NovelToon NovelToon
Sang Pemuas

Sang Pemuas

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."

"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Azura langsung bergegas ke rumah sakit yang tidak jauh dari area tempat tinggal mereka, karena Ripa pernah ikut kesana, dan benar saja Azura melihat Jodi yang kini mondar-mandir di depan IGD.

"Jodi bagaimana keadaan Sila?"tanya Azura yang kini terlihat khawatir.

"Kalian disini, Ayudia kamu?"ucap Jodi.

"Ya aku baru saja berkunjung ke rumah mu, tapi disana adik-adik mu sedang menangis bagaimana keadaan Sila?"tanya Azura lagi yang membuat Jodi terlihat sangat rapuh.

"Operasi harus segera dilakukan tapi aku tidak punya uang sebanyak itu, meskipun donor ginjal sudah ada."ucap Jodi.

"Diam dan jangan pikirkan soal biaya aku benci mendengar mu mengeluh!"ucap Azura yang kemudian masuk kedalam karena dia benar-benar merasa marah pada Jodi yang sama sekali tidak mengingat dirinya padahal semalam dia sudah bilang bahwa dia memiliki banyak uang, meskipun uang itu adalah uang haram.

Azura langsung menemui dokter yang saat ini sedang menangani Sila."Lakukan operasi nya secepatnya dok saya akan bayar berapapun biaya nya."ucap Azura.

"Baik sekarang anda silahkan urus administrasi nya dulu dan kami akan proses semuanya."ucap sang dokter.

"Tapi Ayudia darimana uang ratusan juta itu."ucap Jodi.

"Jangan banyak bertanya yang terpenting adik mu selamat bodoh."ucap Azura yang terlihat terburu-buru meminta Jodi mengambil persyaratan untuk segera ditangani dari formulir persyaratan untuk operasi tersebut, sementara Azura melakukan transaksi pembayaran dengan menggunakan black card yang kini membuat pemuda itu melotot saat melihat kartu sakti yang dulu pernah dimiliki oleh kedua orang tuanya itu.

Selesai, sekarang kamu jaga disini aku akan membeli perlengkapan untuk semua yang Sila butuhkan."ucap Azura yang kini membawa Sahila dan Ripa pergi.

"Woy mau dibawa kemana mereka?"ucap Jodi yang kini menatap kearah mereka.

"Mau di jual puas lo."ucap Azura yang kini membuang muka seakan marah.

"Oh ya ampun tingkah nya masih sama."ucap Jodi yang kemudian kembali dipanggil oleh dokter yang tengah menyiapkan Sila untuk dibawa ke ruang operasi.

Sementara Azura kini membawa kedua adik Jodi ke sebuah pusat perbelanjaan."Dengarkan kakak, sekarang kalian belanja dan jajan sepuasnya. Beli semua yang kalian butuhkan jangan ragu kita taklukkan dunia ini mulai sekarang bersama-sama."ucap Azura yang kini menyemangati mereka.

"Kami tidak punya uang kak."ucap mereka.

"Kak tidak minta kalian membayarnya kita akan merampok toko manapun dengan kartu sakti ini."ucap Azura sambil tersenyum.

Anak-anak itu terlihat kebingungan tapi Azura langsung membawa mereka kedalam sebuah toko pakaian anak dan dewasa yang super komplit itu.

Azura mengambil apapun yang dia rasa cocok dengan gadis dan anak laki-laki itu, hingga pelayan toko tersebut membantu Azura membawakan banyak barang pilihan nya, dan meminta kedua adik Jodi mencoba semuanya.

Mereka pun membeli peralatan sekolah dan juga pakaian untuk sila termasuk pakaian Jodi meskipun hanya beberapa saja.

Setelah itu Azura mengajak mereka makan di restaurant sampai mereka kekenyangan barulah mereka pulang dengan barang-barang yang mereka beli hingga memenuhi mobil Alphard milik Azura.

"Ayo kita kembali ke rumah sakit dulu setelah itu kalian harus ikut kakak pulang ke rumah baru kalian."ucap Azura.

"Tapi kak."ucap mereka yang terlihat kebingungan.

