa dengan ketiga alat tes kehamilan yang dia gunakan tadi, karena tentu saja akan dia tunjukan pada sang kekasih.

***

Last bab untuk hari ini ya🥰 Terima kasih yang masih setia untuk membaca kisah Zidan-Chika ya🤗 Sampai juga besok lagi😉

Oh iya, menuju bab ke 20, saya mohon bantuan dari kalian agar retensi-nya bagus dan karya saya ini bisa berhasil❤️

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