Nara harus sedia menjadi pemuas hasrat Kakak tirinya, mewujudkan semua keinginan jahat serta menyiksa dari Noah. Kehidupan Nara yang sempit serta tidak berdaya sangat Noah andalkan untuk membuat Nara menjadi miliknya.
"Hentikan, Kak.. hentikan semua ini!" teriak Nara disaat tubuh Noah terus berpacu menikmati setiap adegan panas yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
∆ Klub Malam Sky Jakarta Selatan
Noah sedang melakukan rapat dengan para kolega pentingnya, ia membahas soal masalah program yang sedang ia jalankan bersama dengan sang Ayah. Untungnya banyak para kolega yang tertarik dengan cara kinerja Noah, membuat mereka tertarik hingga Noah mendapatkan untung yang cukup besar.
“Kami heran dengan Tuan Jack, kenapa bisa dia tidak segera menjadikan Anda sebagai CEO nya?” tanya salah satu kolega yang membuat Noah tersenyum saja.
“Mungkin saya belum sangat pantas untuk menduduki bangku sebesar itu bagi Ayah,” jawaban Noah membuat para kolega dan lain-lain tertawa.
Dibalik tawa itu sebenarnya Noah juga memikirkan semuanya, ia kesal dengan Jack yang sangat egois hingga saat ini.
“Ayah ragu dengan kemampuanmu, kalau kau bisa menjaga Nara dengan baik.. Maka Ayah tidak akan ragu memberikan semua aset ini untukmu.”
Ucapan Jack beberapa waktu yang lalu benar-benar sangat mengganggu bagi Noah. Tapi, tidak ada pilihan lain selain menjalani apa yang diinginkan sang Ayah bukan.
“Ck, Ayah dan bocah itu sangat menyebalkan!” Umpat Noah didalam hati sambil menghabiskan minum anggur yang sebagai sajian rapat itu.
Setelah rapat selesai para kolega juga sudah kembali, kini Noah duduk bersama dengan Daffa menikmati dentuman suara musik.
“Sebaiknya besok bawa Nona Nara ke sekolah, Tuan.” Saran dari Daffa tidak didengarkan sama sekali oleh Noah.
“Dia hanya perlu disampingku saja, itu kata Ayah. Harus membawa Nara untuk tetap disisiku, lalu untuk apa dia bersekolah?” Tanya Noah kepada Daffa yang hanya bisa menghela napas panjang saja.
Menyangkut soal Nara memang Noah menjadi sosok orang yang sangat egois dan kejam. Padahal kenyataannya Noah tidak seperti itu, sifat Jack dan segala kenyataan pahit yang telah membuat segala sikap Noah menjadi berubah.
“Mungkin saja Tuan besar akan datang besok, karna mata-mata kita melihat.. Tuan besar dan Nyonya pergi menuju Bandara.” Ujar Daffa kepada Noah yang kini duduk bersandar pada kepala sofa yang ia duduki.
Semua akan rumit jika ada Jack, semua tuntutan dari rumah atau bahkan perusahaan akan lebih merepotkan.
“Yang terjadi besok biarlah terjadi, aku tidak mau memikirkan apapun kecuali segera melumpuhkan Nara.” ucap Noah yang mana langsung bangkit dari duduknya.
Noah yang berambisi besar tidak akan pernah merasa puas sungguh tidak pantas mendapatkan perlakuan semua ini dari Jack.
“Ahhh.. Aku berdoa semoga semuanya berjalan sesuai keinginanmu, Tuan.” ucap Daffa sembari menatap kepergian Noah.
Sementara itu Nara masih memakai masker wajah agar terlihat lebih segar dan cantik. Nara sudah mendapatkan kabar dari Clara jika akan pulang ke Indonesia dalam waktu dua hari lagi. Sungguh Nara sangat tidak sabar bertemu dengan sang Mama, meskipun bukan Mama kandung tetap saja Nara sangat menyayangi wanita itu.
“Mama akan pulang, jadi Nara bisa melakukan banyak hal dengan Mama..” Ucap Nara sembari membasuh wajahnya, ia menjadi merasa bebas karna tidak akan ada Noah yang mengekang lagi.
