NovelToon NovelToon
Sang Pemuas

Sang Pemuas

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."

"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Satu bulan sudah Azura berada di kampung halaman keluarganya, gadis itu akhirnya memutuskan untuk kembali menjalani hidup nya di ibukota dengan rumah yang baru.

Bibinya member samai dia dengan Rakha ke ibukota berniat menggelar syukuran rumah baru yang akan ditempati oleh Azura saat ini.

Disana ada kekasih Rakha yang datang berkunjung karena tau kekasihnya itu sedang berada di kota yang sama dengan dirinya.

Awal pertemuan kekasih Rakha terlihat tidak suka pada Azura yang terlihat sangat cantik dan seksi meskipun tidak sedang menggunakan pakaian mini yang biasa Azura kenakan selama ini.

"Ayu kamar mu cukup luas kau tinggal sendiri nak apa tidak takut."ucap sang bibi yang kini tengah berkeliling rumah.

"Di kampung saja ayu tinggal sendiri kan bi takut apa apalagi disini rumahnya saling berdekatan."balas Azura .

"Dikampung tidak rawan kejahatan nak kamu harus pastikan bahwa akan ada satpam yang menjaga rumah ini."ucap sang bibi seakan sangat khawatir pada keponakan nya itu.

"Bibi tenang saja ada si mochi, dia yang akan menjaga Ayu dari kejahatan."ucap Azura sambil cengengesan mencium hewan peliharaan nya yang aktif itu.

"Ayu kapan kamu bisa jauh dari dia lihat bulunya nempel di bajumu."ucap Rakha.

"Hmm justru Ayu tidak mau jauh dari dia kesayangan Ayu kan moci kan."ucap Azura yang kembali mencium punggung kelinci yang gemoy itu.

"Yank, ini rumah keluarga mu?"tanya Lala kekasih Rakha.

"Rumah nona manis yang jomblo ini lebih tepatnya, padahal rumahnya sudah sangat besar dan luas, tapi dia memilih berkelana."ucap Rakha.

"Aku akan pulang kesana kalau sudah ada suami yang bisa membuat pandangan ku teralihkan dari masalalu."ucap Azura terlihat sendu.

Ya dia meninggalkan rumah yang sudah susah payah ia pertahankan agar tidak disita oleh pihak bank, namun rumah penuh kenangan itu membuat Azura tidak bisa berhenti menitikkan air mata kala teringat akan kedua orang tuanya yang meninggal dunia di dalam kamar mereka saat itu.

"Segeralah cari jodoh."ucap Rakha.

"Belum mau, jika kamu mau kamu bisa menempati rumah itu setelah kalian menikah nanti biar tidak tinggal berjauhan lagi, aku hanya titip barang-barang yang ada di sana tolong dirawat dengan baik."ucap Azura lembut.

"Aku tanya ibu saja."ucap Rakha.

"Ayu kemarilah nak, ini apa?"ujar sang bibi yang kini masih berada di lantai dua.

"Apa sih bi, semua ruangan masih kosong juga."ucap Azura yang kini naik ke atas.

Azura tersenyum manis saat melihat bibirnya menggunakan kekeran untuk melihat ke sebrang jalan. Tapi alangkah terkejutnya saat bibirnya mendekatkan benda itu ke mata Azura dia melihat pria yang telah membuat dia meninggalkan ibu kota tengah berdiri di samping mobilnya dan menatap kearahnya.

Azura langsung menutup pintu balkon dan menarik masuk sang bibi yang kini cengengesan setelah melihat pria super tampan dengan lebih detail.

"Ayu kamu kenal dia, lain kali kenalkan bibi mu ini padanya."ucap sang bibi.

"Boro-boro kenal Ayu hanya takut dia orang jahat, bagaimana jika dia mengincar rumah ini."ucap Azura berkilah.

"Tukang perabotan nya lama banget ya padahal sudah dibilangin suruh cepetan."ucap sang bibi yang memang ikut memilihkan barang-barang yang akan mengisi rumah baru Azura yang sedang di bersihkan oleh robot setia yang selama ini membantu ayu bersih-bersih lantai rumah.

