Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Six. Beli Ice Cream
Hii Bestiee 👋
......🌺......
"Lo tidur disini!" ujar Rehan menunjuk satu kamar yang ukuran nya lumayan besar.
"Jadi kamu tinggal sendiri dong ya di rumah mewah ini?" tanya Naumi.
"Engga, ada bi Anis di lantai bawah. Lagian gue juga jarang pulang kesini, gue lebih sering nginap di apartemen. Tapi karena lo mau nginep yaudah deh gue bawa ke rumah ini aja." perjelas Rehan.
"Oh gitu, yaudah aku masuk ke kamar ya. Selamat malam Rehan." ucap Naumi tersenyum.
"Malam." balas Rehan, setelah itu Rehan pun pergi melangkah menuju kamar pribadi nya.
Sementara Naumi masuk ke kamar tamu, ia mengunci pintu nya. Naumi duduk di atas kasur, ia sangat terpukau dan kagum akan keindahan kamar yang begitu mewah ini.
Kamar yang di dekorasi dengan warna serba biru sangat menarik perhatian Naumi.
"Kamar tamu aja cantik nya begini, apalagi kamar pribadi." batin Naumi.
Selesai makan bersama tadi, Rehan membawa Naumi berkeliling ke kota bentar dengan motor nya. Menjelang malam hari Rehan pun membawa Naumi untuk ikut pulang bersama, karena besok Rehan akan mengurus surat pindah Naumi, untuk pindah ke sekolah Rehan. Ya, Rehan sudah sepakat kalau ia akan memindahkan Naumi di SMA nya, dengan alasan agar Rehan bisa lebih mudah dalam menjaga Naumi nanti nya. Dan Naumi pun hanya bisa menurut dan mengangguk saja, sekarang ia sudah tak punya siapa-siapa lagi selain Rehan. Naumi harus terbiasa dengan kehadiran Rehan.
Malam ini entah mengapa Naumi tak bisa tidur, sedari tadi ia hanya menggerak-gerakan tubuh nya di atas kasur, mungkin karena ia tidak terbiasa atau tidak nyaman berada di kamar mewah seperti ini. Karena biasa nya kan Naumi selalu tertidur di atas kasur kecil di dalam kamar mungil nya.
Naumi juga sengaja mematikan AC dikamar itu, ia takut jika nanti nya bisa masuk angin, tetapi ia juga sengaja membuka sedikit jendela kamar nya membiarkan angin malam masuk untuk menusuk tubuh nya. Saat membuka jendela mata Naumi tak sengaja melihat seseorang lelaki yang sedang berdiri di taman bawah.
"Rehan, ngapain dia?" tanya Naumi heran.
Daripada merasa bosan dikamar, Naumi memilih untuk turun kebawah menyusul Rehan. Angan-angan bisa membuang rasa gabut nya sedikit.
"Rehan." panggil Naumi menyentuh pundak Rehan. Naumi sudah sampai di bawah.
"Eh Nau, kaget gue."
Naumi terkekeh, "maaf." ucap nya.
"Ngapain malam-malam keluar? Disini dingin." tegur Rehan.
"Bosan di kamar, kalau kamu ngapain diluar sendirian?" tanya Naumi balik.
"Lagi ngingat masa lalu."
"Masa lalu apa?"
"Hm. Duduk disitu yok!" ajak Rehan menunjuk tepian kolam renang.
Naumi mengangguk, "ayo!" jawabnya.
Kini Rehan dan Naumi pun duduk berdua di tepian kolam renang. Kaki mereka dijatuhkan ke dalam air kolam yang dingin nya sudah seperti air hujan. Sedangkan mata mereka tak luput untuk terus menatap terang nya sinar bulan malam ini, sepasang remaja itu sangat tampak asik menikmati pemandangan-pemandangan indah di langit, bintang yang bersinar, cahaya bulan yang menerang, dan lainnya.
Naumi juga memainkan air-air kolam dengan tangan kanan nya, melempari air nya kesana kemari.
"Nau." panggil Rehan.
Naumi memberhentikan kegiatan nya, kini mata nya menghadap ke wajah Rehan.
"Kenapa?" tanya Naumi.
"Lo cinta banget ya sama kak Aska?"
Naumi menaikan sebelah alisnya, mengapa Rehan menanyakan hal itu? Ya sudah pasti jawaban nya ya cinta banget lah!
"Kalau gamau jawab juga gak papa Nau." lanjut Rehan berbicara.
"Kalau kamu nanya cinta atau enggak nya aku ke kakak kamu, jawaban nya ya lebih dari cinta Han. Aska itu cinta pertama aku dan yang terak," Naumi langsung menutup mulut nya dan memukul jidat nya. Lupa kalau sekarang ia juga harus belajar mencintai Rehan bukan?
