WARNING *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA⚠️ ⚠️
Emile adalah seorang mahasiswi yang terpaksa harus menyudahi kuliahnya karena alasan ekonomi dan juga adik kesayangannya yang tengah sakit. Dia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja dan membiayai pengobatan adiknya yang tak ramah di kantong. Dalam pertemuan yang tak di sengaja dengan bosnya di sebuah bar membuat hidupnya berubah drastis. Ia terjebak dalam sebuah perjanjian kontrak dengan Harry Andreson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penolakan
Harry kembali ke kantornya dengan mood yang berantakan. Ia benar-benar sangat kesal dengan ibunya karena membuat keputusan sepihak. Di sisi lain, mengingat tentang kehamilan Emile, Harry pun juga sedikit ragu. Bagaimana jika itu benar anaknya. Ia ingat betul waktu itu ia memang yang pertama bagi Emile dan kesalahannya adalah satu, ia tidak menyiramkannya di luar melainkan di dalam.
Ia memukul setirnya dan mengacak-acak rambutnya. Ia tidak suka terikat dengan siapapun, lalu tiba-tiba saja Elizabeth menyuruhnya untuk menikah dengan Emile, karyawannya sendiri lebih tepatnya cleaning servicenya sendiri. Mau taruh di mana wajahnya jika semua orang tahu sekarang Harry Anderson menikahi seorang cleaning service.
Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba saja ia membanting setirnya ke arah kiri hingga membuat ia menabrak pembatas jalan. Untungnya jalan yang di lalui Harry sepi, jadi tidak menyebabkan kerumunan seperti pada umumnya.
Ia keluar dari mobilnya dan membanting pintu dengan begitu kencangnya. Melihat kondisi mobilnya yang rusak akibat ia benturan tadi, itu membuat Harry langsung naik pitam. ia langsung menendang mobilnya di semua sisi bahkan memukulinya. ia melakukan hal itu untuk melampiaskan emosinya.
Tapi hal itu tentu akan membuat semua orang melongo, pasalnya mobil yang di jadikan sasaran emosi Harry adalah mobil limited edition yang mempunyai harga begitu fantastis.
"Bawa si black kesini." kata Harry pada Daniel lewat teleponnya.
Tak membutuhkan waktu lama, kini sebuah mobil Porsche Carrera berhenti di belakang mobil BMW milik Harry yang sudah penyok di segala sisi. Melihat hal itu membuat Daniel hanya menggelengkan kepalanya saja. bukan hanya sekali Harry melakukan hal itu, tapi berulang kali. Entah sekarang apalagi masalahnya, Daniel pun memilih untuk tidak ikut campur.
Kini Harry pun pergi meninggalkan Daniel sendirian. Pria itu pun segera membawa mobil Harry ke bengkel untuk di perbaiki. Sebagai orang yang berpenghasilan biasa saja, tentu saja ia hampir menangis sambil mengendarai BMW itu. Bagaimana bisa Harry semudah itu merusak mobil impian semua orang.
"Entahlah apa isi pikiran orang kaya." gumam Daniel dengan tidak habis fikir.
Harry kembali menuju kantornya dan mencoba untuk menghiraukan keinginan ibunya yang menurutnya sangat tidak masuk akal. Ia lebih memilih berurusan dengan setumpuk berkas-berkas itu. Kondisi perusahaan pun sudah mulai stabil setelah kejadian yang di duga ulah Elkan, sepupu Harry.
Hanya saja, seberapa fokus yang ia usahakan, tetap saja ia tidak bisa fokus sama sekali. Ia menggebrak mejanya dengan marah dan membuang semua berkas-berkas di depannya. Salah satu staf yang saat itu kebetulan baru saja masuk, di buat mati kutu dengan seluruh tubuh yang gemetaran.
Karena tidak ingin posisinya terancam, ia lebih memilih keluar dengan hati-hati sebelum Harry menyadari kehadirannya. Daniel yang melihat hal itu pun langsung menghentikan staf tersebut dan menanyakan apa yang terjadi.
"Saya tidak tahu, sekretaris Daniel. Tuan Harry sepertinya sedang sangat marah. Ada dokumen yang harus di tandatangani sekarang juga, tapi saya tidak berani untuk masuk lagi. Saya masih sayang dengan pekerjaan saya." kata staf tersebut.
