Follow ig : @dsifaadian_
Tik tok : @dsifaaadian_02
Kebodohan yang dimiliki Violetta Arora adalah menikahi Kiev Arron. Meski telah menikah selama tiga tahun, Kiev tidak pernah mencintainya dan hanya mencintai Wanita dimasa lalunya yaitu Alieca.
Berbagai cara dilakukan Violet untuk mendapatkan hati Kiev, meski dia harus menurunkan harga dirinya sebagai tuan putri Arora. Pada akhirnya, Violet sadar dan berdiri kembali tanpa melihat Kiev kemudian memutuskan bercerai. Mengembalikan nama Nona muda Violetta Arora yang sempat buruk dimata masyarakat karena mengejar Kiev Arron dan mencintainya secara sepihak serta berlebihan.
Violet meraih kembali kesuksesannya sebagai Desainner ternama, bukan hanya itu, ia juga akan merebut kembali posisi sebagai tuan putri Arora yang terhormat.
Lantas, kemanakah hati Violet kembali berlabuh setelah patah hati dan membalas orang-orang yang menyakitinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Peringatan Violet
Pagi-pagi sekali, aroma masakan sudah menguar didapur mini milik Alieca. Salah satu kelebihan Aliec yang Kiev sukai, pandai menyenangkannya dalam hal makanan.
Tangan Aliec mampu mengubah bahan-bahan masakan menjadi makanan lezat meski sederhana. Hal ini karena Aliec sudah terbiasa hidup mandiri dari dulu.
Setelah menyiapkan beberapa menu makanan didalam bekal dan paper bag, gadis itu lalu bersiap-siap diri untuk pergi kekediaman Arron.
Ya, Aliec ingin meminta maaf soal kejadian tadi malam diacara keluarga besar Kiev. Dia sengaja memasak banyak bukan hanya untuk Kiev, tapi juga Nenek dan ibunya Kiev.
Saat ini, Aliec sudah berada didepan pagar besi yang tinggi, penjaga sudah mengenalnya karena Aliec sering datang bersama Kiev.
Dia langsung dipersilahkan masuk melewati taman dan air mancur ditengah kolam berukuran besar, sebelum sampai dirumah berpilar tinggi-tinggi yang memiliki 3 lantai dengan nuansa White and Gold.
.....
Sepanjang malam, bahkan sampai pagi, Violet tidak bicara apapun dengan Kiev usai perdebatan mereka tadi malam.
Bangun tidur Kiev merasa tubuhnya pegal-pegal, satu persatu tulangnya seperti remuk akibat semalaman tidur disofa. Dia mengalah demi Violet yang memaksa tidak mau seranjang dengannya.
Semalaman tidak ada yang bisa tidur, Kiev maupun Violet. Hanya mata yang terpejam namun rasa kantuk tak kunjung datang sampai menjelang pagi, baru keduanya bisa terbang kealam mimpi.
"Lain kali aku nggak akan tidur disofa lagi!" Gerutu Kiev sambil memijat pinggangnya.
Violet tidak menanggapi, dia terus melanjutkan aktivitasnya didepan meja rias berkutat dengan alat make up, merias wajahnya dengan natural.
Kiev semakin kesal karena Violet tidak memperdulikannya. Dia lalu masuk kedalam kamar mandi dengan wajah cemberut.
Setelah Kiev didalam kamar mandi, Violet memeriksa hasil lukisan tangannya dibuku gambar berukuran sedang. Desain-desain yang menumpuk dalam beberapa bulan, dan belum sempat disulap menjadi baju-baju limited edition yang dicari para gadis hedon.
Untung saja Kiev tidak melihat gambar-gambar itu, dia bisa curiga siapa yang mendesainnya dan bagaimana bisa ada di kamar Violet.
Violet menyembunyikannya didalam tumpukan beberapa buku yang lainnya, akan dibawa nanti saat ke Mutyara boutique.
Tok tok tok...
Violet mengalihkan pandangannya kepintu kamar lalu menyahut, "Ya."
"Permisi Nyonya muda, Sarapannya sudah siap. Silahkan Nyonya muda dan tuan muda turun!" Ucap pelayan rumah sedikit meninggikan suaranya supaya Kiev dan Violet mendengar.
