NovelToon NovelToon
I Love You, Bestie!

I Love You, Bestie!

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:818
Nilai: 5
Nama Author: EuRo40

Dua orang sahabat yang terbiasa bersama baru menyadari kalau mereka telah jatuh cinta pada sahabat sendiri setelah jarak memisahkan. Namun, terlambat kah untuk mengakui perasan ketika hubungan mereka sudah tak seperti dulu lagi? Menjauh tanpa penjelasan, salah paham yang berakibat fatal. Setelah sekian tahun akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali. Akankah mereka bersama setelah semua salah paham berakhir?
Ikuti lika-liku perjalanan dua sahabat yang manis dalam menggapai cinta dan cita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EuRo40, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Ana pulang kuliah sore hari diantar oleh Galang, tetapi Galang tidak turun. Ana melangkah santai masuk ke dalam rumah. "Assalamualaikum," ucapnya memberi salam.

"Wa'alaikumsalam," terdengar kompak suara beberapa orang menjawab salam.

"Mama, Papa!" Ana segera menghampiri orang tua Angga. wajahnya tersenyum lebar. Ia lalu mencium tangan mereka dan memeluk ibunya Angga.

"Mama, aku kangen banget. Udah lama kita nggak ketemu." Nada bicara Ana terdengar manja.

"Mama, juga kangen kamu. Maaf, ya. Mama harus dampingi Papa kerja. Mama juga sepi di rumah sendirian, Angga nggak ada. Jadi, Mama ikut Papa aja."

"Iya, Mama sekarang lama 'kan di sini?" tanya Ana.

Mereka lalu duduk berdampingan. "Sebulan kayaknya. Eh, ngomong-ngomong, kamu baru pulang kuliah jam segini?" tanya Rita.

"Iya, tadi ada kelas sore." Ana terpaksa berbohong. Orang tua Ana kurang setuju ia berpacaran dengan Galang.

"Oh, tadi pulang diantar siapa?" tanya Rita lagi.

"Diantar supir ojol. Angga kapan pulang, Ma?" tanya Ana bermaksud ingin mengalihkan topik pembicaraan. Namun, kini ia menyesal.

"Angga mungkin pulang dua hari lagi, makanya Mama juga pulang ke rumah karena Angga bakal pulang, mau kenalin pacarnya." Rita tersenyum pada Ana.

"Oh, gitu. Akhirnya anak Mama satu itu pulang juga plus calon mantu." Ana balas tersenyum. Namun, dalam hati ia merasa gelisah.

"Eh, Mama bercanda, An. Mana mungkin Angga berani bawa pacar. Mama udah larang dia pacaran selama kuliah di sana." Rita segera meralat ucapannya begitu melihat perubahan di wajah Ana.

"Hahaha, iya, Ma. Aduh, badan Ana gerah, lengket. Ana, mandi dulu, ya, Ma, Pa, Ana ke atas dulu." Ana pamit lalu pergi ke kamarnya.

"Aduh, Ana kelihatan sedih, padahal aku maksudnya cuma bercanda. Rin, maaf, aku jadi nggak enak hati sama Ana." Rita menatap Arin.

"Nggak apa-apa, dia lagi lelah aja baru pulang kuliah. Nanti juga abis mandi pasti ceria lagi," ucap Arin menenangkan.

"Tapi Rit, benar Angga bakal pulang?" tanya Arin.

"Iya," jawab Rita.

"Gimana kuliahnya di sana?" tanya Arin.

"Padat, dia bahkan nggak punya waktu untuk telepon. Kasih kabar pun paling dua minggu atau sebulan sekali," jawab Rita. Mereka terus berlanjut membicarakan banyak hal.

Sementara itu, di kamar. Ana duduk termenung di depan meja rias setelah mandi dan berpakaian. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. "Kamu, benar-benar sudah melupakan aku, tak menganggap aku sahabat kamu lagi. Sejak kamu pergi satu kali pun, kamu tidak pernah hubungi aku, Ga."

Rasa sakit yang berusaha ia kubur kini kembali hadir. Perjuangannya untuk melupakan terasa sia-sia. Bagaimana ia bisa melupakan jika sosok Angga sudah menemaninya sejak mereka masih memakai popok?

Ke mana-mana mereka selalu berdua. Angga selalu ada kapan pun dia butuh, memanjakannya, menjaganya. Angga adalah sosok sahabat dan kakak baginya. Setidaknya sampai Angga dekat dengan gadis lain. Pandangan Ana tentang Angga sedikit berubah.

Timbul perasaan-perasaan yang mengganggu layaknya rumput yang tumbuh di taman bunga hatinya. Namun, Ana tidak mau menganggap itu cemburu karena ia merasa tidak mencintai Angga. Mencoba mengabaikan, tetapi hatinya semakin sakit dikala Angga mulai abai, hingga Ana tak sanggup lagi dan memilih menjauh.

Akan tetapi, kini, setelah jarak yang jauh benar-benar membentang antara mereka, ia merasa kehilangan dan rindu. Ia harus akui, telah lama ia jatuh cinta pada Angga. Ana menghela napasnya. Percuma saja rasa itu kini ada karena yang dicinta telah memiliki tambatan hati yang lain.

