Istri Duke Dari Masa Depan

...----------------episode 34----------------...

"tidak bisa. Kita harus memaksakan Raja keluar sekarang juga. sudah 5 hari singgasana kerajaan tiada yang tempati. Ini bencana!"ucap seorang menteri sambil memukul meja di hadapanya dengan keras.

"Haaah... Jangan berteriak. Jika masalah ini sampai di telinga musuh-musuh kerajaan Balden. Maka kita akan dipermainkan"

"Kenapa takut. Selain kita punya Raja Staylo, kita juga punya Panglima Perang, Duke Alaric. Jika musuh datang, itukan urusannya, bukan urusan Raja apalagi kita"ucapnya spontan.

"BODOH! LEBIH BAIK KALIAN DIAM. KITA TUNGGU KABAR BAIK SI PENASEHAT SAJA"teriak salah satu menteri yang terlihat seperti pemimpin mereka.

Para menteri yang terus meributkan hal yang sama kini telah di dengar oleh Alaric saat ia menuju kamar Raja sebelumnya. Yang kini kamar itu di tempati oleh Staylo.

*Staylo belum pernah keluar dari kamarnya?*batin Alaric melihat situasi, ia dan Zaid saling memandang seperti paham dengan tatapan satu sama lain.

Zaid keluar dari persembunyiannya, menutupi wajahnya dengan kain hitam dan langsung membuat keributan menjadikan dirinya sebagai umpan agar Staylo keluar dari kamarnya. Memberikan Alaric kesempatan untuk masuk.

"ADA YANG MASUK MENYERANG RAJA! ADA PENYUSUP YANG MASUK"teriak prajurit memberitahukan kepada orang-orang istana untuk berhati-hati. Teriakan itu juga membangunkan Staylo yang sedang tertidur.

Staylo dan Prianka sudah beberapa hari tidak tidur sekamar, dikarenakan masalah yang kemarin. Prianka memilih tidur di kamar tamu Istana. Dan Staylo tidur di kamar Raja.

"Penyusup!?"tanya Staylo yang terbangun dari tempat tidurnya. Ia yang penakut berteriak memanggil pengawalnya.

"PENGAWAL!"teriak Staylo.

beberapa pengawal yang sedang panik mendengarkan teriakan Staylo dari kamarnya langsung masuk ke kamar Staylo. mereka dengan khawatir mengatakan kepada Staylo bahwa penyusup tersebut mengincar dirinya. Dan dengan cepat Staylo mengusir mereka semua. karena Staylo berencana mau kabur di ruangan rahasia di dalam kamar. Lucunya pengawal yang tidak mengetahui hal tersebut malah menarik Staylo untuk keluar dari kamar dan pergi keruangan yang aman yang tersedia di istana, karena semua orang sudah berangkat ke sana.

"TIDAK.. LEPASKAN SAYA. SAYA MAU TETAP DISINI AAA LEPAS!"teriak Staylo memberontak. Namun seberapa kuat ia meronta, ia tak bisa lepas dari dua pengawal yang membawanya dengan panik.

*Kasihan Raja, karena rasa malu akan aibnya bahkan nyawanya dalam bahaya dia tetap lebih memilih mati di dalam kamarnya saja*batin salah satu pengawal yang melindung Staylo.

Alaric yang diam-diam memperhatikan kondisi dari tempat persembunyiannya. saat ia melihat Staylo berhasil keluar ia dengan cepat masuk ke kamar Raja bagaikan kilatan bayangan hitam.

Alaric menyadari kesempatannya hanya sedikit, ia dengan cepat bergerak mencari ruangan rahasia tersebut.

Dan beberapa menit saja Alaric berhasil menemukan sebuah tuas yang tersembunyi di belakang rak buku yang tersusun rapih.

pada saat ia menarik tuas tersebut. Muncul sebuah pintu terbuka ke atas dengan sendirinya. Alaric tidak bisa berlama-lama mengaguminya. ia dengan cepat masuk ke ruangan tersebut. Betapa terkejutnya karena di ruangan itu di penuhi peralatan perang dari pedang sampai baju perang yang berkualitas sangat baik.

Dan di tempat itu terdapat kursi singgasana. Di dalam hati Alaric *singgasana itu terlihat seperti singgasana dengan corak ciri khas Staylo. Apa Staylo sudah menemukan ruangan ini? Dan apa maksudnya menyembunyikan senjata sebanyak ini disini*

Dengan penuh kecurigaan Alaric masih fokus dengan tujuan awalnya, yaitu mencari buku peninggalan ayahnya tentang pencariannya menemukan cara untuk menghilangkan kutukannya itu.