"Juga yang terakhir." Rehan melanjutkan ucapan Naumi.
Naumi menarik nafas nya lalu menghembuskan nya, "Tapi kini Aska bukan lagi menjadi yang terakhir."
"Kenapa?"
"Gak setia lo sama kakak gue." celetuk Rehan sambil tertawa kecil.
"Bukan nya aku gak setia, tapi sebentar lagi kamu yang akan jadi ter- terak-terakhir." ucap Naumi gugup, entah sihir apa yang datang hingga gadis itu memberanikan diri nya untuk mengatakan hal bodoh itu kepada Rehan.
Sementara Rehan, remaja satu ini langsung membelangakan matanya. Tentu saja ia kaget ketika mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Naumi, "kamu udah nerima aku?" tanya Rehan.
"Kan seperti yang kamu bilang, kita harus belajar untuk saling mencintai. Ya memang mungkin itu berat untuk kita, tapi nanti nya aku yakin kalau cinta itu pasti bakalan datang dengan sendiri nya."
DEGHh
Tiba-tiba saja jantung Rehan menari-nari di dalam tubuh, hanya karena kata-kata Naumi yang lugu itu bisa dapat membuat jantung Rehan dag-dig-dug sendiri. Sungguh gila!
"Lo adalah cewe pertama yang bisa bikin gue salting Nau." kata Rehan jujur.
Naumi tersenyum, "Serius aku yang pertama?"
Rehan tertawa, "Iya, lo cewe yang pertama yang ada di hat,"
"Kamu ketawa tu, berarti aku juga cewe yang pertama kali bisa bikin kamu ketawa? Lucu banget sih, padahal kan aku bukan pelawak." Naumi tertawa lebar.
"Iya deh seterah lo Naumi!"
Rehan memukul jidatnya pelan, "hampir aja gue bilang, Naumi yang pertama ngisi hati gue. Bisa baper ni cewe." gumam Rehan.
Perlahan Rehan mengangkat satu tangan nya, lalu merangkul Naumi dan meletakkan kepala Naumi di pundak nya.
"Kek gini aja Nau, sampai lo ngantuk." ujar Rehan.
Kalau bisa memilih, tentu saja Naumi memilih untuk menghindar, karena dekat-dekat dengan Rehan akan membuat kondisi jantung nya melemah. Tapi mana mungkin Naumi menolak Rehan, biarkan lah malam ini Naumi menuruti apa mau nya Rehan. Hitung-hitung agar mereka bisa merasa lebih dekat lagi.
.....🌺.....
Kini dua remaja itu sudah berada di halaman sekolah nya Naumi. Rehan akan mengurus semua surat surat pindah untuk Naumi.
"Ini sekolah lo?" tanya Rehan.
"Iya, emang kenapa?"
"Kecil banget. Di bandingkan sama kelas gue aja, mungkin masih besar-an kelas gue." hina Rehan.
Naumi diam, memajukan sedikit bibir pingky nya, Naumi sakit hati jika ada yang menghina sekolah nya, sekolah yang selama ini memberikan begitu banyak ilmu dan pengetahuan.
"Kenapa bibir nya dimaju maju kan gitu? Marah sekolah nya di hina?"
"•••••••"
"Cie ngambek." goda Rehan.
"•••••••"
"Iya iya sekolah lo cantik deh kek orang nya." ucap Rehan berkata jujur.
Degh.
Naumi sudah tak tahan menahan senyuman yang akan keluar dari bibir nya. Dengan cepat Naumi segera menutup mulut nya dengan kedua tangan nya.
"Udah yo Han." ajak Naumi.
"Bentar! Lo pernah bilangkan kalau banyak yang ngebully lo disini. Siapa yang ngebully ha? Tunjuki sini sama gue orang nya, biar gue kasih pelajaran." ujar Rehan dengan gaya songong nya.
"Ish Rehan, kejahatan itu jangan dibalas dengan kejahatan!" kata Naumi memberi nasehat.
"Biar mereka kapok gausah maen bully-bully, udah tau yang dibully begok." celetuk Rehan.
"Kamu bilangin aku begok?"
"Enggak!"
Naumi mendengus kesal, "udah ah yok, nanti kepala sekolah aku keburu pergi."
"Gue pecat dia kalau pergi."
"Rehan! Kamu kira kamu siapa, bisa pecat kepala sekolah aku."
"Gue? Gue anak,"
"Udah ayo!" ajak Naumi sambil menjewer telinga Rehan dengan kuat.