"Sabar bi, lagian barang yang kita pesan cukup banyak bukan."ucap Azura mencoba menenangkan.

"Kenapa tidak bawa barang-barang dari rumah lama saja si neng."ucap sang bibi.

"Tidak bi aku tidak ingin ada barang yang berkurang dari sana sampai aku siap untuk kembali nanti."ucap Azura lirih.

"Bu Rakha pergi dulu mau nganter Lala ke kantornya."ucap Rakha.

"Ya pergilah hati-hati di jalan."ucap sang ibu.

"Ya, aku pinjam mobil mu dulu ya Yu, mobil ku malu-maluin kalau digunakan disini."ucap Rakha.

"Ya pergilah lagian apa bedanya sama-sama mobil yang penting jalan."ucap Azura yang kini menatap kearah mereka yang tersenyum saat memasuki mobil Alphard milik Azura.

Saat mobil itu keluar dari garasi rumah dan pintu pagar bergeser secara otomatis, mobil truk yang mengangkut perabotan rumah pun datang.

"Permisi neng barang sudah sampai."ucap sopir truk tersebut.

"Ya bang tolong di angkut."ucap Azura yang kini mengunci pagar agar tidak bergerak secara otomatis.

Azura memastikan semua barang tidak ada yang tertinggal satupun dengan catatan barang yang ia beli itu.

Ranjang empuk nya dua, sofa dua set meja makan kitchen set dan dua rak besar juga dua lemari pakaian yang akan dirangkai menjadi satu, dan ada satu lemari terpisah untuk di kamar tamu tidak lupa karpet bulu yang empuk untuk menemani nya di kamar dan ruang santai.

Televisi dan perabotan lainnya juga printilan hiasan dinding yang juga datang beserta barang-barang tersebut.

Azura pun menunjukkan letak-letak barang tersebut dimana akan di pasang oleh tukang rakit barang, dan bibinya membantu membereskan barang-barang lainnya.

Ayu bersyukur disaat dia berfikir bahwa sudah tidak ada lagi keluarga yang tersisa,adik dari mendiang ibunya masih ada dan merangkul dirinya sebagai keponakan satu-satunya dari kakak perempuan nya itu.

Keduanya sibuk menata barang-barang setelah semua selesai diturunkan dari mobil truk pengangkut barang tersebut, hingga selesai di jam makan malam setelah Rakha kembali dan membantu mereka membereskan barang-barang nya.

Setelah itu mereka pun makan bersama dengan makanan yang Azura pesan lewat delivery order.

Setelah merasa kenyang ketiganya pun kembali ke ruang keluarga dimana televisi baru itu masih menyala.

Azura pun pergi keatas untuk mengambil laptopnya mempersiapkan semua nya untuk besok melanjutkan kuliahnya kembali.

Azura pun kembali bergabung dengan ketiganya sambil bertanya bagaimana keadaan di kampung setelah pamannya menghubungi bibi Arum.

"Bagaimana keadaan di kampung bi, apa paman tidak marah jika bibi tinggal dua hari lagi sampai selesai syukuran rumah ini."ucap Azura bertanya.

"Hmm... baik tentu saja tidak neng kamu tau sendiri istri paman bukan hanya bibi."ucap Arum sambil tersenyum.

"Aku salut sama bibi bisa merelakan paman nikah lagi padahal keadaan bibi tidak ada kurangnya sama sekali."ucap Azura.

"Semua itu takdir Yu, terkadang apa yang kita lihat sempurna pun pasti ada kekurangannya semoga saja kamu terhindar dari itu semua dan mencontoh ayah ibu mu yang sehidup semati."ucap bi Arum.

"Ya papah dan mama sehidup semati tapi mereka tidak memikirkan aku bagaimana bisa hidup tanpa mereka."ucap Azura yang terkadang merasa sakit mengingat itu.

"Mereka tidak menyertakan mu nona karena mereka masih sangat mencintai mu."ucap Rakha sambil menepuk-nepuk bahu Azura.