Ia membuka semua buku-buku yang sudah sangat berdebu di ruangan tersebut. Terlihat sepertinya buku-buku dari Raja sebelumnya tidak di sentuh oleh Staylo.

Ia dengan cepat menemukan beberapa buku atas nama Ayahnya. tak menunggu lama lagi ia memasukan semua buku dan sebuah kotak yang terkunci rapat di karung yang sudah ia siapkan.

Alaric yang sudah menaruh curiga akan senjata yang di kumpulkan oleh Staylo di ruangan rahasia dengan dendam yang ia simpan ia menggambil obor api yang memang sudah ada di dalam ruang tersebut. Ia menumpuk semua obor tersebut membiarkan api membakar semua barang-barang Staylo di dalam ruangan tersebut. Dia pun kabur dari situ dan tidak lupa memberikan kode kepada Zaid bahwa ia sudah mendapatkan apa yang ia cari.

Zaid yang sedang bertarung melihat kode Alaric dari kejauhan pun langsung kabur dari para prajurit.

Para prajurit yang ingin mengejar Zaid di hentikan oleh api yang menjalar di kamar Raja, kamar Staylo. membuat mereka berhenti mengejar Zaid dan kembali fokus untuk memadamkan api.

Dan untuk Alaric dan Zaid, mereka berdua tidak bisa beristirahat karena waktu hampir pagi. Mereka langsung saja melajukan kuda mereka untuk kembali sebelum kebohongan Alaric di ketahui oleh Ellisha.

...----------------...

Pagi hari pun tiba.

Dengan berbagai kesibukan yang sama di lakukan oleh orang-orang di dalam Mension Dowson di pagi harinya.

Marya masuk untuk membangunkan Ellisha. Tapi ia di kejutkan oleh Ellisha yang hanya menggunakan baju dan celana pendek dan sedang bertapa.

"Nyonya apa yang kamu lakukan?"tanya Marya kaget karena baru pertama kali ia melihat seorang wanita menggunakan pakaian sependek itu.

"huuufh... tenanglah Marya aku hanya sedang yoga"jawab Ellisha sambil mengatur nafasnya.

"Yoga?"tanya balik Marya, tapi kini Ellisha tidak menjawab lagi. Ia fokus ke Yoganya. Sedangkan Marya yang sudah tidak mendapatkan jawaban lagi. Ia dengan tenang menyiapkan gaun Ellisha untuk dia pakai hari ini.

"hari ini Nyonya akan pergi ke desa-desa bukan untuk membawakan hadiah-hadiah ini. Aku sudah menyiapkan semuanya. Dan soal pembangunan sekolah yang nyonya katakan bagaimana?"tanya Marya lagi.

"aah apakah suamiku sudah ada di tempat sarapan?"tanya Ellisha memastikan.

"tuan? Belum nyonya"jawab Marya.

"Haah.. Dia pasti kelelahan mengurus ekonomi kita yang sudah meningkat pesat hehehe. Dia memang suamiku yang terbaik"ujar Ellisha

"baiklah Marya, siapkan aku air mandi. Aku ingin membawa sarapan untuk Duke hari ini dan langsung membahas soal sekolah yang akan aku bangun"perintah Ellisha kepada Marya.

"Siiip nyonyaa.."seru Marya dengan menujukan kedua jempol tangan miliknya.

...----------------...

Di ruangan kerja Alaric. Alaric dan Zaid berhasil masuk diam-diam di pagi itu. Entah bagaimana caranya, mereka dengan nafas terengah-engah saling memandang satu sama lain.

"hahahaha"mereka berdua akhirnya bisa melepaskan semua tekanan dengan tertawa bersama.

Mereka tertawa karena beberapa kali mereka hampir ketahuan, mereka berdua tertawa juga karena mengingat wajah Staylo yang panik karena di tarik oleh prajuritnya. Mereka berdua melepaskan semuanya pada saat itu juga.

Alaric dan Zaid walau bukan dari ibu dan ayah yang sama tapi mereka terlihat seperti saudara kandung yang saling menjaga dan mengerti satu sama lain.

"sudah lah Zaid. Aku harus membersihkan diriku sebelum istriku mencariku"pungkas Alaric.

"baiklah tuan, aku juga akan kembali. Panggil aku lagi jika tuan membutuhkan sesuatu"ucap Zaid.

"baiklah"

BERSAMBUNG...