Judul : Jantung kita yang ajaib
Kisah perjalanan hidup sepasang insan yang kehilangan keluarganya. Sang pria memiliki jantung lemah, sementara sang wanita mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawa nya di tambah dia tidak memiliki kaki sejak lahir.
Keduanya menjalani operasi transplantasi jantung. Pendonor jantung mereka adalah sepasang suami istri yang misterius dan meninggalkan memori penyesalan suami istri itu di dalam nya, jantung mereka mendorong mereka untuk mencari satu sama lain kemudian menyatukan mereka.
Inilah kisah perjuangan dua insan yang menjadi yatim piatu karena keadaan, mereka hanya saling memiliki satu sama lain dan keajaiban jantung mereka yang terus menolong hidup mereka melewati suka dan duka bersama sama. Baik di dunia nyata maupun di dunia lain
Remake total dari karya teman saya code name the heart
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
[Pov Elsa]
Satu setengah tahun yang lalu, di sebuah rumah sakit di singapura, “cepat...cepat,” beberapa perawat mendorong ranjang yang di atasnya ada seorang gadis terbaring lemah dan tidak memiliki kaki, masuk ke dalam ruang operasi. Mereka langsung membawa ranjang itu ke meja operasi tanpa memindahkan sang gadis. “Brak,” seorang dokter yang mengenakan tutup kepala, masker dan pakaian hijau lengkap dengan sarung tangannya masuk ke dalam,
“Kita mulai operasi transplantasi jantungnya,” ujar sang dokter.
Sang dokter bersama tim nya mulai melakukan operasi terhadap sang gadis yang terbaring lemah di ranjang, dua orang perawat yang membantunya berkasak kusuk di belakang,
“Gadis itu hebat ya, dia bisa bertahan di bawa kesini naik pesawat habis kecelakaan mobil dan di beri pertolongan pertama,” bisik seorang perawat.
“Iya dan dia berutung sekali, kita baru menerima jantung fresh dari pendonor yang baru meninggal, padahal harusnya dia tidak bisa hidup karena bagian bawah jantungnya bocor tertusuk oleh besi, semangat hidupnya benar benar luar biasa,” bisik perawat di sebelahnya.
“Aku benar benar takjub, ini keajaiban,” balas sang perawat pertama.
“Tapi kasihan ya, kedua orang tuanya, tidak selamat, dia langsung menjadi sebatang kara karena anak tunggal,” ujar perawat di sebelah.
“Kan ada neneknya, dia kan yang mengatur semuanya dan membawa dia kesini,” ujar perawat pertama.
Setelah itu kedua perawat itu menghentikan gosipnya karena di tegur dan enam jam kemudian, operasi selesai dan berhasil, dokter merasa lega sekali kemudian memeriksa kondisi sang gadis.
“Ok aman, tetap pantau dia ya dan kalau dua jam lagi tidak ada masalah, pindahkan dia ke kamar rawat inap,” ujar sang dokter.
“Baik dokter Kelvin,” ujar para perawat.
Tim dokter keluar dari ruang operasi dan para perawat berserta seorang dokter jaga terus memantau kondisi sang gadis sampai dua jam ke depan. Saat itu karena semuanya tegang dan berkonsentrasi penuh memantau kondisi sang gadis, tidak ada satupun yang menyadari kalau mata sang gadis bergerak gerak walau terpejam.
“Uh,” Elsa membuka matanya, dia kaget karena dia duduk di lantai sebuah ruangan yang serba putih dan terlihat seperti tidak ada ujungnya.
“Di..dimana aku ? aku sudah mati ya ?” tanyanya dengan wajah ketakutan.
“Halo,”
Elsa yang kaget menoleh ke belakang dan berbalik, dia melihat seorang wanita paruh baya cantik dan memakai gaun indah yang tidak dia kenal berdiri di belakangnya. Melihat Elsa yang tidak memiliki kaki, sang wanita mendekat ke Elsa kemudian berlutut di depan Elsa,
“Nama mu siapa ?” tanya sang wanita.
“A..aku Elsa, tante siapa ?” tanya Elsa.
“Namaku Irene, kamu umur berapa ?” tanya Irene.
“Um...tahun ini 13 tahun, tapi bulan depan aku 14 tahun,” jawab Elsa.
“Hmm gitu ya, kamu kuat ya,” ujar Irene.
“Apanya tante ?” tanya Elsa bingung.