"Kalian adalah calon orang kaya sekarang jadi jangan sedih lagi."ucap Azura yang kini merasa memiliki semangat hidup untuk bisa bekerja dan berjuang hidup untuk mereka meskipun mereka bukan sanak saudara Azura.

Sesampainya di rumah sakit, dia membawa perlengkapan untuk Sila yang sudah dimasukkan kedalam tas yang dibawa nya beserta selimut tebal itu.

Azura dibantu oleh kedua adik Jodi membawa semua itu, dan Azura hanya menenteng paper bag berisi makanan untuk Jodi.

"Kalian."ucap Jodi yang masih menunggu di depan ruang operasi tersebut.

Azura hanya tersenyum, kami habis merampok, jadi sekarang makanlah hasil rampokan kami ini."ucap Azura yang menyodorkan dua paper bag berisi makanan tersebut.

Mereka pun duduk menunggu sambil melihat Jodi yang seakan tengah kelaparan dan dengan lahapnya dia menghabiskan semua itu hingga Azura memberikan sebotol air mineral pada Jodi.

"Sudah kenyang?"tanya Azura.

"Hmm..."lirih Jodi.

"Sekarang dengarkan aku ya, tapi maaf sebelumnya Jod bukan aku ingin merendahkan mu."ucap Azura lembut.

"Apapun itu aku tidak akan merasa tersinggung, katakanlah."ucap Jodi.

"Tinggallah di rumah lama ku bersama dengan mereka, aku tidak akan meminta biaya sewa apapun padamu. Setidaknya rawat rumah itu dengan baik sebagai bayarannya, dan rawat adik-adik mu dengan baik jangan biarkan mereka seperti itu. Aku tau menjadi dirimu sangat tidak mudah dan aku menghargai kerja keras mu tapi aku tidak bisa melihat mereka hidup dalam kekurangan setidaknya jika kamu menolak untuk itu pikirkan tentang mereka."ucap Azura.

"Aku sudah terlalu banyak merepotkan mu Ayudia aku tidak tau harus membalas mu dengan apa."ucap Jodi.

"Kawin dengan bibiku mau?"ucap Azura sambil terkekeh.

"Apapun asal aku bisa membalas jasa mu."ucap Jodi.

"Bercanda Jodi, jangan pikirkan itu aku ikhlas dan tidak butuh balasan apapun, mulai saat ini kalian akan pindah ke rumah lama, tapi untuk sementara selama kamu di rumah sakit anak-anak tinggal di rumah ku yang waktu itu."ucap Azura.

"Terimakasih Ayudia aku tidak tau harus dengan cara apa berterimakasih padamu."ucap Jodi lagi.

"Sudah sekarang aku pamit untuk pergi magang kamu bawa mobil ku ini kuncinya, setelah Sila selesai dioperasi kamu antar mereka pulang dulu ke rumah disana ada bibi ku, kau tidak usah khawatir dia baik aku akan menghubungi nya nanti."ucap Azura.

"Tapi kamu pergi dengan apa?"ucap Jodi.

"Dengan karpet terbang."jawab Azura asal.

"Semprul."ucap Jodi yang akhirnya geleng-geleng kepala.

Azura pun pergi meninggalkan rumah sakit menuju tempat magang, biar pun harus terkena teguran tapi yang pasti dia akan tetap datang.

Azura pun sudah menggunakan pakaian kerja yang lebih sopan dan terlihat elegan tidak lupa dengan rambut yang di kuncir seperti ekor kuda itu.

Sesampainya di sana dia disambut tatapan tidak bersahabat dari seluruh rekan kerja nya, tapi jangan sebut Azura jika dia akan pedulikan hal itu.

Azura pun mulai menghidupkan komputer nya, dan saat itu Delon menghampiri nya."Darimana kenapa terlambat, kamu tidak tahu ini jam berapa?"ucap Delon menegur Azura.

"Maaf pak, saya tadi ada keperluan mendadak tapi saya janji saya akan selesaikan pekerjaan saya."ucap Azura.

"Mulai lah bekerja kamu tau apa yang harus kamu kerjakan."ucap Delon yang kini melirik kearah Amalia dengan lirikan mata yang tidak bisa diartikan.