...🧸🧸🧸🧸🧸...

Keesokan harinya Azura diantar oleh Rakha menuju kampus, Azura sengaja mengajak Rakha untuk melihat kampus bergengsi itu.

"Wow, Ayu paman dan bibi sungguh sangat mencintai mu hingga kamu bisa masuk ke tempat ini, belajarlah dengan baik nanti pulang kuliah telpon aku saja."ucap Rakha yang hanya bisa mengantar sampai parkiran karena untuk masuk kesana butuh tanda pengenal yang bisa membuat mereka lolos dari pemeriksaan satpam kampus yang berjaga di pintu masuk.

Kecuali siswa yang berkuliah di sana yang akan menempelkan IDI card nya di sensor palang pintu barulah mereka masuk kedalam karena otomatis palang pintu itu akan terbuka dengan sendirinya.

Azura pun tersenyum manis pada kedua satpam yang berjaga di sana hingga keduanya balas tersenyum ramah dan mempersilahkan Azura untuk menempelkan kartu tanda pengenal nya pada sensor du samping palang pintu tersebut dengan begitu juga daptar hadir dari para pelajar akan langsung terisi di masing-masing kelas setiap harinya.

"Azura!"ucap seorang gadis yang tidak lain adalah teman baik Azura yaitu Amalia. Tapi gadis itu tidak langsung melirik karena tidak ada yang mengenal dirinya dengan nama itu selain para pangeran berkuda besi itu.

"Ayudia Zunaera."ulang Amalia yang kini menghadang langkah Azura.

"Amalia apa kabar?"ucap Azura sambil tersenyum.

"Tega lo ya, gue dicampakkan begitu saja."ucap Amalia pura-pura merajuk.

"Jangan lebay deh, lo pasti tau gue pergi kemana."ucap Azura.

"Ayudia lo tau gue hampir mati bersama mama gue, gara-gara kenal sama lo."ucap Amalia.

"Maksudnya?"tanya Azura tidak tau tentang itu.

"Mama bilang pria itu adalah pria yang paling berkuasa di kota ini, kok bisa Lo kenal sama dia Lo punya hutang ya."ucap Amalia yang kini menyelidik.

"Aku sudah melunasi hutang keluarga ku, dan tidak ada hubungannya dengan pria manapun kecuali pihak bank semua sudah lunas dan gue dan beli rumah baru lagi besok mau ngadain syukuran lo bisa datang."ucap Azura.

"Ah makasih gue diundang."ucap Amalia antusias.

"Apa aku juga diundang babe."ucap Delon yang tiba-tiba muncul di hadapan Azura.

"Hmm... datang lah jika berkenan."ucap Azura berusaha untuk bersikap ramah.

"Tentu babe semoga dengan begitu kita bisa kembali."ucap Delon.

Sementara Azura hanya melanjutkan langkahnya dan bergegas pergi menuju kelas diikuti oleh Amalia.

"Wow pangeran kampus ingin kembali."ucap Azura.

"Jangan mengada-ada ayo bukankah kita harus menyambut dosen pengganti sementara."ucap Azura yang tidak tau siapa dosen pengganti sementara tersebut.

Sampai saat mereka tiba di dalam kelas, mereka melihat para mahasiswi berdandan secantik mungkin samber gosip rias dengan wajah berseri-seri entah apa yang terjadi pada mereka setelah hampir satu bulan Azura tinggal pergi.

Azura pun duduk dan dengan cueknya dia membuka laptopnya menyiapkan semuanya sebelum mata kuliah dimulai hingga saat seseorang masuk kedalam dan semua orang menyambutnya.

"Selamat datang Mr, semoga ada senang mengajar di kelas ini."ucap mereka serempak tidak terkecuali Amalia namun tidak dengan Azura yang bahkan tidak terusik dengan itu.

Azura pun tetap fokus pada laptopnya hingga saat suara dosen pengganti sementara itu membuat Azura mematung di tempatnya.

