NovelToon NovelToon
Adik Angkat Tersayang

Adik Angkat Tersayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / EXO / Trauma masa lalu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Chinchillasaurus27

Tentang kisah seorang gadis belia yang tiba-tiba hadir di keluarga Chandra. Gadis yang terluka pada masa kecilnya, hingga membuatnya trauma berkepanjangan. Sebagai seorang kakak Chaandra selalu berusaha untuk melindungi adiknya. Selalu siap sedia mendekap tubuh ringkih adiknya yang setiap kali dihantui kelamnya masa lalu .

Benih-benih cinta mulai muncul tanpa disengaja.

Akankah Chandra kelak menikahi adiknya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinchillasaurus27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke Rumah Temen

"Mampir ke apartmen Kak Raymon dulu, gue ada urusan." ucap Chandra yang lagi nyetir.

Kak Raymon? Itu temen yang mana lagi ya?Aku lupa.

Chandra kelihatannya masih kesel sama aku gara-gara tadi. Padahal tadi kan gak sengaja. Aku diem aja deh, takut diterkam.

Dddrrrrttt dddrrrttt

Seperti biasa kalo malem Jevin chat.

...Jeje♡...

Sayang

^^^Iyaa sayang^^^

Lagi ngapain yang?

^^^Lagi keluar sama kakak^^^

Oh.

^^^Iya^^^

Udah makan yang?

^^^Udah, kamu yang?^^^

Udah juga kok yang

Btw ntar pulang jamber yang?

^^^Gak tau yang^^^

Oh

Hati-hati ya yang.

^^^Iya^^^

♡♡♡

I love you.

^^^Love you too^^^

Mobilnya akhirnya berhenti, tepat sekali saat aku menyudahi chat dengan Jevin. Setelah parkir kita berdua langsung aja menuju ke tempatnya Kak Raymon.

"Wahh Chandra." sapa seseorang yang membukakan pintu.

Ohh ini yang namanya Kak Raymon. Iya iya aku inget, dulu Kak Raymon sering main ke rumah.

Chandra membalas senyuman Kak Raymon. Mereka lalu berpelukan sebentar.

"Ini Gaby ya? Wah sekarang udah gede." ucap Kak Raymon yang kini menyalami diriku.

"Hehe iya Kak." jawabku.

Aku sama Chandra lalu dipersilahkan duduk di ruang tamunya. Chandra ngobrol-ngobrol banyak sama Kak Raymon. Aku cuma nyimak mereka. Jujur aja aku bosen, kalo cuma duduk terus disini.

"Kamu mau minum apa By?" tanya Kak Raymon. "Ambil sendiri didapur ya, anggep aja rumah sendiri."

Aku auto melihat ke arah Chandra sebentar, dia lalu mengangguk. Oke langsung aja aku menuju dapurnya Kak Raymon. Sekalian jalan-jalan lihat-lihat isi apartmennya.

Wah bagus banget apartemennya Kak Raymon ini. Pasti mahallll. Pengen deh nanti punya apartemen kayak gini juga.

Apartemen Kak Raymon itu keren banget, ada studio musik yang isinya lengkap. Mau cari alat musik apa aja ada disini. Kamarnya Chandra mah masih kalah jauh...

Hmm pasti nanti Chandra susah diajak pulang.

Kak Raymon itu musisi yang suka nyiptain lagu. Dia multitalent, bisa main alat musik apa aja. Denger-denger sekarang dia sering collab sama artis terkenal loh. Pantes aja duitnya bejibun, bisa beli apartemen si keren ini woy.

Saat aku sampek dapur tiba-tiba aku melihat ada benda coklat yang gerak-gerak dibawah meja makan. Gak jelas sih karena lampunya disini remang-remang. Aku lantas coba berjongkok buat memastikannya.

"Ih lucu!" pekikku.

Aku lihat ada kucing di bawah meja. Wah ternyata Kak Raymon piara kucingggg.

Aku lalu gendong si pussi ini. Sumpah ya gemes banget sama hewan yang satu ini. Pengen aku kucek-kucek.

"Oh Gaby suka kucing ya?" tanya Kak Raymon yang kini menghampiriku di dapur.

"Iyaa Kak. Ini namanya siapa?"

"Namanya Gery."

"Halo Gery." panggilku pada kucing ini. Kak Raymon cuma ketawa liat interaksiku sama Gery ini.

"Kayaknya Gery suka deh sama kamu."

"Oh ya?"

"Iya, buktinya dia mau kamu gendong. Biasanya kalo sama orang asing suka nyakar." ucap Kak Raymon sambil ngelus-elus Gery yang berad di gendonganku.

Kak Raymon lalu mengajakku ke suatu tempat. Seperti sebuah kamar gitu. Dia kemudian membuka pintunya.

