Callista merupakan salah satu murid yang menjadi korban pem-bully-an. Ternyata dalang dari semua itu adalah Zanetha, adik kesayangannya sendiri. Sampai suatu hari Callista meninggal dibunuh oleh Zanetha. Keajaiban pun terjadi, dia hidup kembali ke satu tahun yang lalu.
Di kehidupan keduanya ini, Callista berubah menjadi orang yang kuat. Dia berjanji akan membalas semua kejahatan Zanetha dan antek-anteknya yang suka melakukan pem-bully-an kepada murid yang lemah.
Selain itu Callista juga akan mencari orang tua kandungnya karena keluarga Owen yang selama ini menjadi keluarganya ternyata bukan keluarga dia yang asli. Siapakah sebenarnya Callista? Kenapa Callista bisa menjadi anak keluarga Owen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25.
Bab 25. Pengakuan Michael
Callista beruntung tubuhnya tidak sampai jatuh ke lantai bawah. Jika itu terjadi pastinya akan mengalami patah tulang.
Muka Zanetha menjadi pucat pasi. Dia tidak menyangka kalau perbuatannya itu di saksikan oleh orang banyak. Biasanya jam setelah makan malam tidak ada pelayan yang berkeliaran di gedung utama rumah Michael. Namun, malam ini begitu banyak orang di sana.
"A-ku tidak sengaja," ucap Zanetha ketakutan.
"Mungkin Callista yang memprovokasi duluan, jadinya Zanetha marah dan melakukan pembelaan diri," ujar Hannah membela putrinya.
Wanita ini tidak mau membuat nama putrinya semakin rusak dan buruk di pandangan orang lain. Sudah cukup kemarin nama Zanetha dan keluarga Owen tercoreng. Tidak mungkin ditambah lagi dengan adanya kejadian ini. Mulut para pelayannya juga belum tentu bisa mereka tutup. Pastinya ini akan menjadi bahan gosip ketika mereka berkumpul bersama para pelayan dari kediaman keluarga bangsawan lainnya.
"Kamu tidak apa-apa, Callista?" tanya Michael ketika menurunkan gadis itu.
"Aku tidak apa-apa, Papa," jawab Callista dengan suara lirih.
"Terima kasih, sudah menolong aku, Papa." Gadis itu mengucapkan terima kasih kepada sang ayah dengan setulus hati. Dia tidak tahu, apakah barusan Michael menolongnya tanpa sengaja, atau hanya untuk pencitraan diri dan keluarganya.
"Kali ini kamu selamat, tapi nanti akan aku pastikan kalau kamu menderita karena berani berurusan dengan aku!" batin Zanetha yang melihat perhatian sang ayah kepada saingannya itu, membuat dia jengkel dan memilih pergi dari sana.
"Dasar brengsek!" umpatan untuk Callista keluar dari mulutnya.
***
Sementara itu di kediaman keluarga Kinsey, Charlie memberi tahu ayahnya tentang pertambangan ilegal milik Michael Owen. Dia juga memperlihatkan pembukuan yang di ambil oleh Callista sewaktu di ruang bawah tanah.
"Papa akan menyelidiki pertambangan ini. Sungguh memalukan jika ini adalah sebuah kebenaran," ucap Felix.
Banyak sekali orang-orang yang menyembunyikan jumlah kekayaan dan pendapat yang mereka peroleh agar tidak banyak membayar pajak. Mereka merasa sayang akan uang yang dipunya untuk diberikan kepada pemerintah.
"Keluarga mereka selalu menyerukan para pengusaha untuk selalu membayar pajak. Nyatanya, justru mereka yang sudah menyeleweng pembayaran pajak," kata Margareth menggerutu.
Wanita ini selalu aktif di kegiatan sosial dan sering mengeluarkan uang pribadi untuk membantu rakyat miskin. Uang yang diberikan oleh pemerintah untuk menangani panti asuhan dan pusat kesehatan masyarakat selalu kekurangan, sehingga dia harus menggunakan harta suaminya untuk menutupi kekurangan dana itu.
Charlie lupa dengan hasil yang didapat dari pencarian keluarga kandung Callista. Saking tidak sabar ingin meminta sang ayah agar segera melakukan penyelidikan dan Michael Owen mendapatkan hukuman.
***
Pagi harinya Callista terlihat sangat penuh semangat. Dia akan mencari informasi ke kantor percetakan "POPULER" bersama Charlie. Kemarin mereka sudah merencanakan ini dan menghubungi pemilik percetakan yang merupakan kenalan Felix Kinsey.
