Our Magical Hearts
Di lapangan parkir sebuah unversitas, seorang pemuda tampan dan bertubuh tegap sehingga nampak gagah, berhadapan dengan seorang gadis cantik yang seksi, gadis itu menjulurkan tangannya kepada sang pemuda dan dengan wajah sedikit merah dia berteriak,
“Aku suka padamu, maukah kamu jadi pacar ku,”
“Maaf, tapi aku sudah punya seseorang yang ku cintai,” jawab sang pemuda tanpa menunda lagi.
“Oh, begitu ya (terlihat kecewa dan sedikit menangis namun langsung pulih kembali) baiklah, aku mengerti, tapi kita masih berteman ?” tanya sang gadis.
“Tentu saja, kita masih berteman,” jawab sang pemuda tersenyum.
“Terima kasih, aku lega sekarang, aku pergi ya, bye bye,”
Tanpa menunggu jawaban sang pemuda, sang gadis berlari dengan air mata berlinang namun hatinya merasa lega dan dia tersenyum. Sang pemuda mematung dan hanya melihat sang gadis yang berlari semakin menjauh dari pandangannya,
“Maaf ya Febi, kalau kamu sudah tidak mau berteman dengan ku juga tidak apa apa,” gumam sang pemuda di dalam hatinya.
Sang pemuda menunduk sedikit kemudian berbalik, dia memasukkan kedua tangannya ke dalam jaketnya dan berjalan menuju ke motornya. Setelah sampai, dia menutup jaketnya dan memakai helmnya, dia menaiki motornya dan berjalan keluar dari kampus.
Setelah berkendara melintasi kota, sang pemuda akhirnya sampai di sebuah komplek apartemen, dia memarkir motornya dan berjalan menuju ke pintu masuk sebuah tower. Di dalam dia menekan tombol lift untuk naik ke lantai tempat apartemen miliknya berada. Dia berjalan di koridor dengan santai dan berbalik menghadap pintu.
“Klek,” dia membuka pintunya dan masuh ke dalam, aroma harum masakan tercium dari dalam apartemennya,
“Aku pulang,” ujar sang pemuda.
Sebuah kursi roda muncul keluar dari dapur, seorang gadis cantik berambut panjang di ikat satu yang duduk di kursi roda menatap sang pemuda, wajahnya langsung ceria dan dia mengayuh kursi rodanya ke arah sang pemuda. Melihat sang gadis mengayuh kursi roda ke arahnya, sang pemuda berlutut dan merentangkan tangannya.
“Hup,” sang gadis melompat dari kursi roda ke pelukan sang pemuda, ternyata sang gadis sama sekali tidak memiliki kaki dari paha ke bawah. Sang pemuda berdiri dan menggendong sang gadis,
“Kamu sudah pulang Adrian,” ujar sang gadis.
“Sudah dong, Elsa,” balas sang pemuda yang di panggil Adrian.
Adrian menggendong Elsa yang merangkulkan kedua lengannya ke leher Adrian, kemudian mereka berciuman dan berjalan masuk ke dapur untuk meneruskan masak bersama sama. Setelah itu, mereka duduk di meja makan dan mulai makan bersama sama,
“Gimana di kampus ?” tanya Elsa.
“Yah begitulah, tapi hari ini ada ujian dadakan, untung semalam aku sudah belajar haha,” jawab Adrian.
“Syukur deh kalo gitu,” balas Elsa.
“Kamu sendiri gimana di kampus ?” tanya Adrian.
“Biasa aja, ga ada ujian tapi enak aja ngobrol ama temen hehe,” jawab Elsa.
“Wah bagus deh,” balas Adrian.
Keduanya saling mengobrol satu sama lain sambil melanjutkan makan malam mereka dengan mesra. Adrian menatap Elsa yang sedang menyingkirkan rambutnya dan menyuap makanan di depannya dengan tersenyum dan menopang dagunya menggunakan tangan. Elsa yang merasa di tatap oleh Adrian, tersenyum dan tangannya terjulur ke hidung Adrian yang mancung.
“Makan, jangan ngeliatin mulu,” ujarnya sambil tersenyum dan menjepit hidung Adrian.
“Habisnya kamu cantik hehe,” balas Adrian.