"Wahh."

Aku sangat tercengang melihat apa yang ada di hadapan ku ini. Ada banyak banget kucingnya Kak Raymon di ruangan ini. Dari yang kecil sampek yang besar ada. Gemes banget kucing-kucing ini, mereka pada lari-larian ke arah Kak Raymon sama aku yang baru dateng. Mereka menggesekkan kepalanya ke kakiku. Geliiii tapi gemoy.

Aku elus mereka satu persatu. Kucingnya Kak Raymon ini bukan kucing sembarangan, ini kucing-kucing bagus semua. Ada yang anggora, persia dan ada yang kayak macan tutul juga motif bulunya. Aku gemes banget, gak kuattttt.

"Mereka ada berapa banyak Kak?" tanyaku pada Kak Raymon.

"17 ekor By. Dulu jumlahnya 25 ekor, terus dikasih-kasihin sama temen, tinggal dikit deh sekarang."

"Ini Kak Raymon sendiri yang ngurus semuanya?"

"Iya. Mulai dari ngasih makan, minum, mandiin, sama poopnya aku sendiri By."

Aku manggut-manggut atas penjelasan Kak Raymon. Keren ya Kak Raymon. Dia bener-pener pecinta kucing sejati. Salut deh.

Aku lalu main-main sebentar sama kucing-kucing lucu ini.

Ada satu kucing yang paling manja kepadaku. Kucing jenis anggora dengan warna bulu abu-abu. Kucing ini minta pangku terus gak mau turun.

"Kamu mau bawa pulang Bubu?" tanya Kak Raymon sambil nunjuk kucing di pangkuanku. Oh jadi kucing ini namanya Bubu.

"Emang boleh kak?" tanyaku.

"Boleh, aku ambilin kandangnya dulu ya biar enak bawanya." ucap Kak Raymon sambil beranjak.

"Eh enggak usah Kak."

"Lah kenapa?" tanya Kak Raymon bingung.

"Kak Chandra alergi kucing. Kalo deket kucing dia suka bersin-bersin."

"Yahhh..."

"Gak papa kak, kapan-kapan kalo aku lagi pengen lihat kucing biar nanti aku main kesini lagi." ucapku.

Kak Raymon pun ngangguk-ngangguk.

Selesai lihat kucing aku lalu nyusulin Chandra yang lagi ada di dalem studio nya Kak Raymon. Dia lagi nyoba-nyoba nge-dj sama Kak Raymon.

Aku lalu duduk disofa yang ada di sana. Aku tungguin Chandra yang entah sampek kapan selesainya.

Huhh...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Chandra's POV

"Ini gue belinya di temen gue, Chan. Kalo lo mau besok gue anter ke tempatnya." ucap Kak Raymon.

"Eett jangan besok lah kak, lusa aja gimana?"

"Oke, lusa Chan."

"Tapi sore aja ya kak abis gue pulang kerja."

"Siap."

Gue lagi tertarik sama dj. Gue pengen beli peralatan dj sendiri di rumah. Sebenarnya sih gara-gara Silvy, dia ngeracunin gue supaya masuk ke dunia per-dj-an. Oke deh, tunggu aja nanti kalo Silvy pulang, pasti gue udah jago nge-dj.

"Chan." panggil Kak Raymon. Jari telunjuknya nunjuk ke arah sofa. Gue auto menoleh ke arah jarinya itu.

Ternyata Gaby udah terlelap di sofa. Yahh dia ketiduran guys.

"Tidur sini aja Chan, udah jam 11 kasihan Gaby nya." suruh Kak Raymon.

Yaudah deh gue sama Gaby tidur di apartemennya Kak Raymon aja, pulang besok subuh.

Kak Raymon nyiapin kamar buat gue dan Gaby tidur. Untung kamar disini banyak jadi gak perlu panik.

Gue angkat tubuh Gaby lalu gue baringkan ke ranjang. Gue kemudian ikut berbaring di sebelahnya.

Kini gue udah siap buat tidur.

Gue memiringkan badan buat ngelihat wajah Gaby yang udah terlelap.

Kok jadi sedih gini ya.

"Sorry ya tadi kakak marahin kamu." ucap gue lalu mengecup pipi kirinya perlahan.

...***...

Hari udah menjelang pagi...

"Kita pulang dulu. Sorry ya udah ngrepotin."

"Santai aja lah Chan." kata Kak Raymon.

"Makasih ya Kak." ucap Gaby pada Kak Raymon. Kak Raymon pun mengangguk.

Kita lantas beranjak pulang.

Sesampainya dirumah...

"Lo mau dibikinin sarapan apa?" tanya gue pada Gaby.