Zanetha menatap tajam kepada Callista, rasa benci dia kepadanya semakin besar saja. Sekarang dia sudah tidak bisa menutupi perasaannya itu.
"Papa, nanti aku pulang agak sore karena mau mencari berita," ucap Callista kepada Michael.
Laki-laki itu mengira ada tugas dari sekolah yang mengharuskan Callista mencari berita. Dia pun mengangguk memberikan izin.
"Terima kasih, Papa," ujar Callista lalu mencium pipi ayahnya bergantian dengan Hannah.
Callista hanya melirik kepada Zanetha sebelum pergi. Dia menyambut hari baiknya di sekolah tanpa adanya sang adik pembuat onar selama sebulan ke depan.
"Papa harap kamu tidak berbuat jahat atau mencelakai Callista," ucap Michael sebelum beranjak pergi dari meja makan.
"Apa segitu sayangnya Papa terhadap anak haram itu!" teriak Zanetha sambil berdiri.
Michael berhenti sejenak, lalu pergi menuju lantai atas untuk mengambil berkas penting. Ternyata Hannah mengikuti dari belakang.
"Kenapa kamu membuat Zanetha sedih. Apa segitu cintanya kamu kepada wanita yang sudah melahirkan Callista, sampai-sampai selalu membela anaknya!" teriak Hannah.
Michael membalikan badan dan menghadap istrinya. Hannah menatap tajam dengan penuh emosi kepada sang suami.
"Dengar, hanya kamu satu-satunya wanita yang aku cintai," kata Michael, lalu kembali membalikan badan untuk merapikan surat perjanjian kerja sama yang sudah dia rancang.
"Bohong! Buktinya kamu selalu saja membela Callista jika sedang bermasalah dengan Zanetha," ucap Hannah menuduh.
"Aku melakukan itu semua untuk kebaikan Zanetha. Kamu tahu sendiri kalau putri kita mempunyai golongan darah yang langka dan Callista mempunyai itu. Jika tidak ada dia maka akan sulit bagi kita untuk mencari darah jika sewaktu-waktu Zanetha membutuhkan," jelas Michael dengan kesal.
Hannah pun terdiam dan baru ingat akan hal penting ini. Dia sendiri tidak berpikir sampai ke sana.
"Tapi, tetap saja semalam—"
"Dengar Hannah, saat ini Zanetha sangat membutuhkan donor ginjal. Aku sudah beberapa hari ini mencari ginjal yang cocok dengan putri kita, tapi hasilnya belum ada yang bagus. Maka aku kepikiran dengan Callista. Dia mempunyai golongan darah yang langka sama dengan Zanetha, aku berpikir ada kemungkinan juga ginjal mereka cocok," ucap Michael memotong ucapan istrinya.
Hannah terperanjat menyadari hal ini. Dia pun membenarkan ucapan suaminya. Callista masih sangat mereka butuhkan demi kehidupan Zanetha.
"Apa kamu rela menyerahkan hidup putrimu itu demi putrimu yang lain?" tanya Hannah dengan ragu-ragu.
Michael menguat rambutnya. Dia menarik napasnya dalam-dalam dan mengembuskan napas perlahan.
"Callista itu bukan putriku, Hannah," ucap Michael akhirnya mengaku.
"A-pa?"
Hannah terkejut mendengar pengakuan suaminya. Tubuh wanita ini limbung dan mundur beberapa langkah. Wajah cantiknya juga menjadi pucat pasi. Otaknya berpikir keras akan suatu peristiwa kejadian di masa lalu.
"Ya, Callista bukan anakku," tegas Michael lagi.
Dibalik pintu Zanetha yang sejak tadi menguping pun ikut terkejut. Selama ini dia mengira mereka bersaudara seayah beda ibu. Makanya dia merasa benci kepada Callista yang dianggap terlahir dari hasil hubungan gelap ayahnya dengan wanita lain.
'Benarkah Kak Callista bukan anak Papa?' batin Zanetha.
'Lalu, dia anak siapa? Kenapa Papa mengakuinya sebagai anaknya sendiri?' lanjut Zanetha sambil memegang dadanya yang terasa sesak mengetahui rahasia ayahnya.
***
jngan lengah ya callista... karena boom wktu menunggumu... apalgi dngan perbhan si zanet nntinya yg hbis oprasi...
semoga saja...
sehat slalu...
ku tunggu karyamu yang lainnya...
smoga callista bahagia slalu...
orang ko bener2 iblis kamu zanetta
semoga segera terungkap kejhtan kluarga owen...
lanjut kak...
si zanetta jadi orgil