“Walau kondisi mu seperti itu, wajah mu tidak terlihat putus asa, aku salut sama kamu,” ujar Irene.
“Ma..makasih tante, tante siapa sih sebenarya,” balas Elsa yang semakin bingung.
“Hmmm aku ya, kamu tahu tidak kalau saat ini kamu baru selesai menjalani operasi transplantasi jantung ?” tanya Irene.
“Tidak tahu tante, terakhir aku ingat....aku sedang di mobil.....oh...papa...mama...gimana keadaan mereka tante ? apa aku sudah mati tante ?” tanya Elsa yang seketika panik karena mengingat kecelakaan mobil yang dia alami beberapa hari lalu.
“Tenang dulu, kamu belum meninggal, kamu hidup dan aku ada di dalam tubuh kamu sekarang,” jawab Irene sambil memegang kepala Elsa.
“Tante...ada di dalam tubuh ku ?” tanya Elsa kaget.
“Benar, aku baru saja di pasang di tubuh mu, aku jantung mu yang baru atau mungkin aku adalah memori jantung mu,” jawab Irene.
“Aku tidak mengerti tante,” ujar Elsa bingung.
“Hmm gini, aku juga sudah meninggal, lalu aku mendonorkan jantung ku dan sekarang jantung ku ada di dalam tubuh kamu, saat ini aku hanyalah memori yang tertinggal di jantung,” ujar Irene.
“A..apa ? ja..jadi tante hantu ?” tanya Elsa sedikit ketakutan dan merangkak mundur selangkah.
“Jelas bukan, aku memori, ingatan yang tersisa di jantung ku, aku sudah tidak ada di dunia, paham kan,” jawab Irene.
“Terus kok tante bisa ngomong sama aku ?” tanya Elsa.
“Karena ada yang mau aku sampaikan sama kamu, mungkin lebih tepatnya, aku ingin minta tolong sama kamu,” jawab Irene.
“Minta tolong apa tante ?” tanya Elsa.
“Suami ku kan masih hidup, bisa tidak kamu temui dia dan sampaikan pesan terakhir ku sama dia karena aku meninggal akibat kecelakaan dan tidak sempat mengucapkan perpisahan sama dia,” jawab Irene.
“Um...suami tante ?” tanya Elsa.
“Iya, maaf kalau aku merepotkan mu, tentu saja kamu sendiri sebenarnya sudah repot kan, aku tidak mengharuskan kamu mencari suami ku, sekiranya kebetulan kamu bertemu dengannya atau kalau memang takdir mempertemukan kita lagi, aku ingin menyampaikan sesuatu sama dia,” jawab Irene.
“Aku mengerti tante, mau menyampaikan apa ?” tanya Elsa.
“Tolong katakan, kalau aku sangat mencintainya, aku tahu dia menceraikan aku di saat terakhir ku, aku sadar kesalahan ku dan aku tidak mau bercerai dengannya, aku minta maaf atas semua perbuatan ku yang menyakiti hatinya,” jawab Irene sambil menangis.
Elsa yang melihat Irene menangis langsung maju dan memeluknya, Irene juga memeluk balik Elsa dan menangis tersedu sedu. Setelah Irene tenang kembali,
“Maaf ya Elsa,” ujar Irene sambil menghapus air matanya.
“Aku ngerti kok tante, dengan kondisi ku yang seperti ini, rasanya sulit bagiku untuk mencari suami tante, tapi aku akan berusaha membantu tante hehe,” ujar Elsa menghibur Irene.
“Terima kasih Elsa, tapi tante minta kamu tidak memaksakan diri, hiduplah dengan bahagia, tidak perlu kamu jadikan permintaan tante ini menjadi tugas utama kamu dalam hidup kamu, mengerti ya,” ujar Irene sambil memegang pipi Elsa dan tersenyum.
“Aku mengerti tante, tapi aku benar benar niat mau membantu tante,” balas Elsa tersenyum.
“Terima kasih sekali lagi Elsa, tante seneng deh kamu yang menerima jantung tante, sebagai hadiah, tante akan mewariskan kemampuan tante sama kamu ya,” ujar Irene.
“Eh...kemampuan apa tante ?” tanya Elsa bingung.
“Waktu aku hidup, mata ku tidak bisa melihat dari kecil dan suami ku terus berada di sebelah ku dari aku kecil karena kita berdua teman masa kecil juga, jadi aku punya pendengaran jauh lebih bagus dari orang yang bisa melihat,” jawab Irene.