Ana segera merapikan dirinya lalu keluar dari kamar. Perutnya sudah terasa lapar. Ia menuruni tangga satu per satu. Di ruang keluarga tak terdengar lagi suara orang tua Angga dan orang tuanya. Ana langsung pergi ke dapur.

Dilihatnya Arin sedang menata meja makan. "Nah, kebetulan kamu sudah turun. Tolong antar ini ke Mama Rita. Tadi diajakin makan di sini mereka nolak. Katanya udah lama nggak makan di rumah." Arin menyusun kotak makan ke dalam plastik.

"Iya, Bunda." Ana mengangguk.

"Nih, kalau sudah kamu langsung pulang. Jangan makan di sana, nanti ganggu!" Arin memperingatkan.

"Iya," ucap Ana seraya berlalu pergi.

Ana berharap mamanya Angga tidak membahas masalah Angga. Ia belum siap untuk mendengar apa pun tentang lelaki itu.

Sampailah ia di rumah Angga. Rita membukakan pintu. "Eh Ana, ayo masuk!" Rita menarik tangan Ana. Ia sangat bersemangat. sudah lama ia tidak bertemu dengan Ana yang sudah ia anggap sebagai putrinya.

"Ma, ini dari Bunda." Ana memberikan kotak makan titipan ibunya.

"Makasih, padahal nggak usah repot-repot. Sini, An. Duduk dulu." Rita justru mengajaknya duduk

Ana tak enak hati menolak. Ia duduk di samping Rita memiringkan posisi duduknya agar bisa berhadapan dengan ibunya Angga itu.

wanita itu meletakkan kotak makan pemberian Ana di atas meja. Ada hal lain yang lebih penting yang harus ia lakukan. Makanan bisa menunggu.

"An, tadi Mama serius bercanda. Angga belum punya pacar, kalaupun ada yang dekat, itu cuma teman doang. Angga itu terlalu sibuk, nggak ada waktu untuk yang lain. Bahkan menelepon ke rumah aja jarang, bisa dihitung dengan jari selama setahun dia di sana nelepon berapa kali." Rita menjelaskan dengan pelan. Ia tak ingin Ana salah paham.

Ana tertawa canggung. Merasa aneh pada Rita yang menjelaskan ucapannya tadi. Seolah-olah takut Ana salah paham dan berpikiran buruk. Apa hak Ana untuk salah paham? Ana bahkan sangsi jika Angga masih menganggapnya sahabat.

"Ah iya, Ma. Ana ngerti. Lagian Angga punya pacar juga nggak apa-apa. Eh, tapi kalau Mama ngizinin." Ana merutuki dirinya yang sembarang bicara. Bukankah sudah dikatakan tadi kalau Rita melarang Angga pacaran selama kuliah.

"Mama kan udah bilang, Angga nggak boleh pacaran selama kuliah di sana. Mama nggak mau punya mantu bule!" Rita tertawa, Ana ikut tertawa. Meski ia bingung di mana lucunya?

"Kalau kamu, udah punya pacar belum?" tanya Rita setelah tawanya berhenti.

"Bunda sama Ayah juga larang Ana pacaran," jawab Ana.

"Oh ya, baguslah." Rita tersenyum lebar.

Tiba-tiba perut Ana berbunyi. "Eh, kamu sudah lapar ya, Mama keasyikan ngobrol sampai lupa. Makan malam di sini, ya?" ajak Rita.

"Maaf, Ma. Lain kali aja, Bunda tadi pesan langsung pulang kalau udah nganterin itu. Ana pulang dulu, Ma. Salam buat Papa." Ana mencium tangan Rita.

"Yah, kok buru-buru, padahal Mama masih kangen. Ya udah, deh! Bilang makasih, ke Bunda. Lain kali makan di sini, ya?" Rita terlihat kecewa, tapi ia tidak bisa memaksa. Tak ingin Ana merasa tak nyaman.

Ana mengangguk lalu pergi seraya mengucapkan salam. Rita merasa Ana sedikit menjaga jarak. Tidak seperti dulu yang manja dan tak segan padanya. Sejujurnya ia ingin Angga dan Ana menjadi pasangan, karena itu ia melarang Angga pacaran di sana.

...----------------...

1
Realrf
usaha Angga, coba kontak lagi. Terkadang semua tidak seperti yang kita pikirkan, ce ilah bijak amat gue kwkkwkw
Realrf: /Determined//Determined//Determined//Determined/
EuRo: terima kasih kak. ❤️
total 2 replies
AFat
saya suka, alurnya ringan tapi saya menikmatinya. Kata-katanya simple dan jelas saya bisa membayangkan seolah-olah sedang menonton drama remaja. Keren, semangat terus thor!
AFat
jadi ingat masa SMA dulu. Ah emang masa SMA penuh warna.
EuRo: Ya, masa yang tak bisa terulang dan penuh kenangan, terima kasih banyak, kak. baca terus sampai tamat ya, kak. terima kasih juga like nya.
total 1 replies
Realrf
next thor
EuRo: Terima kasih banyak kak, sudah like. berarti banget buat aku. jadi penambah semangat!,🥰🥰❤️❤️
total 1 replies
Haryanti Rayyan
lanjut akak
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
Nazwatalita
Lanjut Thorr
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!