kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.6.Permainan Ana dan Pacarnya.
Namun ketika Ana merubah posisinya, Andika dapat melihat dengan jelas. Wajah Ana yang terlihat memerah dan begitu sangat menikmatinya, apapun yang sedang dilakukannya itu.
"Jadi, Ana adalah cewek yang begitu ya?! "
"Tapi..... "
Andika langsung mengusir semua pikiran buruknya tentang Ana lalu ia menutup matanya.Ia mengingat kembali kalau Nova sedang menantinya diluar sana.
Bagaimana mungkin Andika bisa melihat gadis lain yang bukan pacarnya? Tepat dihadapannya bersama pasangannya saat ini.
Ana terus menjilati bagian bawah Rama , dan terlihat sangat menikmati yang ia lakukan itu.
Hingga pada akhirnya setelah 5 menit....
"An! Mau keluar!"teriak Rama yang segera menarik kepala Ana dengan kedua tangannya.
Memaksa Ana agar tidak menarik mundur kepalanya saat ini.
'Srooooott... 'Srooooott....
" Hmmmmmfffttt..... "teriak Ana kesakitan.
" Aaaaaahhhh, puas banget. Terima kasih ya, An?!"lanjut Rama setelah mengeluarkan semuanya di dalam mulut Ana.
"Uhhukkk..... Kuuuhhhgg.... Uhhhukk.... "
Namun disisi lain Ana sendiri terlihat batuk-batuk karena tersedak atas tindakan Rama barusan terhadapnya.
"Lu gila ya!! Mau mati aku gak bisa nafas!! Sakit banget tau nggak? "
Teriak Ana yang sedikit marah atas tindakan yang dilakukan Rama barusan.
"Ehhh, Sorry.... Sorry... Nggak sengaja, sumpah!! " balas Rama.
"Nggak sengaja kok pegangin kepala aku? Udahlah males aku kalau kayak gini. " balas Ana marah sambil segera berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan mulutnya dari cairan putih kental itu.
Ana terlihat berkumur dan menyikat giginya sebelum kembali berkumur lagi. Setelah beberapa saat di kamar mandi untuk membersihkan mulutnya, akhirnya Ana kembali dengan wajah kesalnya.
Andika yang sebelumnya berniat menutup kedua matanya, akhirnya tak kuasa untuk melihat dan mendengar apa yang terjadi di luar sana. Karena baginya ini adalah sesuatu hal yang baru.
"An, sumpah sorry banget!! Nggak lagi! Please maafin gur ya, An?!!"ucap Rama yang terlihat memohon kepada gadis itu.
"Bisa pelan-pelan kan? Sakit tau kalau kamu begitu-in."balas Ana sambil menyilangkan kedua tangannya.
" Iya-iya ngerti, sorry. Besok gua traktir di resto deh!! Pilih aja lu mau makan di mana bakalan gua layani.Please ya. "balas Rama membujuk Ana.
Mendengar permintaan maaf yang terlihat tulus , serta tawaran makan di resto dari Rama, Ana akhirnya kembali tersenyum.
" Oke. Tapi jangan lagi ya, please!! Sakit banget soalnya."balas Ana.
"Siap.Janji, nggak akan lagi." sahut Rama.
Keduanya kemudian nampak santai beberapa saat, dimana Rama terlihat bermain sebuah game di komputer Ana. Sedangkan Ana terlihat sibuk dengan ponselnya mencari-cari resto yang bagus untuk mereka kunjungi besok.
'Tok.. Tok..Tok..... '
"Oh, itu makanan ya!! Bentar." ucap Rama langsung berdiri dari kursi dan segera membuka pintu.
"Atas nama kak Rama?"tanya kurir itu.
"Yupz, benar. Makasih ya."balas Rama segera mengambil pesanan makanannya. Lalu menutup kembali pintunya setelah transaksi tertulis berhasil di ponselnya.
'Jeglek'
" An, makan yuk!"ucap Rama sambil menentang makanan yang baru tiba itu.
"Yuh." balas Ana.
Sementara itu, Andika yang masih berada di dalam lemari itu, bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Sampai kapan ia harus bersembunyi terus di dalam lemari ini.
............
Setelah mereka berdua menghabiskan makanannya, keduanya terlihat bersantai kurang lebih setengah jam. Hingga akhirnya Rama sudah kembali bersemangat untuk melakukannya dengan Ana.
