NovelToon NovelToon
Hot Daddy & Rumput Liar

Hot Daddy & Rumput Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.

"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."

"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.

Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.

"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.

Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

"Ya sudah jika tidak percaya tetaplah beri gadis itu obat-obatan agar dia benar-benar gila."ucap Emilia yang kini hendak pergi dari hadapan Arthur.

"Rumput liar tunggu!"ucap Arthur yang kini menahan langkah Emilia.

"Hmm... apalagi aku ingin mandi apa kau tidak lihat hampir seharian aku menghubungkan bathrobe."ucap Emilia.

"Aku ingin kamu mengurus semuanya tentang dia mulai saat ini."ucap Arthur.

"Aku tidak punya waktu untuk itu, aku masih harus mewujudkan mimpi nenek ku untuk menemukan perempuan laknat yang telah meninggalkan ku bersamanya."ucap Emilia.

"Tapi kau tidak bisa menolak nya karena kau tidak punya pilihan lain."ucap Arthur tegas.

"Dasar pengembala mesum!! aku tidak tau kau manusia macam apa hingga kau bisa bersikap sesuka hati."ucap Emilia.

"Sekarang kau bisa mandi dan pilih pakaian yang tersedia di kamar kita."ucap Arthur yang kini tersenyum penuh kemenangan.

"Kamar kita?"ucap Emilia yang kini bergidik ngeri.

"Ya, aku sengaja menempatkan mu disisiku semua itu karena aku yang akan memantau pergerakan mu setiap harinya."ucap Arthur.

"Dan aku bukan penjahat yang harus diawasi selama dua puluh empat jam perhari bahkan aku tidak pernah berbuat salah padamu tapi kau begitu kejam mengurungku di tengah-tengah pulau seperti saat ini."ucap Emilia.

"Sudah bicaranya sekarang pergi mandi atau aku akan mandikan kamu sekarang juga."ucap Arthur dengan seringainya.

"Dasar penggembala mesum kau bisa mandikan kerbau mu yang banyak itu jika kau mau!!"teriak Emilia.

Arthur pun hanya tersenyum lalu dia berbalik pergi meninggalkan Emilia yang kini tengah memaki dirinya.

Emilia pun langsung bergegas masuk menuju kamar Arthur yang beberapa hari ini ia tempati, dan dia pun memasuki walk-in closed milik Arthur yang isinya sudah seperti toko pakaian di mall-mall yang super megah itu.

"Oh tuhan, ini ruang ganti atau toko pakaian, lalu dimana pakaian yang akan aku kenakan setelah mandi nanti."ucap Emilia yang kini masih berkeliling mencari pakaian wanita namun matanya langsung membulat sempurna saat melihat deretan lingerie dan dress super kurang bahan dan bikin juga hotpants yang benar-benar membuat Emilia yang tidak pernah menggunakan pakaian seperti itu langsung merinding.

Dia hanya mengambil pakaian dalam, setelah itu ia mencari t-shirt milik Arthur yang ada di sana dipadukan dengan hotpants meskipun merasa tidak nyaman dengan itu yang terpenting t-shirt itu bisa menutupi bagian pahanya yang super mulus itu.

"Lumayan."lirih Emilia yang kemudian langsung masuk kedalam kamar mandi.

Tanpa Emilia sadari bahwa di kamar mandi itu terdapat sebuah cctv yang kini terpantau dari laptop milik Arthur yang tengah mengerjakan pekerjaan nya yang tertunda selama seharian ini.

Arthur tersenyum sendiri saat melihat Emilia kini membuka bathrobe hingga lingerie seksi itu sampai saat dia mandi di bawah guyuran head shower.

Emilia yang sudah selesai mandi pun kini dia langsung bergegas menggunakan handuk untuk mengeringkan tubuhnya dan rambut panjang nya yang selama ini selalu ia gulung dengan rapi.

