Semuanya berawal dari David yang salah masuk ke kamar Viona, dan keduanya terlibat percintaan panas yang membuat keduanya saling terikat.
"Ingat pernikahan ini hanya formalitas saja, kau hanya istri di atas kertas saja" David Bramasta.
"Terserah, tapi aku mau bayaran ku 2M setelah itu kita bisa bercerai" Viona Khanza.
Penasaran? ikuti kelanjutan nya, dan jangan lupa dukung author dengan like coment dan vote nya ya🥰 makasih🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 9. Syarat menikah
Di dalam mobil hening melanda, Viona dan David sama-sama diam membuat Rico yang menjadi nyamuk seketika memiliki pikiran licik.
Dengan sengaja Rico mengerem mendadak, dan..
Bug!
Kepala Viona yang tak siap mengenai ke jok depan, membuat Viona meringis sakit.
"Sakit!" ucap Viona meringis.
"Apa yang kau lakukan! kenapa kau berhenti mendadak" bentak David menatap tajam ke arah Rico.
"Maaf tuan, di depan ada kucing" Rico beralasan.
Lalu dia pura-pura keluar untuk membuat bos nya percaya.
Melihat Itu David menghembuskan nafasnya kasar, lalu melirik Viona yang masih meringis.
"Apa lihat-lihat" ketus Viona galak.
"Ck, kau mau aku nikahi kan? oke karena aku tampan dan juga baik hati aku akan bertanggung jawab untuk menikahi mu" kata David santai dengan wajah penuh percaya dirinya.
"Tidak, makasih. aku tidak akan menikah dengan pria yang sudah masuk ke 1000 lubang. pria penyakit" balas Viona menolak.
"Apa kau bilang? coba katakan sekali lagi!" mata David menatap tajam ke arah Viona.
Viona balas menatap tajam ke arah David tanpa rasa takut.
"Aku tidak mau jadi istri pria yang suka ganti-ganti lubang! puas" Viona berkata dengan wajah yang masih lantang.
David menatap Viona geram, lalu..
Hemph..
David yang marah mencium bibir Viona dengan kasar, dan tentu saja Viona tak tinggal diam dia berontak sejadi-jadinya.
Tapi hal itu tidak membuat David melepaskan nya, malahan David dengan santainya meremas bagian bulatan kembar depan milik Viona.
"Bajingaaaaaaan!" ucap Viona langsung mengelap bibirnya yang basah karena kelakuan David.
"Terserah apa yang kau bilang, tapi aku akan tetap menikahi mu tanpa persetujuan mu" balas David tegas.
"Dasar sinting!" marah Viona.
"Ya, terserah apa yang kau katakan sekarang kita akan menikah" ucap David masih terlihat tenang.
Viona tidak bisa berada di dekat David dia memilih untuk pergi tapi saat itu juga Rico masuk dan mengunci mobil nya.
"Aku mau keluar!" kata Viona dengan marah.
"Jalan, ke KUA!" titah David dengan wajah santainya.
"Tapi tu___" ucap Rico terpotong.
"Menolak sama saja dengan ingin di potong gaji" David berkata dengan wajah masih tenang.
Rico melihat Viona yang terlihat marah, dia tak bisa melalukan apa-apa dan memilih menurut karena gaji nya sangat lah berarti.
Selama di perjalanan Viona yang kesal terus mendumel, dia tak bisa pasrah begitu saja dengan apa yang terjadi saat ini.
"Aku benar-benar di jalan yang buntung, jika aku menikah dengan David Papa pasti tidak akan menikahkan aku dengan pria pilihan nya, tapi jika sebaliknya aku pasti akan tetap menikah dengan pria pilihan papa" batin Viona bingung.
Matanya melirik David yang sedang fokus pada ponselnya itu, lalu menghembuskan nafasnya kasar.
Huh..
"Baik, kita menikah tapi dengan satu syarat" kata Viona dengan pandangan lurus.
Dan mendapatkan lirikan dari David yang mendengar ucapan Viona.
"Apa?" tanya David menyahut.
"Berikan aku 2M" kata Viona santai.
Dia yakin David pasti tidak mau secara uang 2M cukup besar untuk di berikan secara cuma-cuma.
David tersenyum santai, lalu dengan santainya meminta cek kepada Rico.
Rico memberikan cek kosong, David langsung mengisi nya dengan nominal yang Viona inginkan.
"Ini yang kau mau? sangat murah dan mudah" kata David sombong.