"Ya. Kami akan segera turun." Sahut Violet. Tak berselang lama, Kiev keluar dari ruang Walk in closet dengan kemeja putih yang melekat ditubuhnya, namun dua kancing atas dan pergelangan tangannya masih terbuka.
Meskipun Violet terlihat tidak perduli, tapi dia masih menyiapkan pakaian Kiev. Bedanya dulu Violet selalu berusaha mencuri perhatiannya, dia selalu membantu Kiev sebelum berangkat kerja, salah satunya Memasangkan dasi dan lainnya.
Kali ini Kiev yang sengaja mendekati istrinya yang pura-pura sibuk didepan kaca. Meraih dasi diatas ranjang lalu menyodorkannya dihadapan Violet.
"Apa?" Ketus Violet. Dia tidak mau melihat Kiev.
"Apa aku harus menjelaskannya, sayangku?" Sahut Kiev, suaranya terdengar pelan dan berat.
Violet seperti salah dengar, Kiev memanggilnya dengan panggilan 'sayangku'. Seandainya dulu, hari-hari Violet pasti akan cerah seperti matahari yang bertugas menerangi seluruh belahan bumi yang terkena sinarnya.
Violet menahan diri untuk tidak terbawa perasaan, "Kamu punya tangan sendiri kan?"
"Seharusnya, sebelum kita bercerai, kita membuat kenangan-kenangan indah untuk dikenang." Sahut Kiev seperti pakar cinta saja.
Violet tertegun, membuat kenangan-kenangan indah, bagaimana bisa? Kiev sangat lucu, setelah mengabaikannya lalu meminta kenangan-kenangan indah untuk dikenang, Kiev seperti memiliki kepribadian yang berbeda.
Kiev merasa ucapannya salah, bagaimana bisa dia berfikiran seperti itu. Kiev mundur, raut wajahnya kembali dingin, "Lupakan ucapanku!"
Violet meliriknya dari kaca rias, hembusan nafas panjang keluar dari hidungnya, kemudian dia berdiri dan merebut dasi dari tangan Kiev lalu memasangnya dengan telaten. Violet mempringatkan Kiev, "Jangan mempersulit perceraian demi kebaikan kita bersama, Kiev."
.....
Ratuliu dan Mama Kiev sampai diruang makan, "Bagaimana kalau nanti siang kita panggil instruktur senam, ma. Supaya mama cepat sehat."
"Terserah apa yang mau kamu lakukan..." Sahut Ratuliu. Clara tersenyum, meskipun hanya ibu mertua, namun dia sangat menyayangi Ratuliu seperti ibu kandungnya sendiri.
Langkah mereka terhenti saat melihat seorang gadis sedang menyajikan makanan diatas meja. Nek ratu dan Clara saling melempar pandang bingung.
Aliec mendengar suara langkah kaki langsung menghentikan sejenak aktivitasnya dan menoleh, dia tersenyum ramah lalu menyapa, "Selamat pagi Nenek, Bibi."
"Bagaimana bisa, kamu ada disini?" Clara bertanya, dari nada suaranya dia seperti tidak menyukai kedatangan Alieca.
"Aku memasak makanan untuk bibi nenek dan Kiev." Sahut Aliec dengan percaya diri.
Terpaksa Ratuliu dan Clara duduk meski sebenarnya dia enggan. Tak berselang lama, Kiev muncul bersama Violet dari arah ruang tengah. Keduanya bersikap biasa seolah tidak terjadi apapun dan tidak perang dingin.
"Selamat pagi, Nenek, mama." Sapa Violet. Mereka hanya melempar senyum dengan canggung, situasi ini tidak baik untuk hubungan Violet dan Kiev menurut Nenek dan Clara.
Aliec selesai meletakkan bekalnya diatas meja dapur lalu kembali kemeja makan, dia melihat Kiev lalu tersenyum antusias, dia menyapa, "Selamat pagi, Violet, Kiev."
Kiev dan Violet terkejut dengan kehadiran Aliec. Violet berfikir, Kiev yang mengundangnya.
*****
Hallo, maaf ya terlambat Up🥰 Soalnya kondisi badan sedang kurang fit🥹🥹
Harap dimaklumi yaaa... Kalau sudah kembali sehat, insyaallah aku kasih dobel up🥰🥰🥰
Jangan lupa, Like, komen, Vote, and Share ya. Makasih semuanya... Kembang lop lop untuk kalian🩷🩷🥰🥰
geregetan jg bacanya..