...🧸🧸🧸🧸🧸...

Sudah hampir jam pulang kantor, tapi Azura masih mengerjakan pekerjaannya dia terus fokus pada komputer yang ada di hadapannya hingga akhirnya semua bubar dan menyisakan dirinya yang akhirnya lembur.

Sampai saat dia menutup komputer tersebut setelah menyalin file penting itu dan memasukkan nya kedalam tas miliknya karena merasa sudah tidak ada siapapun lagi di sana.

"Kenapa lembur? Darimana saja tadi."ucap Diego yang kini berada di ruangan dimana Azura bekerja.

"Hmm... saya sibuk, boleh titip ini pada pak Delon Mr."ucap Azura yang memberikan file tersebut pada Diego yang kini meraihnya.

"Siapa yang sakit."ucap Diego yang sudah mengetahui tentang semua pengeluaran hari ini.

"Maafkan saya, saya menggunakan uang anda untuk membantu orang yang membutuhkan."ucap Azura.

"Kamu sungguh dermawan Ayudia."ucap Diego yang terlihat tidak suka dengan itu.

"Lima ratus juta, saya rasa tidak ada apa-apanya untuk anda saya akan mengganti nya kelak dan ini saya kembalikan pada anda"ucap Azura yang mengembalikan black card itu.

"Ayudia bukan uang yang aku permasalahkan tapi kau membantu pria itu, siapa dia?"tanya Diego.

"Dia teman saya saat SMA, dulu kami adalah tetangga tapi saat orang tuanya mengalami kebangkrutan kami pun terpisah dia lebih membutuhkan uang itu daripada saya maaf jika lancang menggunakan itu."ucap Azura yang kini sedang berusaha untuk menghindari pertengkaran.

"Sudahlah jangan pikirkan itu, sekarang ikut aku."ucap Diego.

"Tidak saya kembalikan semuanya tapi tolong jangan dekati saya lagi, istri anda sudah mengetahui semuanya dan tadi saya dipanggil ke ruangannya saya akui saya salah karena menyangkal kedekatan kita, tapi semua itu saya lakukan demi kebaikan kalian."ucap Azura.

"Persetan dengan itu, aku tidak akan membiarkan mu pergi kau adalah wanitaku."ucap Azura.

"Tapi saya masih ingin menyelesaikan kuliah dan istri anda sudah mengancam tidak akan membiarkan saya lulus kuliah kalau saya terbukti memiliki hubungan dengan anda."ucap Azura.

"Kau takut dengan ancaman itu."ucap Azura.

"Tidak, tapi saya tidak ingin mengecewakan kedua orang tua saya untuk kesekian kalinya. Saya harus lulus dan saya juga masih harus mewujudkan mimpi mereka."ucap Azura.

"Baiklah hanya sampai kamu lulus bukan, tapi selama itu kamu harus janji tidak boleh dekat dengan siapapun."ucap Diego.

"Hmm."ucap Azura.

"Gunakan itu untuk memenuhi kebutuhan hidup mu."ucap Diego.

"Tidak tuan saya masih bisa bekerja paruh waktu."untuk bertahan hidup."ucap Azura yang langsung ditolak oleh Diego.

"Aku tidak suka mendapatkan penolakan, jika saat aku melepas mu, itu bukan berarti aku melepaskan mu untuk selamanya. Aku tetap mengawasi mu."ucap Diego tegas.

"Ayo aku antar pulang."ucap Diego.

"Tidak tuan saya sudah pesan taksi."tolak Azura.

"Ikut aku."ucap Diego yang kini membawa Azura ke lantai atas.

Tiba di ruangan itu Azura melirik ke arah ruangan yang pernah menjadi saksi bisu percintaan mereka.

Diego pun kembali membawa Azura kedalam ruangan tersebut dan Diego memeluk Azura dari belakang Diego menyusupkan wajannya di leher jenjang milik Azura.

Pria itu pun berkata."Jangan takut dengan ancaman darinya, aku yang menentukan semuanya dan kamu tidak perlu takut tidak lulus karena aku yang menentukan semuanya itu."ucap Diego.

