Hidup bergelimang harta, mempunyai istri yang cantik dan seorang putri yang manis tak membuat seorang Demian merasakan kebahagiaan hidupnya.
Rasa bersalahnya pada seorang wanita 8 tahun yang lalu selalu menghantui hidupnya. Wanita itu sudah berhasil mengubah hatinya yang hangat menjadi sedingin es, beku dan keras.
"Ariana, di mana kamu? aku merindukanmu sayang."
Disisi lain jauh dari ibu kota Ariana sedang bekerja keras seorang diri untuk menghidupi anaknya.
Anak yang tidak pernah mengetahui di mana sang ayah, karena 8 tahun yang lalu Ariana meninggalkan laki-laki yang sudah menyakitinya bersama janin yang tak pernah terucap.
Akan kah keduanya akan bertemu dan kembali bersama meski keadaan tidak seperti dulu lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part~20
Ariana nampak harap-harap cemas menunggu Ricko yang sedang di operasi, ia berjalan mondar mandir di depan ruang operasi sembari berdoa untuk kesembuhan sang putra.
"Rin, pergilah makan dulu biar mbak yang menjaga Ricko ?" pinta Widya, ia melihat Ariana belum makan sedari pagi. Entahlah mungkin juga dari kemarin.
"Aku tidak lapar mbak." sahut Ariana, meski wajahnya terlihat pucat.
Karena dari kemarin ia hanya menengguk air putih saja, bagaimana ia bisa makan sedangkan putranya masih terbaring tak sadarkan diri.
Beberapa saat kemudian, lampu operasi nampak mati. itu berarti operasi sudah selesai dan tak berapa lama seorang dokter keluar dari ruangan tersebut.
"Dokter, bagaimana keadaan putra saya ?" tanya Ariana tak sabar.
"Operasinya sudah selesai bu dan kita tunggu anak ibu siuman dulu ya." sahut Dokter tersebut dengan senyum mengembang, sepertinya Dokter tersebut juga turut senang atas keberhasilan operasi yang di lakukan oleh timnya.
"Apa anak saya akan bisa jalan lagi, Dok ?"
"Tentu saja, Bu. Meski membutuhkan beberapa waktu untuk proses pemulihan." sahut Dokter tersebut yang langsung membuat Ariana dan Widya nampak lega.
Setelah menjelaskan semuanya, Dokter tersebut segera pamit pergi.
"Rin, pergilah makan dulu. Kamu tidak mau kan melihat Ricko sedih karena ibunya tidak makan ?" perintah Ariana.
"Tentu saja nggak mbak, kalau begitu aku akan pergi membeli makan sekarang."
"Pergilah ke kantin, biar mbak yang menunggu di sini." perintah Widya.
Kemudian Ariana segera meninggalkan tempat tersebut, bukan kantin yang ia tuju. Karena makanan di sana pasti mahal.
Lebih baik ia makan di pinggir jalan saja dengan harga yang lebih murah, pikirnya.
Ariana nampak berjalan menuju penjual lontong sayur di pinggir jalan, ternyata selain murah rasanya juga sangat enak menurutnya.
Setelah merasa kenyang Ariana segera meninggalkan warung tersebut, namun ketika ia akan masuk kembali ke dalam area rumah sakit ia merasa ada seseorang yang mencekal tangannya dari belakang.
Deg!!
"Demian ?"
"Lepaskan !!" perintah Ariana, ketika Demian tak kunjung melepaskan cekalannya.
"Apa yang sedang kamu lakukan di sini ?" Demian nampak menatap rumah sakit umum di depannya tersebut.
"Bukan urusanmu." sahut Ariana dingin.
"Mulai sekarang apa yang menjadi urusanmu juga menjadi urusanku." tegas Demian.
Mendengar ucapan Demian, Ariana nampak tersenyum sinis. "Anda siapa? berani sekali ikut campur kehidupan saya. Meski sebelumnya kita pernah tidur bersama, itu hanyalah sebuah transaksi. Jadi lebih baik anda segera pergi dari sini dan meminta maaflah pada istri anda karena sudah tega menghianatinya." tekan Ariana.
Kemudian Ariana nampak menghempaskan tangan Demian, setelah itu ia melangkahkan kakinya meninggalkan laki-laki tersebut.
"Aku mempunyai bukti kalau suamimu juga menghianatimu." teriak Demian yang langsung membuat Ariana menghentikan langkahnya.
"Kamu pasti penasaran kan, siapa wanita pertama yang suami itu temui ketika baru datang dari luar kota ?" imbuhnya lagi.
"Apa maksudmu ?" Ariana menatap Demian tak mengerti.
Selama ini Demian mengira Herman adalah suaminya, lalu siapa yang Herman temui? Sepertinya Ariana harus mencari tahu, ia tidak mau jika Widya sampai di hianati oleh suaminya.
"Sepertinya suamimu itu mulai berani berselingkuh di tempat umum." ujar Demian yang semakin membuat Ariana penasaran.
"Omong kosong." gertak Ariana, Herman tidak mungkin selingkuh. Karena yang ia tahu Herman sangat mencintai Widya, meskipun sampai saat ini mereka belum di karunia seorang anak.
