***++ Harus bijak memilih bacaan ya guys...
Malam panas satu malam ku dengan lelaki asing membuatku tidak bisa lepas dari lelaki itu. Belakang aku tahu ia adalah Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah sakit Mamaku dan kebetulan lelaki itu adalah Dokter yang merawat mamaku. Ia srorang duda yang haus akan hubungan panas di atas ranjang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qolbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 BERSANDAR.
Aku terburu-buru menuju ke apartemen bahkan saat itu aku memutuskan untuk tidak menyetop taksi online padahal jarak antara kampus dan juga apartemen membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit dan aku memutuskan untuk berlari begitu saja menuju ke apartemen karena aku merasa jika aku harus cepat dan kalau aku memilih untuk menaiki taksi atau kendaraan umum sejenisnya pastinya tidak akan keburu Aku khawatir jika lelaki itu akan pergi atau memiliki acara dadakan karena setahuku meskipun ia bilang kalau ia cuti atau libur pastinya ada saja seseorang yang akan menghubunginya untuk masalah pekerjaan.
setelah sampai di depan pintu apartemen aku tampak mengatur nafasku beberapa saat aku lupa saat itu aku tidak memberitahu dokter Rafandra terlebih dahulu Kalau aku akan pulang kembali karena aku terlalu terburu-buru dan aku tidak memikirkan hal itu.
aku memilih untuk langsung masuk ke dalam apartemen begitu saja tanpa harus mengetuk pintunya terlebih dahulu aku tidak peduli apakah Dokter Andra akan terkejut atau tidak dengan kedatanganku yang pasti saat itu aku berusaha untuk mencari keberadaannya.
setelah masuk ke dalam apartemen aku berusaha mencarinya di mana-mana dan aku menemukan ia Tengah berada di dalam kamar dan tengah menatap pada layar laptop yang ada di atas pangkuannya.
"Kenapa kau sudah kembali?"
ia bertanya padaku aku pun langsung berhambur menuju ke arahnya namun sebelum aku memilih untuk mendekat darahnya terlebih dahulu aku menjaga jarak aman darinya.
"aku belum bisa menjelaskan apa-apa padamu tapi aku mohon padamu untuk jangan kemana-mana dan tunggu sampai aku kembali lagi,"
Aku berusaha memberitahu pada lelaki itu kalau aku akan cepat melakukan aktivitas yang akan aku lakukan saat itu. tanpa menunggu jawaban darinya aku pun langsung meraih pakaian yang aku kenakan melepaskannya begitu saja di depan kedua mata Lelaki itu yang masih terus menatapku aku melepaskan satu persatu hingga aku tidak mengenakan pakaian sama sekali lalu Aku membawa pakaian itu menuju ke arah mesin cuci karena aku saat itu merasa tubuhku benar-benar lengket karena keringat aku langsung berlari menuju ke arah kamar mandi untuk menyegarkan diriku di sana.
selama di dalam kamar mandi itu aku berpikir haruskah aku memakai pakaian biasa saja untuk merayu lelaki itu agar membantuku? akhirnya aku memutuskan untuk meminta dokter Rafandra mengambilkan gaun yang sudah aku siapkan sebelumnya. meskipun kenyataannya Aku membeli gaun malam atau gaun tidur tersebut hanya untuk koleksi saja karena bentuknya yang cantik dan aku menginginkannya akhirnya saat itu gaun itu bisa aku kenakan juga.
aku membuka pintu kamar mandi dan menyembulkan kepalaku keluar menatap ke area sekitar dan mencari keberadaan lelaki itu di sana Dan setelah aku melihatnya aku pun segera meminta tolong padanya.
"Dokter... bolehkah aku meminta tolong?"
"Hemz..."
aku hanya mendengarnya berdeham saja sebagai jawaban pertanyaanku.
"tolong ambilkan pakaian ganti yang ada di dalam almari pakaian, pakaiannya berada di tumpukan pakaian handuk paling bawah, warna merah menyala,"
Aku tidak mendengar ia menjawab ucapanku ataupun mengiyakan ucapanku. tapi aku bisa mendengar lelaki itu beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju ke arah lemari pakaian tersebut.
tidak berselang lama lelaki itu pun datang ke arahku dengan membawa pakaian yang sama seperti apa yang aku inginkan.
ia mengulurkan pakaian itu ke arahku dan aku pun menerimanya dengan senyum manis.
setelah menerima pakaian itu aku pun segera membawanya masuk ke dalam kamar mandi itu lagi tidak lupa aku mengunci pintu kamar mandi itu agar lelaki yang ada di luar ruang kamar mandi itu tidak melihat Aku memakai gaun tersebut karena aku ingin memberinya kejutan.
