NovelToon NovelToon
ALEXANDRIA CEGILKU

ALEXANDRIA CEGILKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / BTS / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Trauma masa lalu
Popularitas:952
Nilai: 5
Nama Author: story_Mawarmerah

"Berhenti deket-deket gue! Tinggalin gue sendiri, kehadiran lo cuma buat gue lebih repot!" ~ Lengkara

"Aku gak akan berhenti buat janji yang aku miliki, sekuat apapun kamu ngehindar dan ngusir aku, aku tau kalo itu cara kamu buat lindungi aku!"

###

Alexandria Shada Jazlyn ditarik kerumah Brawijaya dan bertemu dengan sosok pmuda introvert bernama Lengkara Kafka Brawijaya.
Kehadiran Alexandria yang memiliki sikap riang pada akhirnya membuat hidup Lengkara dipenuhi warna.
Kendati Lengkara kerap menampik kehadiran Alexandria, namun pada kenyataanya Lengkara membutuhkan sosok Alexandria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon story_Mawarmerah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Rencana Bersama Shada

Lengkara di dudukan di tepian ranjang, keadaan pemuda itu sudah terlihat sangat membaik setelah kambuhnya beberapa saat tadi.

“Ini minum dulu!” Shada menyerahkan air minum yang ia bawa, lantas dengan sekali tegukan Lengkara menghabiskan minuman tersebut.

Lengkara tidak berucap apapun selain diam nampak tengah berfikir di keadaannya itu. Serasa sudah cukup terkondisikan Shada mulai menatap Lengkara dengan seksama.

“Lengka_”

“Tolong lupain ucapan gue tadi?”

Seperti sudah tau apa yang akan diutarakan Shada Lengkara benar-benar menebas pembicaraan dan basa-basi yang akan tercipta.

Shada yang notabene ingin menanyakan hal itu tentu semakin menaruh tanda tanya  besar. “Apa maksud kamu?”

“Lo ngerti Shad, gue minta lo tutup mulut buat apa yang sempat lo dengar tadi” Maksud Lengkara soal ia yang mengatakan jika kedua orang tuanya di bunuh.

Shada menggeleng mendengar itu. “Kamu tau aku mengerti tapi kenapa kamu masih pengen aku tutup mulut? Lengkara sebenernya apa yang terjadi? Gak mau kamu bagi itu sama aku?”

Diam… Seperti biasa Lengkara memilih mengatupkan bibirnya begitu rapat, pemuda itu menunduk dengan Shada yang setia menatapi Lengkara di sisinya.

Pada dasarnya Shada adalah pribadi pintar dan penuh intuisi, melihat semua gelagat dan respon Lengkara terkait hal sebesar ini membuat Shada menyimpulkan banyaknya kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada diri Lengkara.

Mulai dari penyakit pemuda itu yang cukup sukar diatasi, dan fatal benar dugaan Merian jika Lengkara menyembunyikan sesuatu bahkan terkesan melindungi sesuatu.

“Lengka…” lirih Shada memanggil “Aku bener-bener mau bantuin kamu, apa kamu gak percaya sama aku?”

Lengkara mulai menatap Shada di sisinya. Shada mengangguk mencoba meyakinkan Lengkara.

“Semisal aku gak bisa bantu kamu, aku harap aku bisa jadi pendengar yang baik dan siapa tau itu buat perasaan kamu lebih baik dan ringan”

Diam, Lengkara memilih menunduk kembali, ia benar-bener terlihat menimbang apa baiknya diucapkan dan tidak, apalagi ingatan-ingatan itu  kerap menjadi pemicu dirinya dalam kambuh terkait PTSD nya.

Lengkara mengingat kembali, saat itu Lengkara berusia lima tahun, saat ia dibawa pertama kali oleh sang ayah ke kediaman Brawijaya dan dikenalkan jika ia adalah salah satu ahli waris dari keluarga terpandang Brawijaya.