“Pendengaran tante ?” tanya Elsa.
“Benar, tante bisa mendengar suara detak jantung seseorang, jadi tante bisa mengetahui seseorang itu berbohong atau tidak karena irama jantungnya, lalu tante bisa mendengar jika ada suara di kamar sebelah, artinya pendengaran tante bisa menembus apa saja dengan jelas dan jaraknya sangat jauh, lalu tante juga punya intuisi yang bagus karena tante buta jadi lebih peka dari orang biasa nya dan kadang prediksi tante tepat sehingga tante bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi, itu sebabnya dalam hidup tante tidak pernah kesulitan dan bisa beraktifitas seperti biasa (menunduk) hanya saja,”
“Hanya saja ?” tanya Elsa.
“Tante belum pernah melihat wajah suami tante hehe, cuma di saat terakhir ketika tante tertabrak mobil dan dia memeluk tante, samar samar tante bisa melihat wajahnya yang sedang menangis,” jawab Irene sambil menitikkan air mata.
“Jadi tante menikah dengan dia itu tanpa melihat wajahnya sama sekali ?” tanya Elsa.
“Iya, karena tante kenal dia dari kecil dan dia sama sekali tidak pernah membohongi tante, oh ya, kemampuan tante juga tidak bisa mendeteksi dia bohong atau tidak, alasannya karena dia juga sama seperti tante,” jawab Irene.
“Maksudnya tante ?” tanya Elsa.
“Dia bisu tuli, dia pernah cerita kalau mata nya bagus, kebalikan tante kan haha,” jawab Irene.
“Oh gitu tante, tapi kenapa dia menceraikan tante ?” tanya Elsa.
“Karena semua salah tante, waktu itu tante terlalu memikirkan anak dan menyalahkan dia sampai selama tiga tahun tante tidak bicara sama dia bahkan tante tidak mau sekamar sama dia, tapi waktu tante iseng cek ke dokter, ternyata malah rahim tante yang bermasalah dan tante menyesal berbuat begitu sama dia, tapi ya...dia sudah tidak tahan sama tante dan menceraikan tante, sebenarnya tante ingin menceritakan semua sama dia dan minta maaf tapi tante malah mengalami kecelakaan dan meninggal,” jawab Irene dengan nada yang lirih.
Elsa terdiam, dia hanya mengambil kedua tangan Irene tanpa berbicara apa apa karena dia mengerti penderitaan dan penyesalan yang di alami Irene.
“Tante, aku juga sama, sebelum aku mengalami kecelakaan sampai tante berada di dalam tubuh ku ini, aku mati matian membuat papa dan mama rujuk kembali walau sudah bercerai, mereka bercerai gara gara aku, lihat kan tante, aku tidak punya kaki sejak lahir, mereka saling menyalahkan karena aku lahir, tapi di saat aku hampir berhasil menyatukan kembali mereka, kita mengalami kecelakaan, saat ini aku tidak tahu apa mereka masih hidup atau tidak karena aku sendiri sekarang ada di sini,” ujar Elsa menunduk.
Irene langsung maju dan memeluk Elsa setelah mendengar cerita Elsa, “semoga mereka tidak apa apa ya, tante ikut mendoakan mereka,” ujar Irene berbisik di telinga Elsa.
“Iya tante, terima kasih tante,” balas Elsa menangis.
“Elsa, dengarkan tante, apapun yang terjadi ketika kamu bangun nanti, terima dengan lapang dada, kamu harus hidup, tante mau kamu hidup dan jangan pernah bilang papa mama mu bertengkar atau bercerai karena kamu, tante yakin kamu pasti bisa bahagia di hidup ini, kita sama sama cacat sejak lahir, tante kuat karena ada suami tante yang bersama tante sejak kecil, tante yakin kamu juga akan menemukan orang seperti suami tante yang akan mendampingi kamu seumur hidup mu dan menjadi kekuatan bagi mu,” bisik Irene.
“I..iya tante, aku mengerti tante,” balas Elsa menangis.
“Kamu masih kecil, jalan kamu masih panjang, tante terus berdoa untuk kebahagiaan mu nanti,” balas Irene.
Keduanya berpelukan dengan erat sambil meneteskan air mata, keduanya memiliki perasaan yang serupa dan bisa memahami satu sama lain.