Emilia yang selesai mandi dan berpakaian pun langsung bergegas menuju meja rias untuk merapikan rambutnya dan dia berharap semoga ada pelembab wajah untuk wajahnya yang terasa kering saat ini.

Sesampainya di sana dia melihat ada perlengkapan makeup dan skincare yang entah milik siapa, dia hanya mengambil pelembab wajah dan bibir selebihnya hanya menyisir rambut panjang nya sambil mengeringkan rambut tersebut setelah itu selesai.

Bukan tanpa alasan Emilia selama ini selalu menggulung rambutnya dengan rapi semua itu untuk menghindari masalah yang akan timbul saat dia sedang berkelahi, karena tidak jarang ada yang menjambak rambut saat perkelahian terjadi.

Semua sudah rapi menurut gadis sederhana itu, dia pun langsung bergegas pergi berniat untuk mencari udara segar di tepi pantai. Tapi saat dia menuruni tangga dia melihat beberapa orang baby sitter tengah berusaha untuk membuat bayi yang kemarin dia rawat itu untuk terdiam dari tangisnya.

Bayi itu tidak mau berhenti menangis hingga saat dia melihat kearah Emilia barulah ia terdiam sambil merentangkan tangannya kearah Emilia meminta di gendong.

"Berhenti disitu!"ucap Arthur tegas saat Emilia tidak mempedulikan bayi itu dan seolah tak melihatnya.

"Kau bicara padaku."ucap Emilia pada Austin yang kini mewakili Arthur yang tengah mengadakan meeting online.

"Ya kau rumput liar lalu siapa lagi."ucap Austin.

"Aku punya nama asisten gembala."ucap Emilia.

"Tidak penting dengan nama mu, nona kecil ingin kau menggendong nya."ucap Austin tegas.

"Oh ya ampun kau pikir aku pengasuh bayi, sungguh sangat merepotkan kenapa tidak kau saja yang gendong, dan malah menyuruhku bagaimana kalau aku mencekik dia bukankah kalian menganggap ku sebagai tawanan."ucap Emilia yang kini tetap tidak peduli dengan perintah Austin.

Bukan Emilia tidak menyukai anak-anak tapi dia merasa sangat kesal dengan tingkah Austin.

"Lakukan saja jika kau ingin urat leher mu putus."ucap Austin tegas.

"Oh aku takut.... jika seperti itu kau yang harus menggendong dia agar leher ku aman."ucap Emilia yang kini kembali melenggang pergi meninggalkan mereka dengan jerit tangis bayi perempuan yang sangat manis itu.

"Satu kali lagi kau melangkah maka jangan salahkan aku jika aku membuat mu tak berdaya di bawah kungkungan ku."ucap Arthur dengan suara bariton nya yang kini membuat Emilia bergidik ngeri.

"Ya... ya, aku akan menggendong putri mu, meskipun terpaksa. aku heran yang buat anak siapa yang repot siapa? Makanya kalau tidak bisa merawat anak jangan buat anak, kalian dengar itu."ucap gadis cantik itu yang kini menggendong bayi yang langsung terdiam dan tersenyum manis.

Sementara yang lainnya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Emilia yang benar-benar ajaib itu.

"Aku tau kau bosan dengan kerbau betina peliharaan daddy mu, ayo kita bermain pasir di pantai."ucap Emilia sambil mengecup pipi gembul balita berusia lima bulan itu.

Arthur pun langsung memberikan laptopnya dan meminta orang nya untuk menyiapkan perlengkapan bayi dan segala sesuatu yang ia butuhkan saat berada di pantai tersebut.

Emilia pun langsung duduk di atas tikar yang disediakan oleh anak buah Arthur dia merebahkan tubuhnya di sana dan bayi yang kini tertawa terbahak-bahak itu dia dudukkan di atas perut rata nya itu.

Sesekali Emilia akan mengajak bayi itu bicara, dan pembicaraan itu tidak jauh dari sindiran terhadap Arthur.