"Selamat pagi dan terimakasih untuk sambutannya semoga kalian senang dengan materi yang saya sampaikan saat ini."ucap salah seorang pria yang telah meluluhlantakkan pikiran Azura.

Azura pun langsung menggunakan masker dan kacamata hitam miliknya meskipun itu sebenarnya tidak diperbolehkan tapi dengan alasan sakit mata iya pun tidak tau diperbolehkan oleh dosen itu atau tidak.

Pria itu meminta satu persatu mahasiswa dan mahasiswi nya untuk maju kedepan dan memperkenalkan diri padanya.

Hal itu membuat Azura merasa malas."Hi nona yang menggunakan kacamata hitam silahkan anda maju kemari dan katakan apa alasan mu menggunakan benda itu di dalam kelas.

"Sakit mata mr, sudah tidak ada alasan lain lagi."ucap mereka yang sudah sering mendengarkan alasan dari Azura.

Azura pun langsung bergegas maju kedepan sambil menatap malas kearah lain.

"Katakan apa alasannya saat ini?"tanya pria yang kemarin ia lihat di sebrang jalan rumah barunya itu.

"Saya sakit mata melihat pria tampan di hadapan saya."lirih Azura yang kini membuat pria itu menatap dengan tatapan mata yang tidak bisa diartikan.

"Katakan siapa nama mu selengkap mungkin."ucap Pria yang tidak lain adalah Diego Alexander.

"Ayudia Zunaera Mr."ucap nya yang kemudian berbalik tapi langkahnya terhenti saat pria itu kembali berkata."Kumpulkan tugas harian mu selama satu bulan ini dan antar ke ruangan saya setelah mata kuliah saya berakhir.

Azura pun langsung berbalik karena tidak ada peraturan itu, dan dia tidak masuk karena cuti.

Pria itu pun memulai menyampaikan materi pembahasan yang menjadi mata kuliah hari ini, pria tampan dan gagah itu tidak hanya gagah perkasa tapi juga sangat cerdas buktinya dia bisa menggantikan posisi dosen terbaik di kelasnya yang Azura tau sebagai istrinya.

Leony Alexander yang begitu disegani oleh semua mahasiswa di kampus tersebut. Azura bahkan tidak fokus dengan materi yang disampaikan saat ini, pikirannya melayang beruntung ada pena perekam milik sang papah yang bisa menyelamatkan dirinya.

Azura mungkin tidak secerdas siswa lainnya, tapi dia juga tidak tertinggal dalam setiap mata kuliah hariannya itu dan nilainya cukup baik.

Sampai saat Azura selesai mencatat semua materi yang disampaikan tersebut, tibalah waktunya tanya jawab bersama dosen baru itu.

Sementara sejak tadi Diego diam-diam memperhatikan Azura yang terlihat sangat fokus pada tugasnya.

Sampai saat tanya jawab dimulai dari yang lainnya Azura langsung berpura-pura ke toilet karena dia sangat malas untuk berinteraksi dengan pria yang sedari tadi mengawasi dirinya.

Azura pun membasuh wajahnya dengan air penyejuk jiwa di wastafel toilet tersebut, dia pun kembali menggunakan riasan wajah meskipun hanya riasan alakadarnya.

Azura pun duduk diatas meja beton itu, dia yang sudah menggunakan masker dan kacamata hitam itu pun bersandar pada dinding dan memejamkan matanya mengistirahatkan pikirannya barang sejenak.

Sementara di kelas tersebut, Diego menatap kearah bangku kosong itu hingga Amalia berkata."Dia sedang istirahat di toilet Mr, sudah menjadi kebiasaan saat ada sesi tanya jawab."ucap Amalia.

Diego hanya diam tanpa berkata apa-apa kelas pun dibubarkan dan Amalia membawa barang-barang Azura dan hendak berjalan ke toilet tapi langkahnya dicegah oleh Diego yang mengambil alih laptop dan tas milik Azura.

"Suruh dia temui saya di ruangan saya."ucap Diego datar dan begitu dingin.

1
Mas Luhah
sangat bagus,,,,,,,


tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/
Roli Yanti
lanjut ceritanya seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!