Diego pun membalikkan tubuh Azura menjadi menghadap kearahnya."Apa kurangnya istrimu dia bahkan terlihat sangat sempurna di mataku dan wanita lainnya."ucap Azura.

"Kau tidak perlu tau apa pun tentang ku dengan nya yang jelas saat ini aku menginginkanmu."ucap Diego tegas.

Azura pun kembali terdiam sampai saat Diego membawa Azura kedalam kamar mandi dibawah guyuran shower mereka melakukan percintaan panas itu dan keduanya larut didalamnya hingga hampir satu jam lamanya barulah mereka mengakhiri percintaan itu.

Bukan karena sudah ingin berakhir, tapi Azura sudah harus pulang saat ini karena anak-anak itu ada di rumah dan dia harus segera kembali.

"Aku harap ini yang terakhir."ucap Azura.

"Kamu bilang apa?"ucap Diego yang kini menatap tajam kearah Azura.

"Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak berhubungan sampai saat yang tidak bisa ditentukan."ucap Azura.

"Saat kamu lulus jika kamu lupa itu."ujar Diego mengingatkan.

"Ya."ucap Azura.

Mereka yang sudah selesai mandi dan berpakaian rapi pun memutuskan untuk pulang dengan kendaraan masing-masing dan itu adalah permintaan Azura meskipun Diego sulit untuk berada jauh dari wanita yang sudah mengisi hatinya itu, tapi dia tidak mungkin menikahi Azura karena ayahnya tuan Alexander tidak akan pernah mengijinkan hal itu apalagi jika dia tau bahwa Azura adalah wanita malam.

Sementara Azura hanya bisa pasrah karena tidak bisa menolak keinginan pria itu untuk tetap menjadi wanitanya.

Tepat pukul sepuluh malam Azura baru tiba di rumah karena dia menyempatkan diri untuk mampir dan melihat Sila pasca operasi.

Dia merasa lega setidaknya operasi berhasil dilakukan meskipun uang yang dia gunakan adalah uang haram. Tapi biarlah Azura yang menanggung dosanya karena dia ingin anak kecil itu sembuh dan tidak lagi menderita lagi.

Azura pun kembali bergegas pergi meninggalkan rumah sakit dan pulang ke rumah nya.

Azura yang tiba di rumah pun melihat Rakha sudah ada di rumahnya, dia tersenyum kemudian memeluk sepupunya itu dengan tangis haru.

"Syukurlah kamu sudah kembali."ucap Azura.

"Terimakasih untuk semuanya."ucap Rakha.

"Hmm... aku kakak sepupu mu, sudah seharusnya aku melindungi mu. Dan kita harus saling melindungi."ucap Azura.

"Ya kau memang baik hati."ucap Rakha.

"Dimana anak-anak?"tanya Azura.

"Di kamar sebelah."ucap Rakha.

"Aku istirahat dulu besok kita bicara lagi tentang rencana kedepannya."ucap Azura sambil menepuk bahu Rakha.

Rakha pun hanya mengangguk, karena kamar di rumah itu hanya ada tiga dengan kamar samping jadi Rakha tidur di sofa.

Azura pun berganti pakaian dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang empuk miliknya itu hingga akhirnya terlelap dalam tidurnya.

Sampai di pagi hari yang cerah, semua berkumpul di rumah Azura dan mereka sarapan bersama.

Azura yang sudah siap dengan outfit yang menunjang penampilannya yang semakin terlihat sempurna itu.

Dia akan pergi kuliah, setelah itu seperti biasanya dia akan ke rumah sakit untuk menjenguk Sila.

Saat ini juga dia akan kesana untuk mengantarkan sarapan pagi kerumah sakit untuk Jodi yang sudah pasti tidak memiliki uang untuk itu.

Sesampainya di sana Azura langsung memberikan paperbag itu.

"Sarapan pagi mu, ini untuk bekal makan siang mu."ucap Azura.

"Terimakasih Ayudia kau sudah memberiku banyak."ucap Jodi.

1
Mas Luhah
sangat bagus,,,,,,,


tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/
Roli Yanti
lanjut ceritanya seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!