Viona melotot melihat nominal yang dia minta malah tak ada apanya di mata David.
"Syarat kedua kita tidak satu ranjang, tidak ada sentuhan dan tidak ada nafkah batin" Viona kembali melanjutkan.
Dan membuat David yang mendengarnya saling lirik dengan Rico.
Baru kali ini ada wanita yang berani seperti ini kepada nya.
"Oke, deal" David tiba-tiba mengulurkan tangan nya.
Viona melongo melihat David yang setuju dengan syarat yang di berikannya.
"Oke" Viona membalas uluran tangan David.
Keduanya berjabat tangan, dan tentunya membuat Rico bingung dengan apa yang di inginkan keduanya.
David tersenyum kecut, tentu saja dia juga setuju karena dia hanya butuh status nya saja setelah itu dia masih bisa bermain wanita seperti kesukaan nya.
Sedangkan Viona dia nampak lega karena syarat nya sudah di sepakati keduanya, dan jika harus menjadi istri di atas kertas Viona tak masalah karena sejatinya dia memang tidak ingin menikah dengan pria seperti David.
*****
Di tempat lain Lauren nampak sedang bersama dengan Mama nya baru pulang belanja.
Keduanya nampak senang karena bisa belanja banyak dengan uang transferan dari sang ayah tiri.
"Ma, aku rasa papa sekarang nggak sayang lagi sama anak kesayangan nya itu" kata Lauren sambil melirik mama nya.
"Hem, tapi bukan kah itu yang kamu mau sayang?" tanya ibu Sukma acuh.
"Iya, tapi kasihan nggak sih ma?" Lauren menjawab lagi.
Dan mendapatkan lirikan dari Ibu Sukma yang heran dengan tingkah putrinya.
"Kamu tumben kasihan sama Viona, bukan kah kamu emang maunya gitu? Viona tersiksa dan nggak di sayang Papa?" tanya Ibu Sukma heran.
Lauren mengangguk, itu yang dia mau sejak lama hanya saja sekarang dia merasa Viona justru terlihat tidak semangat hidup.
Viona bahkan jarang di rumah ataupun makan, Lauren juga jarang bertengkar dengan Viona lagi setelah kejadian dimana dia bertengkar dengan Viona di tangga waktu lalu.
"Gimana Galang? sudah kamu dekati belum?" tanya Ibu Sukma penasaran dengan cinta putrinya.
"Kacau, Galang nggak mau dekat aku karena aku kakak nya Viona" jelas Lauren manyun.
"Usaha dong sayang, kamu emang mau membiarkan posisi yang kamu inginkan sejak lama di ambil orang lagi?" Ibu Sukma menyemangati putrinya.
"Aku nggak akan nyerah gitu aja ma, lihat saja sebentar lagi Galang pasti aku ajak ke rumah ko" balas Laren lagi.
"Itu baru anak mama" ibu Sukma tersenyum.
"Ya, Ibu dan anak sama-sama gila harta dan rakus akan milik orang lain" tiba-tiba terdengar suara Viona.
Ya Viona sudah sejak lama berdiri di dekat lemari, dia sengaja ingin mendengar obrolan mereka berdua untuk memastikan jika mereka masih kejam seperti dulu.
Dan ternyata memang watak seseorang tidak bisa di ubah, keduanya masih suka main drama dimana sikap baik mereka hanya di saat Papa nya ada saja.
"Kamu sejak kapan di situ" tanya Lauren kaget.
"Sejak kalian berdua manusia licik merencakan untuk mengambil semua milik ku" balas Viona dengan wajah yang tak biasa.
Bukan nya kaget Lauren malah tersenyum, dan melirik mama nya yang terlihat gugup.
"Bagus deh kalau udah tahu, jadi siap-siap aja ya di jodohin sama pria tua" Lauren berkata dengan wajah yang mengejek.
"Ehk kamu belum tahu kan berapa usianya? aku kasih tahu ya calon yang Papa mau nikahin sama kamu itu udah lumayan tua, Duda lagi" lanjut Lauren semakin sengaja mengejek Viona.
Ibu Sukma memegang tangan putrinya agar tidak banyak mengatakan omong kosong.
"Sudah" ucap Ibu Sukma takut suaminya bangun dan mendengar pertengkaran ini.
"Kenapa sudah? takut Papa dengar jika istri dan anak tirinya ternyata suka menindas putri kesayangan nya? ck.. takut kan kalian di usir dan hidup miskin takut kan" teriak Viona dengan marah.
Viona!
Plakk!