“Dasar, udah bisa gombal ya,” balas Elsa malu malu namun tersenyum.
“Aku sayang kamu,” ujar Adrian yang hidungnya di jepit.
“Aku juga sayang kamu,” balas Elsa tersenyum.
Ya, alasan ku menolak yang lain karena cinta ku sudah habis tercurah untuk gadis di depan ku ini, dialah istri ku dan dia segalanya bagiku. Namaku Adrian Miller, usia ku baru saja 20 tahun bulan ini, aku masih kuliah dan bekerja untuk menghidupi keluarga ku, istriku bernama Elsa Widiastuti yang sekarang sudah berubah menjadi Elsa Miller, saat ini usia nya 19 tahun tapi 3 bulan lagi yaitu januari dia jadi 20 tahun.
Alasan kita menikah lebih dulu, karena kita berdua sama sama yatim piatu dan tidak memiliki sanak saudara sama sekali, di tambah lagi, istriku Elsa tidak memiliki kaki, itu sebabnya aku menikahi dia dan tidak mungkin meninggalkan nya karena aku sangat mencintai nya. Aku dan istriku di pertemukan karena takdir, namun kisah kita berdua sedikit lebih ajaib dari orang lain. Inilah kisah kita berdua, semua berawal dari operasi transplantasi jantung.
******
Arc 1 our hearts
5 tahun yang lalu, di sebuah rumah sakit yang berada di singapura. “Plip,” terdengar suara mesin ekg di dalam sebuah ruang icu di rumah sakit, Adrian terbaring lemah di rumah sakit, sejak kecil Adrian di rawat di rumah sakit karena masalah pada jantungnya. Ada kelainan sejak lahir di katup jantungny sehingga sirkulasi jantungnya tidak normal seperti orang pada umumnya.
Akibat penyakitnya itu, Adrian di vonis oleh dokter kalau hidupnya hanya sampai usia 15 tahun bahkan kurang. “Ugh,” Adrian terbangun, dengan perlahan dia membuka matanya, dia menatap langit langit kamar di atasnya, dia melirik ke samping, tidak ada orang sama sekali di sampingnya.
Air matanya mulai menetes, dia teringat ayah, ibu dan adik perempuannya yang baru dua bulan lalu meninggal akibat pesawat yang mereka tumpangi ketika mereka pergi ke Amerika untuk mengunjungi keluarga ayahnya, mengalami kecelakaan fatal. Dia tidak ikut karena dia sedang di rawat di rumah sakit.
“Dug,”
“Dug,”
Tiba tiba jantungnya berdetak dengan kencang dan sedikit menyakitkan, Adrian mengangkat tangannya dan memegang dadanya, masih terasa ada bekas jahitan melintang vertikal di tengah dadanya. Kesadarannya kembali menghilang dan dia kembali tertidur, tapi mata Adrian terlihat bergerak gerak, dia sedang bermimpi.
“Huh...aku dimana ?” tanya Adrian.
Dia melihat dirinya berada di sebuah ruang yang sepanjang mata memandang semuanya berwarna putih. Selagi kebingungan, “tap,” tiba tiba pundaknya di pegang dari belakang, Adrian yang kaget melompat dan berbalik, dia melihat seorang pria paruh baya berparas tampan dan berpakaian rapi yang tidak dia kenal sedang tersenyum melihat dirinya.
“Si..siapa ?” tanya Adrian kaget.
“Hmm siapa ya, aku adalah memori yang tertanam di jantung baru mu,” ujar sang pria paruh baya sambil menunjuk dada Adrian.
“Jantung ?” tanya Adrian bingung.
“Ya, aku dan istriku mendonorkan jantung kita berdua, sepertinya kamu penerima donornya, aku senang melihat kamu yang menerima donor ku, sekarang kamu harus hidup,” ujar sang pria paruh baya.
Adrian diam saja, dia tidak mengerti apa maksud pria paruh baya yang wajahnya nampak bijaksana di depannya. Melihat Adrian termenung, pria itu mendekat dan memegang kedua pundak Adrian kemudian menatapnya,
“Namamu siapa ?” tanya sang pria.
“Adrian Miller,” jawab Adrian.
“Adrian ya, salam kenal, boleh aku minta tolong ?” tanya sang pria.
