NovelToon NovelToon
Laila

Laila

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Di usianya yang baru menginjak 17 tahun Laila sudah harus menjadi janda dengan dua orang anak perempuan. Salah satu dari anak perempuan itu memiliki kekurangan (Kalau kata orang kampung mah kurang se-ons).

Bagaimana hidup berat yang harus dijalani Laila dengan status janda dan anak perempuan yang kurang se-ons itu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Laila sudah sibuk mengerjakan pesanan pabrik. Begitu juga dengan Teh Linda dan Teh Yayuk memiliki kesibukan masing-masing.

"Kamu perlu bantuan tidak?." Teh Yayuk menghampirinya Laila.

"Tidak perlu, Teh." Laila tersenyum.

"Aku mau lanjut mengantar pesanan."

"Hati-hati, Teh."

"Iya" Teh Yayuk mengangguk.

Teh Yayuk membawa banyak kotak lalu dimasukkan ke dalam keranjang yang ada di motor.

"Kamu jaga Laila, kalau perlu telepon Pak Arman." Bisik Teh Yayuk. Kedua perempuan itu pun melirik Laila yang sedang meminum obat.

"Pak Arman sedang otw." Sahut Teh Linda pelan.

"Mereka sangat cocok sekali, ya?."

"Betul sekali."

"Kita lihat saja nanti."

"Kita jadi penonton saja."

"Betul."

Teh Yayuk pun segera tancap gas. Tidak berselang lama Arman sampai di rumah Laila. Sempat berpapasan dengan Teh Yayuk di depan.

Arman segera menuju jalan yang ada di belakang.

"Hai" sapanya.

Laila yang sedang menunduk pun mengangkat wajahnya, menatap Arman.

"Kamu bolos lagi?."

"Tidak, tiga hari ke depan pekerjaanku di sini."

"Boleh masuk?."

Laila mengangguk lalu memberikan jalan pada Arman.

"Apa yang belum dikerjakan?."

"Bolu yang sudah dingin tolong dipotong."

"Oke."

Keduanya dalam mode hening, begitu fokus pada pekerjaannya masing-masing.

"Kue yang lainnya boleh dimasukkan ke dalam box?."

"Iya."

Laila dan Arman bisa sedikit lebih santai setelah pekerjaan mereka selesai. Tinggal menunggu orang dari pabrik yang mengambil semua pesanannya.

"Kamu harus menambah orang untuk membantu di sini?."

"Saya juga berpikir seperti itu. Tapi siapa? Yang lain belum tentu mau."

"Belum juga mencari, sudah bilang seperti itu."

Laila pun tersenyum.

"Teh Linda dan Teh Yayuk sudah kamu ajari semuanya?."

"Sudah."

"Kalau sudah kamu ajari, biarkan mereka yang di dapur. Kamu cari orang untuk mengantarkan semua pesanan dan untuk kasir. Kalau kasir bisa kamu handle lebih bagus Tapi kadang Salwa dan Halwa sangat membutuhkan kamu. Apalagi Salwa mau sekolah."

"Mang Iwan dan Mang Dadang sudah mau, tapi mulai besok. Teh Linda sama Teh Yayuk katanya masih belum percaya diri banget untuk mengerjakannya. Jadi maunya saya dampingi terus."

Arman tertawa. "Sudah seperti murid TK saja mau didampingi."

Laila pun ikut tertawa.

Orang pabrik sudah datang mengendarai mobil, guna membawa semua pesanan.

"Pantas Pak Arman betah di sini, Ibu Laila sangat cantik." Ucap Mang Rizal, supir pabrik.

"Cantik lah Mang kan perempuan." Arman tersenyum.

"Katanya janda ya, Pak Arman?."

"Iya."

"Kira-kira kalau sama saya mau tidak ya Pak? saya kan duda anak dua juga." Arman langsung diam mendapatkan pertanyaan seperti itu.

"Saya serius kalau Ibu Laila mau sama saya."

"Sepertinya tidak, Pak. Karena Laila masih ingin mengembangkan usahanya."

"Saya mau menunggunya, Pak."

"Kelamaan Mang." Arman menyudahi obrolan itu karena tidak ingin terus membicarakan Laila. Segera Arman ikut membantu supaya Mang Rizal cepat pergi. Pekerjaan Mang Rizal sudah selesai, Mang Rizal pun segera melajukan mobilnya.

*****

Pagi ini Laila mengantar Salwa sekolah, akan sama seperti yang lainnya pulang pukul setengah satu. Salwa meminta untuk tidak di jemput karena bisa pulang sendiri. Teman yang satu arah pun banyak. Laila mengiyakan, mencoba percaya pada anaknya. Namun begitu Laila tetap menitipkan anaknya itu pada guru yang satu kampung dengannya.

Sejak tadi pagi Mang Dadang dan Mang Iwan sudah sibuk mengantar pesanan. Teh Linda dan Teh Yayuk sangat sibuk di dapur, Laila sendiri di depan. Tapi sejak lima menit lalu pindah ke dalam rumah karena tidak ada pembeli. Membantu Arman memasukkan kue-kuenya ke dalam box.

"Permisi, Ibu Laila."

"Iya."

Laila menghampiri dan ternyata bank keliling. Hari ini dirinya harus setor untuk bulan ketiga. Uang pun dikeluarkan Laila kemudian Laila mendapatkan bukti pembayaran. Arman menatap tajam Laila yang kembali masuk ke dalam rumah setelah bank keliling itu pergi.

"Kamu berurusan dengan mereka?."