"Aku akan memberikannya. lanjutkan saja kerjamu." kata Daniel membuat staf itu senang bukan main.
Dengan segera ia menyerahkan dokumen itu pada Daniel dan pergi. sebelum masuk Daniel sedikit menguping suasana di dalam ruangan itu. Ia pun membuka pintu dan mendapati ruangan Harry yang sudah seperti kapal pecah, dengan sang empu yang tengah menghadap ke tembok dengan menyandarkan kepalanya.
"Ada apa lagi? Jika kau terus seperti ini, maka perusahaan yang akan menjadi tidak baik." kata Daniel mencoba menenangkan bukan sebagai sekretaris melainkan sebagai sahabatnya Harry.
"Apakah masuk akal jika aku menikahi wanita itu. aku memang selalu menuruti permintaannya, tapi kali ini sangat tidak masuk akal. aku rasa mami sudah kehilangan akal sehatnya." kata Harry dengan menatap Daniel.
"Wanita mana yang kau maksud? Bukannya Tante Lisa tidak setuju jika kau bersama Alysha?" kata Daniel yang memang belum paham.
"Bukan Alysha bodoh. Cleaning service yang ada di club Elssad." jawab Harry membuat Daniel bingung.
"Kenapa Tante Lisa memintamu menikahi wanita itu?" tanya Daniel.
"Dia hamil. Tapi aku yakin itu bukan anakku." kata Harry dengan perkataan agak ragu yang di sadari oleh Daniel.
"Jika itu memang anakmu bagaimana?" tanya Daniel.
"Menurutmu, apakah wanita malam seperti dia itu hanya tidur denganku saja? ku rasa tidak. pasti sudah banyak yang tidur dengannya." kata Harry
"Kecuali kau bukan yang pertama dan kau tidak memuntahkannya di dalam. Jika keduanya benar-benar kau lakukan, 99% itu memang anakmu." kata Daniel dengan santainya
"Kau berpihak pada siapa sekarang hah? Kau ingin gajimu aku potong?" kata Harry yang merasa kesal karena Daniel karena tidak memihaknya.
Mendengar hal itu membuat Daniel langsung terdiam seribu bahasa. Bukan apa-apa, hanya saja ia masih menyayangimu gajinya. Ia pun hanya diam saja dan mendengarkannya celotehan Harry.
"Lebih baik kau bicarakan saja dulu dengan Emile, Harry. Siapa tahu dia juga tidak mau menikah denganmu." kata Daniel.
"Apa katamu? Tidak mau menikah denganku? apa kau tidak tau atau pura-pura bodoh hah!! Di luaran sana banyak yang mengantri untuk bisa menikah denganku. Aku tau betul pemikirannya wanita itu. Aku yakin dia tidak jauh berbeda dengan wanita-wanita itu." kata Harry
"Jadi sebenarnya mau mu itu apa? katakan saja jika kau ingin menikahi wanita itu." ujar Daniel dengan nada malasnya.
"Bukan seperti itu maksud ku akhhhhh...." kata Harry dengan berteriak frustasi.
"Masa bodoh, yang penting tandatangani dokumen ini sekarang juga. Dalam waktu 10 menit aku akan kembali." kata Daniel kemudian berlalu pergi
"Heiiii, kau!!!! Dasar kurang ajar. Ku potong gajimu ya Daniel!" teriak Harry dengan kesalnya.
Mendengar ancaman itu hanya di respon cuek saja oleh Daniel. Jika ia terus meladeni celotehan Harry, maka tidak akan pernah selesai. Perusahaan menjadi prioritas utama bagi Daniel. entahlah apa yang di pikirkan oleh Harry.
Harry mulai menandatangani dokumen itu satu persatu sambil pikiran yang entah kemana. Dia berenang ingin berbicara empat mata dengan Emile agar wanita itu menolak permintaan ibunya. Tanpa Harry tahu pun sebenarnya Emile memang sudah menolaknya sejak awal. Dia saja yang membuat Emile selalu terikat dengannya.
Membayangkan jika ia menikahi Emile membuat ia merinding sebadan badan. Emile, gadis lugu dan terlihat polos itu adalah wanita malam. Wanita malam yang harusnya sudah di tiduri banyak orang, tapi Harry adalah pria pertama bagi Emile. Entah bagaimana cara menemukan jalan yang sekarang terasa buntu di pikiran pria itu.