"Aku mempunyai bukti rekaman mereka berdua, tapi ponselku berada di dalam mobil. Kalau kamu ingin tahu, Ikutlah bersama ku." bujuk Demian.
"Alasan." cibir Ariana.
"Kalau tidak percaya, terserah." sahut Demian sembari melangkahkan kakinya menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana.
Ia nampak melirik Ariana dari ekor matanya dan ia bersorak dalam hati ketika melihat wanita itu yang tadinya ogah-ogahan, kini berjalan cepat ke arahnya.
Demian segera masuk ke dalam kendaraannya, kemudian ia langsung membuka kaca mobilnya ketika Ariana nampak berdiri di samping mobilnya.
"Masuklah !!" perintah Demian.
"Kamu jangan macam-macam." ancam Ariana.
"Kalau tidak mau ya sudah, aku akan pergi dari sini." sahut Demian tak kalah mengancam.
"Sialan." gerutu Ariana, namun ia segera masuk ke dalam mobil tersebut.
Demian yang melihat itu nampak mengangkat sudut bibirnya, kemudian ia segera menutup kaca mobilnya lalu mengunci pintunya setelah Ariana duduk di kursi sebelahnya
"Katakan mana rekamannya ?" pinta Ariana tak sabar.
"Tenanglah sayang, tak sabaran banget kamu. Sekarang katakan dulu kenapa tadi pagi kamu meninggalkan ku sendiri ?" ujar Demian seraya memandang lekat Ariana.
Ariana yang di tatap oleh Demian dengan jarak yang begitu dekat, tentu saja langsung salah tingkah. Ariana tak menampik semakin dewasa, Demian nampak semakin tampan dan matang.
Tubuhnya yang terlihat semakin kekar dan bulu-bulu tipis yang tumbuh di sekitar rahangnya membuat ketampanan laki-laki itu tak terelakkan lagi.
Apalagi mengingat kejadian semalam, betapa perkasanya Demian menguasai tubuhnya. Membuat pipi Ariana semakin memerah.
"Sialan, kenapa aku tidak bisa melupakan kejadian semalam. Ingat Ariana dia sudah mempunyai istri."
Ariana langsung merutuki dirinya sendiri, bisa-bisanya dia diam-diam mengagumi mantan kekasihnya itu yang kini sudah menjadi suami orang.
"Hey kenapa tidak di jawab? lihatlah kenapa wajahmu memerah? apa kamu sakit ?" Demian nampak khawatir, namun Ariana langsung menjauhkan badannya ketika Demian hendak menyentuhnya.
"Tidak, aku tidak sakit. Aku hanya kepanasan, iya aku kepanasan." Ariana langsung mengipasi wajahnya dengan telapak tangannya.
"Panas? bukannya ini sangat dingin ?" Demian langsung mengecek pendingin di dalam mobilnya.
"Bukan begitu, hatiku yang kepanasan. Jadi sekarang tunjukkan mana rekamannya ?" ucap Ariana.
"Tentu saja, setelah ini lebih baik kamu tinggalkan laki-laki brengsek itu."
Demian nampak mengambil ponselnya yang sedang ia charge, kemudian ia memutar videonya Herman di parkiran tadi pagi.
"Lihatlah, betapa brengseknya laki-laki yang kamu bela itu." Demian menunjukkan video tersebut pada Ariana.
Melihat Herman yang sedang berciuman dengan Widya di atas Motornya, membuat Ariana diam-diam mengangkat sudut bibirnya.
Ia nampak bernapas lega, ternyata wanita yang di maksud oleh Demian adalah Widya.
Sedangkan Demian nampak memperhatikan reaksi Ariana, namun wanita itu nampak biasa saja tak sesuai dengan perkiraannya.
Dan itu membuat Demian semakin penasaran dengan hubungan antara Ariana dan Herman yang sebenarnya. Benarkah mereka benar-benar pasangan suami istri?
Kalau memang mereka pasangan suami istri, lalu kenapa Ariana tidak terlihat marah ketika melihat kemesraan Herman dengan wanita lain.
Tapi kalau mereka tidak mempunyai hubungan, lalu kenapa Ricko memanggil Herman dengan sebutan ayah. Apalagi mengingat kejadian di sekolah beberapa waktu lalu.
Waktu itu Herman terlihat sangat khawatir pada Ricko, layaknya kekhawatiran seorang ayah pada anak kandungnya.
"Apa kamu tidak cemburu ?" tanya Demian.
"Hah, ten-tentu saja aku cemburu." sahut Ariana yang mendadak gugup.
"Bohong."
"Aku tidak bohong, tentu saja aku cemburu. Wanita mana yang tidak cemburu melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain." sahut Ariana beralasan.
"Aku tidak percaya, matamu mengatakan lain. Katakan, sebenarnya Herman bukan suami mu kan ?" tegas Demian seraya menatap tajam ke arah Ariana.
Sedangkan Ariana yang merasa terintimidasi, nampak menelan salivanya sendiri.
Kini tubuhnya mendadak panas dingin, apa yang harus dia katakan.
.
Ntar malem Othor nggak up ya guys, coz ada jadwal check up ke dokter dan setelah itu sepertinya mau nobar timnas jd nggak sempat nulis 😁😁✌✌
wah kamu tuh Victor ga menghargai Nina..