Berawal dari pertemuan tidak sengaja dengan seorang gadis yang disangka adalah seorang wanita malam malah membuat Letnan Rico semakin terjebak masalah karena ternyata gadis tersebut adalah anak gadis seorang Panglima hingga membuat Panglima marah karena pengaduan fiktif sang putri.
Panglima memutasi Letnan Rico ke sebuah pelosok negeri sebagai hukumannya setelah menikahkan sang putri dengan Letnan Rico namun tidak ada yang mengira putri Panglima masih menjalin hubungan dengan kekasihnya yang notebene adalah sahabat Letnan Rico.
Mampukah Letnan Rico mendidik sang istri yang masih sangat labil. Bagaimana nasih sahabat Letnan Rico selanjutnya??? Apakah hatinya sanggup merelakan sang kekasih?? Siapakah dia??
Konflik, Skip jika tidak sanggup..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Di usaikan.
TIDAK UNTUK DI GABUNGKAN DENGAN DUNIA NYATA..!!
🌹🌹🌹
Nindy tidur pulas karena kelelahan. Merasa situasi seakan genting, Bang Danar mengecup kening Nindy kemudian segera membersihkan diri dan berangkat menuju lokasi.
...
Saat Bang Danar tiba, beberapa para anggota sudah membantu menyadarkan Bang Rico yang mabuk berat di dalam mobil.
"Tinggalkan kami berdua, biar saya yang bantu sadarkan..!!" Perintah Bang Danar.
"Siap, Danton..!!
:
Setelah memaksa sahabatnya untuk bicara, akhirnya Bang Rico bersedia terbuka padanya.
"Aku lihat Kei sama Suparjo, di dalam kamar itu."
Bang Danar masih memasang kedua telinganya. Jantungnya ikut berdegub kencang apalagi Bang Rico sampai gemetar mengepalkan genggaman tangannya.
"Mereka melakukannya, Dan..!!!!! B*****t mereka berdua..!!!!" Umpat Bang Rico.
"Kenapa tidak kamu hajar saja si Parjo???"
"Buat apa???? Kei saja doyan. Apa yang mau aku bela, kecuali Kei merasa di lecehkan. Ini Kei sendiri yang minta. Aku bisa bilang apa?????" Tak terkira kemarahan Bang Rico saat itu. "Hatiku sakit, Dan. Aku nggak kuat dengan semua kelakuan Kei."
Sebagai sahabat, tidak banyak yang bisa di lakukan Bang Danar selain memberi support terbaiknya.
"Kamu sudah memikirkan baik-baik??? Menjadi duda dengan cara seperti ini nggak gampang, Ric..!! Kei hamil atau tidak??" Kata Bang Danar mencoba mencari tau kesiapan mental sahabatnya dalam menghadapi masalah dan tidak hanya sekedar emosi belaka sebab mentalak dalam keadaan marah hukumnya tidak sah.
"Hasil test darah dan testpack nya negatif. Aman, Dan." Jawab Bang Rico. "Lagipula bagaimana mau hamil.. Kei anti aku menyelesaikannya di dalam."
Bang Danar terbelalak kaget, ternyata banyak permasalahan yang melatar belakangi pertengkaran sahabatnya. Ia pun masih tidak bisa menerka keadaan rumit ini.
Tak lama para anggota menggiring Keinan yang baru keluar dari proses pemeriksaan lapangan. Karena keadaan Bang Rico sedang tidak stabil maka Bang Danar yang mengambil alih perintah di karenakan situasi darurat.
Disana Bang Danar bertatapan dan berhadapan langsung dengan Keinan. Apapun yang terjadi, tidak ada lagi rasa marah dalam hatinya. Yang tersisa hanya rasa prihatin dengan apapun yang terjadi pada Keinan saat ini.
"Sungguh Kei tidak ingin seperti ini. Tidak ada yang tau perasaan Kei, kenapa semua orang hanya bisa menyalahkan Kei??????" Protes Kei pada Bang Danar. "Kei hanya mencari sedikit kesenangan, tidak bermaksud sampai seperti ini."
Bang Danar melihat seorang anggota membawa botol minuman keras. Jelas sudah akar masalahnya.
"Saya akan hubungi kedua orang tuamu. Setelah orang tuamu datang, kita akan bicarakan semua..!!" Bang Danar pun meninggalkan Keinan.
***
Terpaksa malam itu Bang Danar meninggalkan sahabatnya, ia tidak ingin saat Nindy terbangun nanti malah mendapati dirinya sedang tidak ada di tempat.
Saat pintu terbuka, lampu kamar masih gelap seperti tadi saat ia tinggalkan. Bang Danar pun menutup pintu secara perlahan.
"Baaaaaaaa.. Abang darimana???" Pekik Nindy mengagetkan Bang Danar.
"Allahu Akbar..!!" Bang Danar sampai terlonjak kaget melihat istrinya memakai gaun tidur berwarna putih dan masker wajah. "Ada kerjaan tadi, dek..!!" Jawabnya sambil mengusap dada saking kagetnya.
"Bohong.. ketemu siapa????" Tanya Nindy mulai selidik curiga khas wanita.
Kini jabatan keahlian Intel nya pun beralih pada Nindy. Entah sejak kapan sang istri tergabung dalam team badan reskrim penyelidik.
"Nggak ketemu siapa-siapa, sayang..!! Paling hanya Rico." Jawab Bang Danar jujur tanpa mengungkapkan alasan besar di baliknya.
"Dari tadi Nindy sendiri disini. Sepi, Nindy nggak suka sepi..!!!"
"Sabaaarr.. sebentar lagi ada si kecil, kamu nggak akan kesepian lagi." Kata Bang Danar. "Ayo tidur lagi..!! Abang temani..!!" Bujuk Bang Danar sambil melepas masker wajah Nindy kemudian mengecup keningnya dan membawanya ke atas tempat tidur.
-_-_-_-
Pagi ini Bang Danar sudah kembali di kantor Batalyon. Ia masih terdiam, masih terbersit rasa ragu dalam hatinya tapi sahabatnya sendiri yang meminta hal ini. Tidak mungkin dirinya bertanya berulang kali akan kesiapan Bang Rico.
"Bismillah..!!" Bang Danar segera mengetik surat pembatalan pengajuan perceraian dengan Keinan.
Tak lama nampak keributan di sekitar halaman depan Batalyon hingga kemudian Pak Riga menerobos masuk ke dalam ruang kerja Bang Danar yang mulai nampak kosong.
"Jelaskan pada saya, apa yang terjadi??? Kenapa Kei bisa jadi bahan permainan kalian?????" Bentak Papa Riga.
"Kami atau putri Bapak yang bermain-main????" Jawab Bang Danar kemudian meminta anggotanya untuk meninggalkan dirinya dan Pak Riga berdua saja.
Pak Riga duduk lemas. Bagaimana pun juga dirinya adalah seorang ayah. Mendengar kata cerai ini jelas membuat beliau syok setengah mati.
Dengan perasaan tidak tega Bang Danar menyorong beberapa lembar slide foto yang akan menjadi bukti.
Papa Riga melihatnya kemudian terduduk lemas. "Ya Allah Tuhan, kenapa Kei jadi seperti ini??"
.
.
.
.
hayo kak remake tokoh²nya