"Huft,"
aku menghelan nafasku dalam-dalam lalu menghembuskannya aku mengulanginya beberapa kali karena aku saat itu begitu gugup meskipun aku tahu itu bukan pertama kalinya aku berusaha untuk menggoda lelaki itu Tapi tetap saja aku menggodanya karena aku memiliki keinginan yang hanya ia yang bisa memberikannya. dan aku percaya jika lelaki itu bisa menyelesaikan semua masalahku tanpa terkecuali.
aku menatap tubuhku dari pantulan kaca cermin yang ada di depanku saat itu telah mengenakan gaun malam yang begitu minim bahkan belahan bagian atasnya begitu rendah gaun itu hanya sepanjang pangkal paha saja namun memiliki luaran yang sampai lututku. Aku sengaja akan keluar dari ruang kamar mandi itu dengan mengenakan gaun malam itu secara lengkap terlebih dahulu akhirnya aku memutuskan untuk segera keluar saja.
aku melihat lelaki itu masih di tempatnya semula duduk di sofa di tepi jendela dengan kedua tangan yang sibuk di atas keyboard laptop miliknya tertuju pada layar laptop tersebut.
dengan malu-malu dan sedikit was-was Aku berjalan mendekat menuju ke arahnya dan menghentikan kakiku yang tidak memakai alas kaki tepat berada di sampingnya lelaki itu melirik sekilas ke arahku menatapku dari ujung kaki sampai wajah kami saling menatap satu sama lain.
"bisakah kau menutup laptopnya saja?"
aku pun langsung menutup laptop itu lalu mengambilnya dan memindahkan laptop itu menuju ke atas meja dan kembali lagi ke hadapan lelaki itu berada.
"Apa yang kau lakukan? kau tidak tahu proyek yang aku lihat tadi bernilai milyaran. Apa yang membuatmu berani menutup laptop itu?"
"Duar!"
aku seakan merasakan petir menggelegar tepat di atas kepalaku menyambar kepalaku begitu saja ketika aku menyadari bahwa aku sudah melakukan kesalahan dengan menutup laptop itu begitu saja karena tadi ia Tengah melihat dan mengecek proyek yang nilainya miliaran.
meski saat itu kedua kakiku terasa lemas seketika dan bahkan tubuhku akan ambruk begitu saja Aku berusaha untuk menguatkan diriku untuk menyemangati diriku sendiri agar aku terus maju karena aku tidak memiliki pilihan lain selain meminta bantuan pada dokter ditambah lagi Aku Ingin secepatnya gosip yang beredar di buletin kampus itu segera hilang.
aku melihatnya menatap kearahku dan itu adalah kesempatanku aku pun segera membuka luaran gaun malam yang aku kenakan dan melepaskannya begitu saja hingga teronggok dibawa kedua kakiku saat itu aku melihat tatapan mata lelaki itu semakin melebar menatapku aku pun perlahan-lahan mendekat menuju ke arahnya lalu tanpa aba-aba atau tanpa permintaan dari lelaki itu sendiri aku langsung melangkahkan kakiku naik ke atas pangkuannya lalu aku menempatkan diriku duduk di atas pangkuan lelaki itu dengan kedua kaki yang membuka kini tubuhku dan tubuh dokter Rafandra saling berhadapan satu sama lain Aku sengaja meraih kedua sisi pundak lelaki itu dan memeganginya dengan manja, sesekali mengusap tepuan kerah yang terbuka, meskipun saat itu tanganku begitu gemetaran Karena aku tahu jika dokter tidak seperti pagi tadi saat dokter Rafandra menginginkan tubuhku atau paling tidak ia ingin aku berada di sampingnya namun apa yang aku lakukan saat itu berbeda kali ini aku yang menginginkannya karena aku ingin imbalan yang setimpal dengan apa yang akan aku lakukan dengannya.