Ronald Leo, seorang remaja berbakat dari desa kecil di Kediri mendapatkan kesempatan emas untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain sepak bola profesional. Setelah mencuri perhatian pelatih selama seleksi Borussia Dortmund ||, Leo berkembang pesat dengan bantuan sebuah Sistem misterius yang meningkatkan kemampuan fisik dan tekniknya diatas rata- rata. Ditengah persaingan ketat dan berbagai tantangan, Leo memimpin timnya menjadi juara liga remaja Jerman dan mencetak prestasi luar biasa. Namun, perjalanan Leo baru saja dimulai, karena ia kini harus membuktikan kemampuannya di panggung yang lebih besar ~ Liga Profesional.
Dengan penuh aksi, persahabatan, dan impian besar, "SISTEM SEPAK BOLA" adalah kisah seorang remaja Indonesia dalam meraih kejayaan di dunia sepak bola internasional.
Novel ini tidak menganut jadwal dan regulasi liga Eropa secara menyeluruh, demi perkembangan jalan cerita, jadi mohon dimengerti bila ada jadwal yang melenceng jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Star24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Sudah tiga bulan sejak Leo pertama kali bergabung dalam seleksi Borussia Dortmund II. Setiap harinya, ia semakin berkembang.
Tubuhnya kini semakin kuat dengan otot yang terbentuk hasil dari latihan rutin di gym setelah pelatihan. Kecepatan, kekuatan fisik, dan tekniknya sudah berada di atas rata-rata pemain lainnya.
Hal ini membuatnya menjadi ancaman nyata bagi para bek lawan.
Dalam sesi latihan mini soccer, para bek kerap frustrasi saat harus menghadapi Leo yang tidak hanya cepat, tetapi juga kuat dalam beradu fisik. Bahkan saat ditabrak atau didorong, Leo tetap tenang dan mampu mempertahankan bola.
Salah satu pelatih kebugaran, Hans, yang sudah berpengalaman dalam melatih pemain muda, melihat Leo dengan tatapan puas.
"Anak ini benar-benar berbakat," kata Hans kepada rekan pelatihnya, Markus, yang berdiri di sebelahnya saat mereka menyaksikan Leo mendribel bola dan melepaskan tendangan keras ke arah gawang.
"Ya, bukan hanya bakat. Dia juga punya mentalitas kuat. Pemain muda seperti dia yang kita butuhkan di tim utama," jawab Markus, tak kalah terkesan.
Roger sang pelatih kepala hanya tersenyum dan menganggukkan kepala tanda puas atas peningkatan Leo.
Jacob asisten pelatih tak henti-hentinya tersenyum karena telah berhasil menarik bibit berbakat ke dalam timnya.
Leo sendiri tidak sombong dengan kemampuannya. Setiap kali selesai latihan, dia selalu meminta izin kepada pelatih untuk menggunakan gym, demi menjaga fisiknya agar tetap prima.
Tak jarang dia mendengar obrolan rekan-rekan setimnya tentang dirinya.
"Bro, gimana sih caranya bisa lari sekencang itu?" tanya Danielo, salah satu striker yang juga ikut seleksi.
Leo hanya tersenyum. "Latihan terus, jangan pernah puas sama kemampuan sendiri."
Keesokan harinya, siapa yang lolos seleksi pemain untuk skuad utama Liga remaja Borussia Dortmund II akan diumumkan.
Semua peserta merasa cemas, termasuk Leo. Meski ia berkembang pesat dengan bantuan sistem, tetap saja ada ketegangan tersendiri dalam menunggu pengumuman.
Pagi itu, semua peserta berkumpul di lapangan utama. Suasana hening, setiap pemain fokus pada nama yang akan disebutkan. Salah seorang staf klub naik ke atas podium dan memulai pengumuman.
"Dari 30 pemain yang mengikuti seleksi, hanya 7 pemain yang terpilih untuk bergabung dengan tim utama Borussia Dortmund II untuk musim depan," ucapnya, sambil membuka daftar nama.
Jantung Leo berdegup kencang. Beberapa pemain menunduk, tak sanggup menatap ke depan. Momen itu terasa sangat panjang bagi semua orang.
"Nama pertama yang lolos seleksi adalah... Sven Krugger, posisi striker."
Sven langsung berdiri dengan senyum lebar di wajahnya. Teman-temannya di barisan belakang menepuk-nepuk punggungnya.
"Berikutnya, Matteo, posisi sayap."
Matteo maju ke depan dengan percaya diri, wajahnya penuh kebahagiaan.
"Leo, posisi gelandang serang."
Leo menarik napas lega. Dia melangkah ke depan dengan perasaan campur aduk—antara bahagia dan lega. Di belakang, beberapa pemain yang tidak dipanggil mulai menunjukkan raut kecewa.
"Pemain selanjutnya, David, posisi gelandang bertahan."
"Untuk Center back, Marco dan full back Victor," mereka berdua segera bersorak dan maju ke depan.
"Terakhir, posisi kiper adalah milik Jonathan," Jonathan langsung berdiri dan bergegas maju.
