Setelah menjatuhkan talak pada Amira, Reifan menyesalinya. Reifan ingin merujuk Amira, setelah dia tahu kalau perceraian mereka terjadi hanya karena kesalahpahaman. Selama ini Amira hanya di fitnah oleh ibu mertuanya. Dan setelah Reifan mengetahui hal itu, Reifan menyesal dan ingin menebus kesalahannya dengan merujuk Amira. Namun tanpa sadar Reifan telah mentalak Amira sebanyak tiga kali, sehingga tidak bisa membuat mereka rujuk lagi kecuali Amira menikah lagi dengan lelaki lain dan bercerai dengan lelaki itu.
Apa yang akan Reifan lakukan untuk bisa kembali dengan Amira?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berubah fikiran
Aditya dan Amira masuk ke dalam rumahnya. Sesampainya di ruang tengah, mereka terkejut saat melihat Reifan.
"Mama..." Kayla yang ada di pangkuan Reifan langsung berlari menghampiri Amira.
"Mama, ayo duduk Mama. Papa sudah sampai. Dia bawa banyak hadiah untuk kita," ucap Kayla.
Aditya dan Amira saling menatap.
"Amira, aku ke kamar dulu," ucap Aditya.
Amira mengangguk. Setelah itu Aditya pergi ke kamarnya. Aditya merasa tidak nyaman dengan keberadaan Reifan saat ini. Aditya lebih memilih pergi menghindar dari pada menemui Reifan.
Kayla menarik tangan Amira dan menyuruh Amira duduk di dekat Reifan. Amira kemudian menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tengah. Dia duduk persis di samping Reifan.
"Mas Reifan, kamu sudah dari tadi di sini?" tanya Amira.
"Sudah sepuluh menitan aku di sini. Kamu dari mana?"
"Dari rumah sakit."
"Kamu sakit Amira?"
Amira mengangguk.
"Iya. Tapi nggak apa-apa kok. Aku sudah periksa ke dokter dan sudah mendapatkan obatnya."
"Syukurlah kalau begitu. Oh iya, aku ke sini mau ngajak kamu dan Kayla jalan. Aku sudah janji sama Kayla kalau hari ini aku akan ngajak kamu dan Kayla jalan-jalan. Nggak usah jauh-jauh, kita ke taman saja. Tempat biasa kita ngajak Kayla jalan-jalan."
"Iya. Aku akan pergi sama kamu. Aku mau ke kamar dulu ya. Mau siap-siap," ucap Amira.
"Iya Amira. Aku dan Kayla tunggu di sini."
Amira melangkah ke kamarnya untuk menemui Aditya. Amira tersenyum saat melihat Aditya duduk di sisi ranjang.
"Mas Adit," ucap Amira. Amira kemudian duduk di sisi Aditya.
"Ada apa Amira?" tanya Aditya.
"Aku mau pergi sama Kayla dan Mas Reifan jalan-jalan, apa kamu mengizinkan aku pergi? kalau kamu nggak mengizinkan, aku nggak akan pergi kok."
"Kenapa aku nggak mengizinkan. Kamu boleh kok pergi sama siapa saja. Asal kamu tahu batasan aku tidak akan mempermasalahkan kamu pergi sama siapa saja termasuk Reifan."
Amira meraih tangan Aditya.
"Kamu tenang saja. Aku keluar sama Mas Reifan cuma untuk jalan-jalan menyenangkan Kayla saja. Selama aku masih menjadi istri kamu, aku nggak akan berani macam-macam sama lelaki lain."
"Aku percaya sama kamu Amira. Silahkan kalau kamu mau pergi. Hari ini aku juga mau ke kantor."
"Iya. Aku pergi dulu ya Mas."
"Iya. Hati-hati ya."
Amira mengangguk. Setelah itu Amira pergi meninggalkan Aditya di kamarnya. Amira melangkah ke ruang tengah untuk menemui Reifan.
"Mama, mama udah siap?" tanya Kayla.
Amira mengangguk.
"Ayo kita berangkat!" ajak Reifan.
Amira, Reifan dan Kayla kemudian keluar dari rumah untuk pergi jalan-jalan.
***
Malam ini, Amira, Reifan dan Kayla masih berada di dalam cafe. Mereka tampak sedang menikmati makan malam mereka. Sudah seharian mereka berkeliling ke tempat-tempat wisata. Dan setelah itu, mereka memutuskan untuk pulang setelah makan malam selesai.
Amira sejak tadi masih mengaduk-aduk makanannya. Entah kenapa, Amira tidak bahagia jalan-jalan dengan Kayla dan Reifan. Karena sqejak tadi dia masih memikirkan Aditya.
"Amira, kenapa cuma di aduk-aduk saja makanannya? apa makanannya nggak enak?" tanya Reifan.
"Enak kok Mas. Aku cuma lagi nggak nafsu makan saja."