"Iya" jawab Laila tanpa mau menatap wajah Arman.

"Untuk apa?."

"Untuk rumah ini."

"Kenapa dengan rumah ini?."

Laila tidak menjawab, perempuan itu segera keluar menghindari Arman. Cukup berhasil, karena memang Arman tidak mengikutinya. Karena pekerjaannya belum semuanya selesai.

Sejenak Arman pergi dari rumah Laila karena panggilan azan zuhur. Arman pun tidak langsung kembali ke rumah Laila, dirinya diam di sana. Memikirkan apa yang sebenarnya dilakukannya dengan ingin tahu lebih dalam tentang Laila.

Tapi mengenai rumah, Arman ingin memberitahukan Laila setelah pesanan pabrik selesai.

"Kata kamu tidak mau riba dengan mengambil pinjaman dari bank keliling." Ucap Arman setelah Laila berada di tempatnya. Perempuan itu baru selesai melaksanakan shalat.

"Karena penting banget tapi saya ditipu."

"Astagfirullah! Di tipu bagaimana?" tentu saja Arman sangat kaget.

"Uang itu saya pinjam untuk membeli rumah ini, tapi Teh Wulan dan Mang Wawan nya malah pergi tanpa memberikan sertifikat rumah ini."

Arman kembali mengucap astagfirullah karena suami istri itu memang sangat keterlaluan. Menipu dan membohongi Laila. Tapi ini kesalahannya juga karena masih saja berpikir untuk memberikan sertifikat rumah miliknya.

"Pinjam banyak?."

Laila mengangguk. "50 jt."

"Astagfirullah." Arman mengusap wajahnya kasar namun sambil tersenyum. Semakin tidak percaya pada keberanian Laila. Tapi sepertinya memang itu sangat dibutuhkan jadi Arman pun tidak bisa menyalahkannya.

Laila dan Arman menatap kejauhan, di mana Salwa pulang seorang diri sambil senyum-senyum.

"Assalamualaikum Ibu, Pak Arman" ucapnya langsung menyalami tangan Ibu Laila dan Pak Arman.

"Waalaikumsalam Kakak" kedua orang itu menjawab salam Salwa.

"Kenapa Kakak senyum-senyum? Apa yang membuat Kakak bahagia?." Tanya Laila ikut bahagia karena putrinya bahagia.

"Tidak ada, Bu. Salwa senang saja sekolah."

"Alhamdulillah" Arman dan Laila mengucapkan syukur.

"Besok tidak perlu antar Salwa ke sekolah lagi ya, Bu."

"Kenapa? Kakak sudah ada temannya?."

Salwa mengangguk sambil tersenyum.

"Iya, tapi Ibu harus tahu temannya siapa?."

"Jangan, Bu. Nanti teman akunya tidak mau teman lagi sama aku. Ibu percaya saja sama aku, ya?."

Laila mengangguk. Namun tetap akan mencari tahunya sendiri.

"Sekarang Kakak ganti seragam,shalat terus makan."

"Iya, Bu."

Arman dan Laila saling pandang.

"Kamu percaya sama temannya?."

"Besok saya akan mengikutinya."

"Iya, lebih baik seperti itu. Syukur-syukur teman-temannya memang biak, kalau tidak Salwa sendiri yang bahaya."

"Betul."

Sebenarnya pekerjaan Arman membantu Laila sudah selesai dari tadi. Tapi laki-laki itu masih betah di sana, menyaksikan Teh Linda dan Teh Yayuk menyelesaikan adonannya.

Kesibukan mereka berempat tidak menyadari kedatangan seseorang yang sudah berdiri di depan pintu.

"Arman."

Arman dan ketiga perempuan yang berada di rumah menoleh pada perempuan cantik yang memanggil nama Arman dengan begitu lembut.

"Inggit" Arman bangkit menghampirinya.

"Aku tahu alamat ini dari komputer kamu." Inggit menatapnya dengan tatapan tidak biasa.

"Warung Laila nya sudah tutup ya?." Inggit menatap ketiga perempuan itu, namun tatapannya begitu fokus pada Laila seperti yang ada pada gambar stiker yang ditemukannya di kamar Arman.

"Iya, sudah tutup" jawab Laila.

Inggit tahu pemilik warung ini sangat cantik, makanya Arman begitu betah di sini.

Bersambung.....

1
Watini Salma
jadi penasaran kelanjutannya Laila sama Arman apa berjodoh ya
La Rue
semoga ikhtiar Laila berhasil demi kebaikan anak-anaknya
La Rue
Laila tetaplah kuat buat kedua anakmu
Sadiah Suharti
lanjut thor
Watini Salma
cerita nya ringan enak dibaca nya mudah dipahami menarik dan menginspirasi, lanjut kakak /Good//Pray/
Watini Salma
Alhamdulillah up lagi, semoga Laila jadi orang sukses dan bahagia dengan kedua anak nya
Watini Salma
lanjut kakak, cerita nya menarik tetap semangat ya
La Rue
Ditunggu kelanjutannya
La Rue
pasti mau memfitnah Laila ni
seftiningseh@gmail.com
semangat buat up nya kak
jangan lupa dateng aku di karya ku judul nya istri kecil tuan mafia
La Rue
Alhamdulillah rezeki Laila dan anak-anaknya
QueenRaa🌺
lanjut thorr! semangat up💪

jangan lupa mampir di beberapa karyaku ya😉
La Rue
ceritanya bagus ditunggu kelanjutannya...🥰👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!