"Nona manis, tidakkah kau ingin mencari daddy mu yang baru karena sepertinya dia tidak menyayangi mu sama sekali."ucap Emilia yang kini dilirik oleh Arthur yang baru saja duduk di samping mereka.

🍁🍁🍁🍁🍁

Setelah puas bermain di pantai bayi perempuan itu pun terlelap tidur di dalam kamar nya dijaga anak buah Arthur dan juga para baby sitter nya itu.

Sementara Emilia kini tengah istirahat di kamar Arthur tepatnya di atas sofa yang lebar dan panjang itu, tidak lupa dengan kenyamanannya itu.

Emilia bahkan tidak peduli jika ada orang masuk kesana saat dirinya tengah terlelap. yang terpenting baginya adalah Emilia bisa beristirahat meskipun hanya sejenak.

Sampai saat seseorang datang menghampiri dirinya dan duduk di sofa yang sama meskipun diarah kakinya. Emilia sudah menyadari hal itu tapi dia dengan cueknya berpura-pura tidak tahu dengan tetap memejamkan matanya hingga saat benda yang dingin itu mengenai kakinya itu.

Emilia langsung membuka mata dan dan bergerak dengan cepat hingga kakinya langsung mengunci leher dari perempuan yang merupakan pelayan di rumah tersebut.

Dengan dua kali pergerakan Emilia pun langsung bisa menumbangkan lawannya.

Kini pisau itu berada di leher wanita yang kini dadanya diinjak oleh Emilia hingga ia kesulitan bernafas saat ini.

"Siapa yang menyuruhmu untuk datang kemari mengantarkan nyawa mu."ucap Emilia.

Wanita itu tidak bicara lagi dia langsung tidak sadarkan diri sampai saat Arthur datang bersama dengan Austin.

"Kau ingin bermain curang dengan mengirimkan kecoa got ini untuk membunuh ku."ucap Emilia yang kini tengah menatap tajam pada keduanya.

"Untuk apa aku melakukan hal menggelikan seperti itu, lagipula jika aku ingin kamu mati di sini aku akan menghabisi mu dengan tangan ku sendiri."ucap Austin.

"Sombongnya."ucap Emilia yang kini melempar wanita itu pada Austin yang langsung mengelak hingga wanita itu terlempar ke lantai disamping Arthur.

"Membosankan."ucap Emilia yang pergi begitu saja melewati Arthur dan Austin yang kini menatap heran pada gadis itu.

Bahkan Emilia membasuh muka di lantai bawah tepatnya di ruang makan di wastafel yang ada di sana.

Emilia pun mengeringkan wajahnya dengan tisu yang ada di sana.

Gadis cantik itu melirik ke arah jam yang tergantung di dinding tersebut.

Jam menunjukkan pukul 14:20 pantas saja perut Emilia kerongkongan karena dia hanya makan sarapan paginya saja.

Gadis cantik itu pun berjalan menuju ruang makan yang lumayan jauh dari area kamar Arthur yang berada di lantai teratas rumah megah itu.

Emilia berjalan menuju dapur tempat tadi pagi iya masak sarapan pagi hingga membuat pudding, mungkin jika itu bukan Emilia dia tidak akan berani masuk sana sini untuk semua hal.

Disini Emilia dianggap sebagai tawanan, jadi dia akan bersikap seperti orang tak tau malu.

Emilia pun mengambil bahan makanan dari kulkas empat pintu itu, dia mengambil daging Wagyu yang memang sudah tersedia di sana.

Dia juga mengambil tidak hanya satu tapi dua dengan bahan untuk membuat saus spesial yang sering ia buat di rumah atau di club malam saat dia merasa lapar.

Emilia pun tengah asik memasak saat seseorang datang dan memeluk dia dari belakang."mommy Valeria lapar."ucap gadis cantik itu yang tangannya hampir di pelintir oleh Emilia.

"Ahh ya tunggu di sana ok aku sedang masak untuk kita."ucap Emilia yang kini menghela nafas panjang.

Emilia berfikir bahwa semua seakan tengah menguji kesabaran nya.