"Aku tahu kamu lagi sakit. Maaf ya Amira, aku sudah membuat kamu lelah sepanjang hari ini. Aku melakukan semua ini, hanya untuk membuat Kayla senang. Karena aku juga sudah janji sama Kayla mau ngajak dia jalan-jalan setelah aku pulang dari luar negeri."
"Nggak apa-apa kok Mas. Aku juga melakukan semua ini hanya untuk menyenangkan Kayla."
Kayla menatap ke dua orang tuanya bergantian.
"Mama, Papa, ayo kita pulang. Kayla udah ngantuk."
"Iya sayang. Nanti kita pulang. Kamu habiskan dulu makanannya ya," ucap Reifan.
Kayla mengangguk. Setelah itu dia kembali menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya. Sementara Reifan menatap Amira lekat.
"Amira, sudah waktunya untuk aku bertanya sama kamu," ucap Reifan.
Amira terkejut saat mendengar ucapan Reifan.
"Kamu mau tanya apa?"
"Amira, kamu sudah hampir tiga bulan menikah dengan Aditya. Apakah kamu mau bercerai dengan Aditya dan rujuk lagi dengan aku? sesuai kesepakatan kita waktu itu?" tanya Reifan.
"Mas, apa kamu sudah meminta restu sama ibu kamu? kamu tahu kan kalau ibu kamu sangat membenci aku. Bagaimana kalau sampai dia tahu, kamu merujuk aku."
"Amira, ibu dan adik aku nggak perlu tahu soal itu. Kita bisa kan rujuk dan menikah diam-diam tanpa sepengetahuan mereka."
Amira tersenyum kecut.
"Mas, sepandai-pandainya kita menyembunyikan pernikahan kita, suatu saat ibu kamu pasti akan tahu kebenarannya. Aku udah lelah Mas, menghadapi ibu kamu."
"Terus maksud kamu apa Amira? kita sudah membuat kesepakatan sebelumnya kalau kamu mau rujuk sama aku demi Kayla. Apa kamu lupa dengan kesepakatan kita?"
"Mas, setelah aku fikir-fikir, kita bisa merawat dan membesarkan Kayla tanpa harus rujuk dan menikah. Kita bisa menjadi teman kan Mas. Kayla sekarang sakit, dan kita bisa kan mengobati dan menyembuhkan penyakit Kayla bersama tanpa harus rujuk dan menikah lagi."
Reifan menggelengkan kepalanya.
"Nggak Amira. Aku nggak mau jadi teman kamu. Aku hanya ingin rujuk sama kamu. Setelah kamu bercerai dengan Aditya, kita bisa nikah lagi."
"Sepertinya itu nggak akan bisa Mas."
"Kenapa nggak bisa Amira. Waktu itu kamu bilang sama aku, kalau kamu mau rujuk sama aku. Aku meminta kamu untuk menikah dengan Aditya, karena agar kita bisa rujuk. Kenapa sekarang kamu malah berubah fikiran. Apa yang terjadi Amira?"
Amira menghela nafas dalam. Dia bingung untuk menjelaskan pada Reifan kalau dia sekarang sedang hamil anak Aditya. Dan Amira tidak bisa bercerai dengan Aditya untuk saat ini.
"Mas Reifan. Sebenarnya ada satu hal yang tidak bisa membuat kita rujuk dalam waktu dekat ini," ucap Amira.
Reifan mengernyitkan alisnya.
"Apa maksud kamu Amira?"
" Sebenarnya aku..."
Ring ring ring....
Ponsel Reifan tiba-tiba berdering. Reifan mengambil ponselnya yang ada di saku bajunya.
"Aku angkat telpon dulu ya Amira."
Amira mengangguk. Setelah itu Reifan bangkit berdiri untuk mengangkat panggilan dari adiknya.
"Halo. Ada apa Des."
"Halo Kak Rei. Kamu ada di mana Kak? Mama pingsan Kak. Apa kakak bisa cepat pulang?"
"Apa! Mama pingsan? Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Cepat pulang Kak. Aku bingung banget Kak harus minta bantuan sama siapa."
"Baiklah. Aku akan segera pulang."
Reifan kembali menemui Amira. Setelah itu dia mengajak Amira dan Kayla pulang.
"Amira, aku akan antar kamu dan Kayla pulang sekarang. Karena aku ada urusan mendadak di rumah."
Amira bingung dengan sikap Reifan. Kenapa tiba-tiba Reifan mengajak Amira pulang.
"Mas, ada apa Mas? apa yang terjadi? kenapa kamu kelihatan panik begitu?"'
"Mama aku pingsan Amira. Sepertinya penyakit jantungnya kumat lagi."
Amira terkejut saat mendengar ucapan Reifan.
"Ya sudah, ayo kita pulang. Lagian Kayla juga sudah ngantuk. Kita sudah terlalu lama jalan-jalan."
Reifan, Amira dan Kayla kemudian keluar dari cafe untuk pulang. Mereka masuk ke dalam mobil dan meluncur pergi meninggalkan cafe.