"Terserah kakak." jawab Gaby. Gue tahu nih pasti Gaby masih takut sama gue gara-gara kena marah kemarin kan.

"Yaudah mie aja ya." ucap gue.

Gaby yang tadinya menunduk langsung mendongakkan kepalanya, dia natap gue sekarang. Mungkin dalam batinnya itu bicara, 'Seriusan? Kok tumben boleh makan mie?'.

"Sana mandi dulu." suruh gue.

Gaby mengangguk. Lalu pergi ke kamarnya.

Langsung aja gue ke dapur, mau bikin mie. Eh apa gue mandi dulu juga aja ya? Emmm enaknya bikin mie dulu apa mandi dulu?

Yaudah deh mandi dulu aja. Gue lalu pergi ke kamar gue.

Saat gue menaiki tangga mau ke kamar tiba-tiba gue lihat Gaby lagi berdiri di depan pintu kamarnya.

Loh... gue kira dia lagi mandi sekarang. Dia ngapain sih? Dia kenapa kok cuma diem aja?

Langsung aja gue tanyain.

"Kenapa?" tanya gue. Gaby terkejut, badannya sedikit loncat ke udara.

"Kok lo belom mandi juga, sekarang udah jam 6, ntar telat loh." ucap gue.

"Mmmm, pintu kamar Gaby gak bisa dibuka." lirihnya.

"Haa?"

Gak bisa dibuka gimana? Gaby coba puter-puter kenop pintunya buat buktiin.

"Minggir." suruh gue. Posisi Gaby minggir sedikit ke kanan, lalu gue coba yang turun tangan.

Gue puter kenop pintunya beberapa kali tapi gak kebuka-buka.

"Lo kunci kali?" tanya gue yang masih muter-muter kenop pintu.

Gaby menggeleng.

Ceklek

Pintu kamar Gaby akhirnya kebuka. Emang agak sulit sih agak berat gitu, mungkin karena kenopnya udah rusak. Maklum kenop lawas.

"Kalo mau buka agak diangkat sedikit kenopnya. Ntar kalo gue nganggur gue benerin." ucap gue. Gaby mengangguk lalu masuk ke kamarnya.

Gue ketawa pelan lihat tingkahnya Gaby. Ternyata kalo lagi takut sama gue dia kalem ya. Pintunya rusak aja dia cuma diem, coba kalo lagi biasa. Pasti udah tereak-tereak dia.

...***...

"Sekolah yang bener, jangan nakal." ucap gue pada Gaby.

Gaby mengangguk lalu bersalaman dengan gue. Seperti biasa tradisi pamitan kita, cium dulu palanya.

Cup

Selesai berpamitan, Gaby gak langsung turun dari mobil. Dia malah ngelamun. Nih anak kenapa sih?

"Kakak masih marah ya sama aku?" tanya dia, tiba-tiba. Sungguh, gue gak espek.

"Menurut lo?" Isengin dulu boleh kali ya.

"Gaby minta maap dong."

"Gue gak mau!"

Sengaja banget gue ngomongnya pakek nada sinis.

Sontak Gaby menoleh kearah gue. Dia ngelihat gue dengan tatapan sendunya.

Kita hitung aja...

3

2

1

Nahkan mulai nangis.

Dahlah baikan aja. Masa mau sekolah nangis sih? Ntar matanya bengkak, kasihan tauk.

"Udah kakak gak marah kok." ucap gue.

Seperti biasa Gaby kalo nangis gak bisa kalo langsung berhenti, kurang lebih setengah jam dong baru mau diem.

"Sini." ucap gue sambil merentangkan kedua tangan kearahnya.

Gaby nurut lalu menyambut pelukan gue. Gue biarin dia nangis dengan leluasa dulu.

"Udah dong jangan nangis. Kantor kakak jauh loh, gak kasihan apa kalo kakak dipecat sama Samuel karena telat." kata gue coba nenangin Gaby.

"Kak Samuel gak mungkin mecat, kan dia baik mana tega."

"Yee kamu mana ngerti, dia kalo udah marah serem banget kayak setan."

"Oh ya? Sereman mana sama kakak?" tanya Gaby yang kini mendongakkan wajahnya ke atas buat ngelihat gue.

"Mmmm sereman dia."

"Gak percaya." ucap Gaby sambil menyembunyikan wajahnya lagi dibalik jas gue. Kayaknya kemeja gue udah gak karu-karuan deh kena air matanya.

Tapi gak papa, bentar lagi juga kering sendiri.

"Besok janji ya ke Solo?" ucap Gaby.

"Iya."

"Janji?"

"Janji." ucap gue sambil meraih tangan Gaby. Gue mengaitkan jari kelingking gue ke jari kelingkingnya.

~to be continue...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!