Tapi, tiba-tiba saja senyuman diwajah Nara menjadi memudar. Ia menjadi memikirkan memangnya kalau ada Jack dan Clara maka Noah tidak akan mengekang dan menguasai hidupnya lagi.
“Sepertinya semua itu tidak ada jaminannya deh,” Gumam Nara.
“Jaminan apa?” Suara itu mengejutkan Nara, ia langsung berbalik badan melihat Noah yang berdiri diambang pintu kamar menatapnya penuh menyelidiki.
Perlahan Noah berjalan mendekati Nara hingga wanita itu menjadi takut. Nara berusaha memikirkanmu penjelasan yang tidak akan membuat Noah curiga hingga memancing pria itu marah.
“Katakan padaku, jaminan apa?” tanya Noah lagi, ia tidak akan berhenti sampai mendapatkan jawaban yang ia inginkan.
“Emm.. Jaminan_”
“Kau ingin pergi dariku? Kau ingin kabur dari segala bentuk penyiksaanku?” tanya Noah lagi kali ini meraih tangan Nara lalu menggenggam sangat erat.
Genggaman tangan Noah sungguh menyakitkan, Nara meringis. “Tidak, Kak. Mana berani Nara berpikir seperti itu..” Jelas Nara sejujurnya kepada Noah yang menatapnya penuh menyelidiki.
“Kalau kau berani melakukan itu.. Maka aku akan membunuhmu!” Ancam Noah sembari menunjuk wajah cantik Nara hingga wanita itu memejamkan mata. “Dengar tidak?!”
“Dengar, Kak. Aku tidak akan melakukan semua itu, selamanya aku akan selalu ada bersamamu.” Jawab Nara cepat, barulah genggaman tangan Noah yang menyakitkan terlepas.
Noah mendorong tubuh Nara begitu saja, lalu melangkah keluar dari bathroom. Nara hanya mengelus dada saja, ia mengikuti kemana Noah pergi. Pria itu duduk di pinggir ranjang Nara, meraih ponsel wanita cantik itu yang tergeletak di kasur.
Jantung Nara mendadak berdegup kencang kalau Noah sudah memegang ponselnya. Karna Nara sering mendapatkan pesan dari orang-orang yang suka dengannya, padahal Nara tidak kenal dengan mereka. Hanya saja Noah tidak akan percaya, akan marah besar kepada Nara yang tidak tahu apa-apa. Sudah satu minggu Noah seperti itu, sekarang Nara sangat takut.
“Siapa pria yang bernama Feri ini?” tanya Noah kepada Nara yang bahkan tidak mengenal pria yang disebutkan oleh sang Kakak.
“Aku tidak kenal, Kak..”
“Kau tidak kenal tapi pria ini mengatakan cinta dan mengajakmu berkencan, Nara!” Bentak Noah sampai membuat Nara terkejut bukan main. “Bagaimana bisa dalam sehari kau mendapatkan pesan dari banyak pria, ck!” Noah terus mengomel kepada Nara yang hanya bisa menunduk pasrah saja.
“Jangan update foto lagi di sosial media, sekali lagi kau melakukan itu.. Maka aku akan membunuhmu!” Ancam Noah lagi, ntah berapa kali dalam sehari Noah mengancam Nara yang tidak bersalah.
“Sialan!” Noah mengumpat, ia melempar ponsel Nara begitu saja. Untungnya diatas kasur yang sudah pasti tidak akan terjadi sesuatu yang buruk kepada ponsel milik Nara.
Nara berdiri di hadapan Noah dengan menunduk, ia tidak tahu harus apa di saat ekspresi Noah seperti itu. Sementara Noah masih sangat terganggu dengan segala hal yang dikirimkan oleh para pria untuk Nara.
“Apakah pesan seperti tadi kau dapat setiap hari?” tanya Noah kepada Nara yang kini sudah menatap kearahnya, tidak ke lantai lagi.
Nara yang memang lugu dan selalu jujur menjawab dengan anggukkan kepala membuat Noah semakin membara semua perasaan kesal dihati.
“Seharusnya aku bunuh semua pria yang telah berani mengirim pesan seperti itu kepadamu!”
tp saya bingung Nara itu saudara tiri atau adopsi??