"Nilai kontrak kalian sebagai pemain muda liga remaja adalah sebesar €1,000 per bulan. Ini akan meningkat seiring dengan performa kalian dan level kompetisi yang kalian ikuti."
Mendengar angka tersebut, Leo tertegun. Dengan polosnya dia bertanya, "Maaf, kalau dirupiahkan jadi berapa ya?"
Teman-temannya hanya tertawa melihat kepolosan Leo, dengan sigap sang sekretaris yang bernama Victoria menjelaskan, "Kalau dirupiahkan akan sekitar 17 juta," dia menjawab sambil tersenyum. "Jadi, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?"
Leo hanya termenung, hingga Matteo menyenggolnya, "Eh ti...tidak, terima kasih," dengan kikuk Leo menjawab.
"Baiklah, akan saya lanjutkan. Durasi kontrak adalah 2 tahun dan kontrak akan diperbarui sesuai dengan performa dan kondisi klub."
"Apakah ada pertanyaan?"
Semua pemain hanya menggelengkan kepala.
Bagi Leo, ini adalah jumlah yang sangat besar. Dengan pendapatan seperti ini, ia bisa Membantu keluarganya di Indonesia dengan lebih baik.
Meskipun ia senang, Leo juga tahu bahwa ini baru awal dari perjalanannya.
Setelah menandatangani kontrak, mereka juga diberi fasilitas berupa asrama jika mereka ingin tinggal di dekat klub.
Leo memutuskan untuk menerima fasilitas ini agar lebih fokus pada latihannya. Di asrama, Leo berbincang dengan Sven yang juga akan tinggal di sana.
"Leo, gimana rasanya bisa lolos?" tanya Sven dengan penuh antusias.
Leo tersenyum. "Jujur, saya nggak nyangka bisa sampai di sini. Semua ini berkat kerja keras dan bantuan dari orang-orang di sekitar saya."
Sven mengangguk. "Saya juga seneng banget. Tapi perjalanan kita baru dimulai, bro. Liga remaja nggak akan gampang."
"Iya, saya tau. Jadi kita harus terus berkembang, nggak boleh puas dulu," balas Leo dengan penuh semangat.
Saat mereka berbincang, Leo membuka sistem di dalam pikirannya untuk mengecek statusnya.
Nama: Ronald Leo
Umur: 16 Tahun
Tinggi: 170 cm
Berat: 70 Kg
Kecakapan kaki kiri/kanan: 53/100
Atribut teknik :
Passing: 54
Shooting: 62
Dribbling: 55
Shot accuracy: 57 +10
Heading: 46
Atribut fisik:
Kekuatan: 69
Kecepatan: 70 +10
Stamina: 65
Serangan: 57
Inventory:
--
"Skill yang dimiliki:"
Dribble ala Ronaldinho: Kemampuan mengelabui lawan dengan dribble cepat dan teknik luar biasa.
Kecepatan ala Thierry Henry: Berlari cepat saat transisi dari bertahan ke menyerang.
Tembakan Jarak Jauh ala Frank Lampard: Ketepatan dalam menembak dari luar kotak penalti.
Visi Permainan ala Inzaghi: Kemampuan membaca permainan dan mencari posisi ideal di dalam kotak penalti.
Heading ala Gerd Muller: Sundulan dengan kekuatan ekstra, cocok untuk duel udara.
Tekad baja: Memperkuat mental untuk bertahan dalam situasi sulit.
Melihat statusnya, Leo merasa semakin yakin bahwa dia berada di jalur yang tepat untuk mencapai mimpinya. Namun, dia juga tahu bahwa ini hanyalah permulaan. Masih banyak tantangan yang menantinya di depan, terutama di liga yang akan segera dimulai.
"Leo, siap untuk latihan besok?" tanya Sven sambil merapikan tempat tidurnya.
"Siap, bro. Besok kita mulai petualangan yang sebenarnya." Leo menatap ke luar jendela, membayangkan hari di mana ia bisa bermain di Bundesliga, mewakili Borussia Dortmund di panggung besar Eropa.
Setelah puas melihat ke luar jendela, Leo merebahkan diri di tempat tidurnya, menatap langit-langit asrama dengan berbagai pikiran berputar di kepalanya. Liga remaja akan dimulai minggu depan, meskipun ia merasa siap, Leo tahu bahwa pertandingan di level ini akan menantang.
Ia sudah mendengar desas-desus tentang tim lawan yang penuh dengan pemain berbakat dari seluruh Jerman.
Di dalam hatinya, Leo merasakan ketegangan yang berbeda. Bukan ketakutan, tapi antisipasi. Jalan menuju puncak masih panjang, dan ia tahu bahwa setiap langkah membutuhkan kerja keras yang lebih besar dari sebelumnya.
Dengan keyakinan penuh, Leo menutup matanya, mempersiapkan diri untuk tantangan esok hari.
******
ini copy paste atau karya asli?
sorry author bukannya meremehkan karyamu atau apalah tapi menurut saya pribadi jalan cerita yang author tulis tidak asing bagi saya🙏