"Aw, sakit anjir. Lepasin Nau!" lirih Rehan merintis kesakitan.
Naumi tetap berjalan dengan jeweran nya, tak perduli dengan kondisi telinga Rehan yang akan memerah. Tanpa rasa kasihan, Naumi malah terkekeh kecil. "Lucu." gumam Naumi.
.....🌺.....
"Ngapain Han ajak aku ke taman?" tanya Naumi heran.
Setelah selesai mengurus surat pindah Naumi tadi, entah mengapa Rehan langsung mengajak Naumi pergi ke taman kota.
"Kenapa? Lo mau langsung pulang aja?"
"Enggak kok." jawab Naumi.
Tak sengaja, mata Naumi melihat seseorang lelaki paruh baya dan gerobak kecil nya yang bertulis kan 'Es Cream.' Dengan semangat 45, Naumi menarik-narik lengan Rehan. "Eh Han, lihat ke arah sana deh!" tunjuk Naumi.
"Apaan?"
Rehan melirik keseluruh arah dimana jari Naumi menunjuk. "Gak ada apa-apa." ucap nya.
Naumi mendengus kesal, Rehan tidak peka sekali. Padahal disitu kan ada penjual es cream.
Rehan tertawa, sebenarnya ia tahu apa maksud Naumi, hanya saja Rehan ingin mengerjai gadis lucu yang ada disamping nya ini. Melihat raut wajah Naumi yang sudah berubah menjadi cemberut, dengan cepat Rehan menarik pergelangan tangan Naumi.
"Gausah cemberut gitu, ayo kita beli ice cream." ajak Rehan.
Dengan senang hati Naumi mengikuti langkah-langkah besar Rehan. Senyuman sudah kian mengambang di bibir manis nya.
"Pak es cream nya dong." pesan Rehan.
"Mau rasa apa?" tanya penjual ice cream.
"Rasa coklat aja pak." jawab Naumi cepat.
"Bentar ya, saya buat dulu." balas sang penjual ice cream, lalu Naumi pun mengangguk.
Selang beberapa menit, penjual ice cream itu sudah datang dengan membawakan dua es cream rasa coklat.
"Ini ice cream nya." ujar sang penjual sambil menyodorkan dua ice cream.
"Pak saya gak suka ice cream, bapak ambil aja lagi. Tapi tetap saya bayar dua kok." ujar Rehan.
"Eits, jangan. Untuk hari ini kamu harus cobain ice cream coklat ini, enak lo Han." sambung Naumi.
"Bener ni kata mbak nya, cobain deh mas! Mantull." lanjut sang penjual.
Rehan menghela nafas pasrah, "Yaudah deh sini, makasih ya pak." ucap Rehan.
"Sama-sama." balas sang penjual.
Rehan dan Naumi pun meninggalkan tempat itu, mereka berjalan dengan membawa ice cream di tangan mereka.
"Suka banget lo sama ice cream." celetuk Rehan
"Karena ini manis."
"Suka sama yang manis-manis?" tanya Rehan.
"Iya, karena hidup aku selalu pahit. Jadi apapun itu yang rasanya manis, aku menyukai nya."
"Berarti lo suka gue dong." goda Rehan.
Naumi tersenyum, "kamu mah asem bukan manis." candanya.
"Apa lo bilang?"
"Hehe maaf, bercanda."
"Cuma lo cewe yang berani bercanda sama gue." ucap Rehan penuh penekanan.
"Berarti aku selalu yang pertama ya Han. Yang pertama bikin kamu ketawa, yang pertama candain kamu, yang pertama jalan sama kamu mungkin ya?"
Rehan tak menjawab ia hanya tertawa kecil, "Lo itu lucu, pantes kak Aska suka." titah Rehan.
"Kalau kamu suka gak Han?"
Uhuk uhuk..
Rehan terbatuk dan tersedak mendengar pertanyaan konyol dari Naumi.
"Kamu gak papa Han?" tanya Naumi panik, dan Rehan hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Oh ya Nau, malam ini lo mau nginap dimana?" tanya Rehan.
"Dirumah aku aja."
"Gamau nginap di rumah gue lagi." tawar Rehan.
"Enggak usah deh, gaenak kalau tiap malam." tolak Naumi.
"Lo gak takut dirumah sendiri?"
"Udah biasa, ngapain takut."
"Yakin?" tanya Rehan memastikan.
"Yakin Rehan."
"Yaudah yok pulang! Atau mau main ketempat yang lain."
"Langsung pulang aja deh Han."
"Hm."
.....🌺.....
...Hii Bestie!!!...
...Gimana Ceritanya??...
...Semoga Kalian Suka Yaa!!...