Seperti yang diketahui jika Lieus memilih kabur dan ia dekat dengan keluarga dari istrinya karena Cecilia dan kakanya Kenan Adhiwiguna tidak pernah melepaskan pengawasannya dari mereka.

“Ayah, dimana ibu?” tanya Lengkara kecil pada Lieus yang keluar dari ruangan Merian dengan nafas tergesa-gesa, wajahnya memerah padam seakan Liues menahan sesuatu.

Lieus berjongkok “Nak, ayah janji sebentar lagi kamu akan dapatin hak kamu disini!”

Perkataan Lieus itu rupanya menjadi perkataan nyata, namun siapa mengira itu pun sebagai perkataan akhir Lieus karena dihari yang sama kecelakaan terjadi yang merenggut nyawanya serta sang istri.

Disebuah jalan sepi  kendaraan Lieus dilajukan dengan kecepatan diatas rata-rata, kiranya Lieus tengah dikejar sebuah kendaraan dibelakangnya. Lengkara yang duduk dijok belakang sempat menoleh sebelum membaringkan tubuhnya atas permintaan Syakira.

Bahkan di posisi Lengkara itu ia jelas dan merasakan benturan beberapa kali di badan mobil yang membuat mobil Lieus oleng.

Lieus yang mengendarai dengan kecepatan tinggi otomatis hilang keseimbangan, mobil berputar dua putaran dan di detik setelahnya Syakira menjerit.

“Awas Trukkk, “

Bruukkk…. Praankk.. Prankkk… Prrannkkk…

Kali ini mobil menabrak pembatas jalan dan berbalik serta memantul terseret aspal, entah sebuah keajaiban atau apa pintu mobil belakang terbuka dan melemparkan Lengkara keluar, kondisi mobil sendiri sudah tidak berbentuk,  itu berbalik dan mengeluarkan pantikan api yang membakar mesin mobil.

“Ibu..” lirih Lengkara mengingsut dengan darah mengucur membasahi sebagaian matanya. Ia menatap ibu dan ayahnya yang masih berada di dalam mobil. Lieus sendiri sudah lebih dulu tak sadarkan diri.

Sementara Syakira masih terjaga kendati keadaannya mengenaskan, ia sempat-sempatnya mengangkat tangannya yang berlumuran darah untuk memberi isyarat agar Lengkara diam di tempat.

“Ibu… “ lirih Lengkara mentap sang ibu, wanita itu tersenyum dan

BOOOOMMMM…..

Ledakan pun terjadi di depan mata Lengkara, ia mematung diam dalam syoknya ketika melihat kedua orang tuanya dilahap api.

Kiranya kejadian pahit itulah yang membuat Lengkara seperti ini, di usia mudanya ia melihat dua orang terkasih dan berarti di hidupnya tiada. Namun fatal dan menjadi kesalahan Lengkara dulu ia tidak terbuka dan memilih diam untuk mengatakan kronologis kejadian sebenarnya terkait kecelakaan yang menimpa keluarganya.

Keadaan semakin keruh dan terhimpit manakala Lengkara sempat dibawa hak asuh Cecillia, itu adalah hari-hari terberat keluarga Merian untuk bisa membujuk Lengkara bersamanya dan memisahkan Cecillia yang selalu menanamkan pemikiran gilak apabila keluarga ayahnya lah yang menjadi sebab dari kematian kedua orang tuanya.

Lengkara yang begitu percaya dan menganggap bibinya itu adalah segalanya tak ayal pengganti Syakira tentu menaruh kepercayaan pada Cecillia, Lengkara sendiri dibawah pengasuhan Cecil dan mengendalikan Lengkara saat itu.

Sehingga minimnya bukti membuat kecelakaan itu pun di putuskan sebagai kecelakaan tunggal. Namun seiring Lengkara beranjak dewasa, seiring ia menyadari banyaknya keanehan yang terjadi di kecelakaan itu, disana pula Lengkara mengetahui jika selicik apa keluarga. Adhiwiguna.

