~Silahkan baca karya sebelumnya "Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru" supaya paham alurnya.
"Aku suka sama kamu"
"Tapi aku sudah menikah"
"Aku tunggu jandamu"
"Silakan saja"
Tidak ada yang menyangka, wanita yang menjadi dambaannya sejak lama ternyata istri dari sahabat nya sendiri.
Namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jodoh pasti bertemu.
Rafasya Dimas Anggara sejak lama mengagumi Tisya Andini, berulang kali dia menyatakan cinta pada Tisya namun Tisya selalu menolaknya. Tapi Dimas tidak menyerah begitu saja, setiap malam ia selalu meminta pada Tuhan untuk mempersatukan mereka.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Tisya keluar dari kamar mandi mengenakan handuk yang dililitkan menutupi bagian dada sampai pahanya. Ia menyuruh Dimas supaya keluar terlebih dahulu.
Tisya membuka lemari pakaian Dimas dan mencari baju yang pas di tubuhnya.
"Kenapa baju Kak Dimas besar-besar banget sih"
Setelah hampir lima belas menit ia bergelut di depan lemari suaminya, akhirnya Tisya menemukan pakaian yang cocok untuk dirinya.
Ia memilih memakai kemeja putih Dimas yang ukurannya sangat besar. Untung saja tubuh Tisya tidak terlalu tinggi sehingga kemeja itu bisa menutupi pahanya.
Tisya membuka pintunya lalu menyuruh Dimas untuk masuk.
Dimas terkejut melihat penampilan istrinya. Tubuhnya yang putih mulus terlihat begitu indah.
"Tahan Dimas tahan" Ucap Dimas dalam hati.
Setelah masuk Dimas langsung duduk di sofa dan membuka makanan yang mereka beli tadi.
"Kamu pilih yang nasi putih atau nasi merah?" Tanya Dimas.
"Nasi putih aja kak" Jawab Tisya.
Dimas meletakkan satu bungkus nasi putih ke atas piring lalu memberikan kepada Tisya.
Kali ini bukan Tisya yang melayani Dimas, tapi malah Dimas yang melayani Tisya.
di sela-sela waktu makan, Dimas meletakkan piringnya di atas meja lalu ia mengambil satu botol air mineral dingin dari kulkas. Berhubung ukuran mejanya kecil dan sudah dipenuhi makanan, akhirnya Dimas meletakkan botol minumannya di sofa.
Setelah selesai makan, Tisya mengumpulkan sampah bungkus makanannya lalu membuang ke tempat sampah di depan kamarnya. Setelah itu ia duduk di samping Dimas.
Belum ada satu menit Tisya duduk, ia berasa ada sesuatu yang dingin di pantatnya. Ia berdiri sambil menyentuh pantatnya yang sudah basah terkena bekas botol air mineral.
"Kak basah" Ucap Tisya.
Dimas melihat ke belakang Tisya langsung tertawa terbahak-bahak.
"Kok malah ketawa sih?" Tanya Tisya dengan kesal.
Dimas tidak menjawabnya, ia menarik tangan Tisya dan mengajaknya untuk berdiri di depan cermin.
"Hah" Tisya syok saat melihat celana dalamnya terlihat.
Ia langsung lari ke atas kasur dan menutupi tubuh bagian bawahnya dengan selimut.
"Kamu pakai celana dalam kakak?" Tanya Dimas sambil berjalan mendekati Tisya.
Tisya menyembunyikan kepalanya ke dalam selimut untuk menutupi wajah malunya.
"Kenapa pakai yang itu?" Tanya Dimas.
"Soalnya yang kecil cuma ini" Jawab Tisya.
"Haha"
Celana dalam berwarna hijau neon terlihat jelas ketika pantat Tisya basah terkena air.
Dimas tidak tega membiarkan istrinya seperti itu. Ia mengambil dompetnya kemudian beranjak keluar dari kamar.
"Mau kemana kak?" Tanya Tisya.
"Beli baju di bawah, ikut?" Tanya Dimas.
Dengan segera Tisya menggelengkan kepalanya, mana mungkin ia keluar dengan keadaan seperti ini.
Ketika Dimas sudah keluar dari kamar, Tisya membuka selimut yang menutupi tubuhnya lalu berlari ke depan cermin. Ia membutar tubuhnya untuk melihat pantatnya.
"OMG ternyata benar-benar sangat jelas" Ucap Tisya
Bagaimana tidak jelas, kemeja putih ketika terkena air pasti menjadi transparan ditambah lagi celana dalam yang ia kenakan berwarna hijau neon.