"Hmm..."lirih gadis cantik itu.

"Anak baik."ucap Emilia yang kini mengusap puncak kepala gadis cantik itu.

Emilia pun melanjutkan membuat steak Wagyu yang sedari tadi sedang ia grill diatas pan.

Sampai saat dia selesai membuat saus khusus ala dirinya, dia pun bergegas menghidangkan steak tersebut di meja makan tepat di hadapan Valeria.

"Kau hanya membuat dua."ucap seseorang yang baru saja datang.

"Aku dengar ada orang bicara Valeria tapi tidak lihat wujudnya apa di rumah ini juga ada hantu."ucap Emilia yang kini duduk di samping Valeria yang kini kebingungan karena perkataan Emilia.

Sementara Emilia dengan cueknya memotong-motong steak tersebut untuk memudahkan Valeria makan sendiri.

"Jika kamu kesulitan untuk makan dengan garpu, kamu bisa makan menggunakan tangan tapi sebelum itu cuci tangan dulu ok?"ucap Emilia.

"Aku bisa gunakan sumpit mom."ucap Valeria yang kini meraih sumpit di hadapannya.

"Ow itu sangat bagus kamu bisa mulai makan anak baik."ucap Emilia yang kini mempersilahkan Valeria untuk makan.

Dan saat dia hendak berbalik kearah piringnya dia kaget karena ternyata piringnya tidak ada disana.

Emilia melirik pada pria tampan yang kini tengah menikmati steak miliknya."Oh ya ampun, ternyata ada hantu gembala yang suka mencuri makanan orang lain."ucap Emilia yang kini geleng-geleng kepala.

"Ini sangat lezat kau pintar memasak jadi buat lagi saja."ucap Arthur dengan santainya.

Siapa yang akan mengira bahwa Arthur bisa bersikap kejam jika melihat keseharian nya seperti saat ini yang terkadang tidak mau mengalah pada wanita dengan berebut makanan.

"Ah terserah saja lagipula kalau aku ambil makanan bekas mu pasti akan ada virusnya."ucap Valeria yang akhirnya pergi meninggalkan mereka menuju dapur untuk membuat makanan lain.

Kali ini dia mengambil bahan-bahan yang lebih banyak dari tadi dia meraih ikan salmon yang kemudian ia sayat memanjang dan tipis lalu mengambil sayuran segar yang kini ia potong-potong dan menyiapkan bumbu, tidak lupa dengan telur dan udang segar yang telah dibersihkan.

Emilia membuat nasi goreng campur yang kini wanginya semerbak ke mana-mana.

Sampai hampir satu piring besar penuh untuk berjaga-jaga kalau ada yang mencuri makanan nya lagi.

Dia membawa nasi goreng tersebut menuju meja makan, dan Arthur yang baru selesai menikmati hidangan lezat tadi pun kembali tergoda dengan makanan yang dibuat oleh Emilia.

"Valeria mau mom."ucap Valeria lagi.

"Boleh tapi sedikit saja nanti tubuh mu gendut."ucap Emilia yang kini memberikan seperempat nasi goreng tersebut.

Tidak lama kemudian seseorang duduk di sampingnya dia Austin yang saat ini tengah membawa laptopnya.

Emilia pun sempat menoleh tapi kemudian dia langsung menyantap makan siang miliknya tanpa membaginya lagi dengan orang lain, sampai saat suapan ketiga tiba-tiba sedok itu berpindah pada mulut pria yang sudah mencuri makanan nya.

"Oh ya ampun gembala mesum apa kau lihat disana ada koki yang hanya duduk manis, maka buat dia berguna untuk membuat perut mu terisi penuh kenapa harus mencuri milikku."ucap Emilia.

"Ini rumah ku, dan aku bebas melakukan apa saja termasuk memakan makanan ini."ucap Arthur yang kemudian menyuapi Emilia dari sendok yang sama yang ia curi dari tangan Emilia.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!