Terlebih Cecillia jelas mau menukar Lengkara dengan proferti yang Merian berikan, dan kini Lengkara bertekad untuk membongkar kepergian kedua orang tuanya!

Kiranya itulah yang tengah bergelut rumit dikepala Lengkara. Sampai satu tangan Shada ter-ulur menggenggam tangan Lengkara, membuat Lengkara mendongak dan menatap Shada. Keduanya saling bersirobok iris sesaat.

“Aku yakin kamu bisa lewatinnya! Jangan khawatir juga sekarang kamu gak sendiri dan gak usah takut lagi, kamu bisa keluarin semua hal yang sekiranya buat kamu gak nyaman. Lengka!”

Panggil Shada diakhir katanya, Shada sempat-sempatnya menyungging senyum lalu gadis itu melanjutkan

“Aku disini, aku janji gak akan biarin kamu sendirian lagi nahan semuanya. Ayo kita selesaikan sama-sama!”

********

“Masuk…” ucap Merian tatkala ruangannya diketuk seseorang, perempuan tua itu kembali fokus pada pekerjaannya, namun seketika atensinya terpecah karena ternyata yang masuk ke dalam adalah Lengkara.

“Selamat pagi, nenek!” Lengkara membungkuk kecil pada Merian yang menghentikan seluruh kegiataannya, perempuan itu menatap Lengkara dengan seksama.

Perlu dijelaskan, Lengkara sendiri tidak terlalu dekat dengan sang nenek untuk permasalahan dan konflik yang sempat menimpan ia dan putranya. Itu sebab pula Merian menyimpan Shada sebagai kaki tangannya menangani Lengkara. Kendati demikian, kesan dan kuasa Merian tak bisa disepelekan ketika Merian memilki hak preogative karena ia sang pengendali di jajaran Brawijaya.

“Ada yang kamu butuhkan, Lengkara?”

“Soal pertemuan Lengkara dan gadis itu!”

Merian menaikan sebilah alisnya mendengar ucapan Lengkara barusan, kiranya ada hal yang direncanakan Merian pula terkait keberlangsungan masa depan Lengkara yang Merian harapkan.

“Maksud kamu?”

“Ada hal yang ingin Lengkara kerjakan dulu sebelum Lengkara bertemu dan menerima semuanya, jadi Lengkara minta waktu sebelum itu!”

Merian terdiam sesaat, ia tidak bisa gegabah karena sejatinya Merian butuh banyak waktu dan pengorbanan untuk mencuri hati Lengkara, dan sampai saat ini pun, Merian belum bisa benar-benar membuat Lengkara percaya dan nyaman padanya.

Masih ada benteng sekat diantara mereka terkait semua hal.

“Bisa nenek pertimbangkan, tapi apa yang mau kamu lakukan? Shada__”

“Iya, Lengkara minta waktu lebih dulu sama Shada!”

“Apa maksud kamu?” Suara Merian terdengar menekan kali ini. “Kamu dan Shada tidak sedang dalam satu hubungan, bukan?”

Lengkara menarik seringai tipis, “Nenek tidak usah khawatir buat itu, semua masih berjalan sesuai dengan keinginan nenek. Lengkara Cuma minta waktu buat selesaikan sesuatu dulu sama Shada!”

Kening Merian tertaut, jantungnya berdegup tak seirama dengan banyaknya kemelut yang bergelut di fikirkan Merian sekarang.

“Jadi apa yang mau kamu lakuin sama Shada?”

Lengkara terdiam dalam pendar sulit difahami, jelasnya tatapan wanita itu cukup tegang membuat Lengkara terkesan memenangkan dominasi pembicaraan diantara mereka berdua. Tapi Merian tentu tidak mau kalah, wanita tua itu menarik nafasnya dan kembali menatap Lengkara begitu santai.

“Baiklah nenek akan kabulkan permintaan kamu. Tapi setelahnya kamu harus terima semua halnya, dan nenek akan selalu pastikan perlindungan serta kenyamanan untuk Shada, bagaimana?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!