Sembari menunggu kedatangan suaminya, ia berbaring di atas ranjang sembari memainkan ponselnya. Ia membaca pesan-pesan dari sahabatnya yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Mereka turut berduka cita atas meninggalnya Bian dan juga mendoakan atas pernikahannya dengan Dimas.
Jujur saja saat ini Tisya belum memiliki perasaan apapun dengan Dimas. Entah mengapa cintanya sudah berhenti pada Bian.
Di lantai dasar, Dimas masuk ke dalam toko serba ada. Ia memanggil karyawan toko itu untuk menunjukkan beberapa pasang pakaiannya wanita
"Mau yang lengan panjang atau pendek" Tanya karyawan itu.
"Semuanya anda bawa ke sini." Perintah Dimas.
Tak lama kemudian karyawan itu datang membawakan tiga contoh pakaian wanita.
Pilihan Dimas jatuh pada baju tidur lengan panjang berwarna biru. Menurutnya itu cocok dikenakan oleh Tisya.
Dimas segera membayarnya kemudian kembali ke kamarnya.
'Klek'
Dimas membuka pintunya dan terlihat istrinya sudah terlelap di atas ranjang.
Dimas meletakkan plastiknya di atas meja lalu ia mendekati istrinya.
"Pasti dia ketiduran." Ucap Dimas.
Dimas mengambil ponsel yang ada di tangan Tisya lalu ia menutupi tubuh Tisya dengan selimut.
Dimas kemudian melepaskan bajunya dan hanya mengenakan celana boxer saja lalu ia masuk ke dalam selimut yang sama.
Malam itu tidak terjadi apa-apa, sebab mereka sama-sama kelelahan.
Keesokan harinya tidur Tisya terusik dengan suaranya jam alarm milik Dimas. Ia membuka matanya dan melihat Dimas yang masih terlelap.
"Hah jadi semalam gue tidur seranjang sama Kak Dimas" Ucap Tisya.
Tisya meraba-raba tubuhnya dan untung saja semua pakaiannya masih melekat di tubuhnya.
"Huh syukurlah" Ucap Tisya.
Tisya langsung bangkit dari tidurnya dan melihat isi plastik yang ada di ats meja.
Ia mengeluarkan isinya kemudian membukanya.
"Kenapa baju tidur sih, masa gue nanti pulang pakai baju tidur, mana gambarnya beruang lagi, kaya anak kecil" Gerutu Tisya.
Mau tidak mau Tisya membawa pakaian itu ke dalam kamar mandi.
Dimas membuka matanya ketika mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Ia melihat jam yang menempel di dinding sudah menunjukkan pukul setengah lima.
Ia membuka selimut yang ia kenakan kemudian berjalan ke dapur. Ia mengambil teko kosong berisi air kemudian merebusnya untuk membuat kopi.
'Klek'
Pintu kamar mandi terbuka, Tisya terkejut melihat suaminya telanjang di depannya.
"Aaaaa" Teriak Tisya dan Dimas langsung membungkamnya.
"Jangan teriak-teriak kamar ini tidak kedap suara" Ucap Dimas.
Tisya menutupi matanya dengan telapak tangannya.
"Kakak ngapain pagi-pagi telanjang, mau godain aku ya?" Tanya Tisya.
Dimas tertawa.
"Siapa yang telanjang, kakak masih pakai celana" Jawab Dimas.
"Itu bukan celana, itu namanya sempak" Ucap Tisya.
Dimas kemudian mendekati istrinya dan membuat Tisya terus berjalan mundur hingga ia kembali masuk ke kamar mandi.
'Klek' Dimas mengunci pintu kamar mandinya dari dalam.
"Kak" Ucap Tisya.
"Hem" Jawab Dimas.
"Kamu ngapain masuk ke kamar mandi lagi?" Tanya Dimas dengan raut wajah menggoda.
"Mau mandiin kakak?" Tanya Dimas.
"Boleh kok kakak tidak keberatan." Jawab Dimas sendiri.
Tisya sudah tidak tahan dengan sifat mesumnya Dimas. Sekuat tenaga ia mendorong tubuh Dimas dan langsung membuka pintu namun sayangnya terkunci.
"Haha kok kamu ketakutan gitu sih, bukannya dulu kamu juga sering kaya gini sama Bian?" Tanya Dimas.
"Beda" Jawab Tisya.
"Apa bedanya?" Tanya Dimas.
"Bedanya aku cinta sama Mas Bian" Jawab Tisya.
Dimas kembali mendekati Tisya hingga Tisya terpojok di tembok.
TBC
Jangan lupa LIKE dan VOTE ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Eh itu yang bakal jadi ulet bulu kok banyak ya... Stefi dan Jesica.
lama gak up