“Mi..minta tolong apa ?” tanya Adrian bingung.
“Cari istriku, katakan padanya kalau aku minta maaf dan menyesal menceraikannya sesaat sebelum kematian nya,” jawab sang pria.
“Hah...aku harus cari istri om ?” tanya Adrian.
“Oh maksud ku, istriku sudah meninggal juga, sama dengan ku dan dia juga mendonorkan jantungnya sama seperti ku, karena kita berdua memang berjanji kalau salah satu dari kita jalan terlebih dahulu, yang masih hidup harus mencari jantung yang sudah meninggal dan membantu sang pemilik jantung baru,” jawab sang pria.
“Jadi...maksud om, aku harus cari orang yang menerima donor jantung istri om gitu ?” tanya Adrian.
“Benar, tapi tidak perlu kamu fokuskan dan om ingin kamu menjalani hidup mu dengan bahagia, kalau kamu sempat saja, sebagai imbalannya, om akan kasih kamu semua milik om,” jawab sang pria.
“Hah...aku ngerti om, tapi maksud om semua milik om apa ?” tanya Adrian.
“Begini Adrian, aku dan istriku bukan orang normal, yang akan ku berikan bukan harta, tapi kemampuan,” jawab sang pria.
“Kemampuan apa om ?” tanya Adrian.
“Karena aku adalah orang yang cacat bisu dan tuli, aku memiliki kemampuan di mata ku yang bisa melihat isi pikiran orang lain seperti membaca teks di kepala orang yang kulihat, aku juga bisa melihat tembus seperti x ray dan bisa melihat sangat jauh dengan akurat dan kemampuan ku yang satunya adalah aku memiliki photographic memory,” jawab sang pria.
“Begitu ya om,” balas Adrian bingung.
“Jadi om minta kamu harus hidup dan bahagia, kalau kamu sempat tolong cari istri om, kamu pasti mengerti kalau kamu menemukan orang yang memiliki jantungnya, karena kemampuan om pasti tidak akan berfungsi pada istri om sebab dia juga sama, kita pasangan bisu tuli dan buta, tapi tidak ada yang tahu loh kalau kita sebenarnya cacat hahaha,” balas sang pria.
“Tapi terakhir kenapa om ceraikan dia ?” tanya Adrian bingung.
“Ah...itu karena ada kesalah pahaman di antara kita berdua, itu sebabnya aku menyesal dan ingin minta maaf padanya, namun semua sudah terlambat, dia meninggal lebih dulu dari ku, jadi kalau kamu sempat tolong cari siapa yang menerima donornya dan katakan maaf padanya,” jawab sang pria.
“Nama om siapa ?” tanya Adrian.
“Nama ku Jimmy, salam kenal ya,” jawab Jimmy.
“Iya om, salam kenal,” balas Adrian.
“Nah sekarang kayaknya kamu harus bangun, sebab kamu sedang di periksa dokter,” ujar Jimmy sambil mendongak ke atas.
“Tapi aku masih bisa bertemu om kan ?” tanya Adrian.
“Mana bisa, aku sudah mati, aku hanyalah memori di jantung baru mu, jadi kita tidak akan bertemu lagi, tapi tidak usah khawatir, aku bersama kamu selalu seumur hidupmu, karena aku adalah jantung mu,” jawab Jimmy tersenyum.
“Prak,” ruangan terlihat retak, Adrian menjadi sangat kebingungan dan ketakutan, “prang,” seluruh ruangan runtuh seperti kaca yang pecah, “waaaaaaaa,” Adrian berteriak karena dirinya jatuh ke dalam kegelapan menuju titik cahaya yang semakin lama semakin membesar. Setelah menembus cahaya terang, Adrian membuka matanya,
“Whoaaah,”
Dia langsung kaget karena melihat wajah dokter berkepala tengkorak tepat di depannya yang ternyata juga kaget ketika melihat dirinya membuka mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Jihan Hwang
hai thor aku mampir...jangan lupa mampir dikarya ku jika berkenan/Smile//Pray/
2024-11-16
0
siskaa putri
ttp semangat thor .jgn lupa utk mampir yahh
2024-11-17
1
LISA
Aq mampir Kak
2024-11-20
0