"An, masih ada pengaman kan?"tanya Rama kepada Ana.
" Eh? Masih. Mau main?"tanya Ana yang masih sibuk berbaring di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.
"Iya.Dedek udah bangun lagi nih."balas Reno memamerkan dedeknya yang sudah mulai mengeras itu.
" Ya udah. Main sendiri ya. Capek aku."balas Ana sambil mengambil pengaman yang di letakkan di laci meja kecil di samping ranjangnya. Lalu menyerahkannya kepada Rama.
Tanpa ragu, Rama langsung memakai pengaman itu dan mulai menanggalkan pakaian Ana satu persatu.
Dalam posisi Ana yang masih sibuk bermain dengan ponselnya itu, Rama mulai menggoyangkan badannya sendiri, menggunakan gadis itu layaknya sebuah "barang" untuk memuaskan nafsunya.
'Plok!! Plok!! Plok!!
Suara tiap kali tubuh keduanya bersentuhan itu terdengar cukup keras. Namun dari sudut pandang Andika hanya terlihat badan Rama saja yang sambil mengangkat kedua kaki Ana sedikit ke atas. Tanpa bisa melihat bagian tubuh Ana yang lainnya.
"Tunggu, kenapa aku menyesal tidak bisa melihat?! Andika sadar!! Ada Nova di sana. Sadar!! " teriak Andika di dalam hatinya, yang terus berusaha untuk menyadarkan dirinya sendiri bahwa barusan yang ia lihat ini tak benar. Juga adalah kesalahan yang besar jika ia sampai terangsang saat memikirkan bagaimana tubuh Ana.
Namun belum ada 5 menit mereka bermain.....
"Ahhhh, Ana!! Mau keluar!!" teriak Rama.
'Spuuuut!!
"Ahh.. Enak banget, asli. Terima kasih ya, An." ucap Rama yang langsung berbaring di atas tubuh Ana sambil memainkan dada Ana yang lembut dan sangat kenyal itu. Sedang Ana sendiri masih tetap sibuk memainkan ponselnya.
Tak lama kemudian, Rama melepaskan pengaman itu lalu meletakkannya di samping ranjang.
"Eh.. Ini bagus nggak menurut kamu. Kesini ya?!!"ucap Ana memperlihatkan sebuah gambar restoran jepang yang ingin dikunjunginya.
" Mau kesitu? Boleh. Besok ya?"balas Rama singkat.
Keduanya kemudian berpelukan dan menghabiskan waktu untuk beberapa menit bersama di atas ranjang itu sambil sedikit bercerita-cerita.
Sementara itu Andika yang masih bersembunyi di dalam lemari, sudah mulai kelelahan dan sesak nafas. Tapi nampaknya harus sedikit bertahan lebih lama lagi.
Di dalam hatinya Andika masih benar-benar heran dan nggak menyangka Ana ternyata doyan melakukan hal begituan.
"Sebenarnya gadis seperti apa,Ana ini?!" gumam Andika di dalam hatinya, bertanya-tanya tentan Ana.
Disisi lain Andika tidak mau berprasangka buruk terhadap Ana. Mungkin saja ada sesuatu hal yang tidak Andika ketahui sebelumnya. Lagian mereka juga baru kenal 2 hari saja, jadi belum tau banyak tentang kehidupan Ana.
Andika juga tidak mau mengambil pusing atas semua kejadian-kejadian yang barusan ia lihat.
"Fokus belajar, Dika. Fokus!! Fokus!!" ucap batin Andika mengingatkan dirinya sendiri.
Sementara itu Ana dan Rama yang masih sibuk bermesraan, berpelukan di atas ranjang itu sesekali sesekali melakukan ciuman,dan dengan tangan Rama yang juga sesekali memainkan dada Ana yang begitu kenyal terlihat agak besar itu.
Dan di dalam lemari Andika hanya bisa diam sesekali melihat di celah kecil dari lemari itu apa yang sedang mereka berdua lakukan dan menunggu-nunggu kapan mereka akan selesai melakukan itu semua. Karena rasanya Andika sudah merasa tak tahan lagi berada di dalam lemari itu.
Andika hanya bisa berdoa agar semua ini cepat selesai. Agar ia bisa segera keluar dari dalam lemari itu.
Bersambung.....
Semangat yahhh