Lizda adalah gadis muda yang polos. Bertemu dengan Daniel saat merantau dan terbuai jerat cinta nya hingga memutuskan untuk menikah. Satu per satu masalah mulai muncul. Masalah yang di anggap sepele justru menjadi bencana besar, hingga dirinya memergoki sang suami berselingkuh dengan wanita lain saat hamil.
Lalu Lizda memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi.
Apakah semua permasalahan rumah tangga adalah murni kesalahan sang laki-laki atau justru ada kesalahan perempuan yang tidak di sadari? Konflik rumah tangga dari kebanyakan orang ternyata bukan lah bualan semata.
Terima kasih untuk semua support kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
"Mampus deh, siap-siap dengerin ocehan nenek sihir ini aku," batin Lizda.
Papa nya memberikan kode melirik ke arah mama nya yang sedang berjalan, menandakan Lizda harus mengikuti mama nya menuju kamar. Lizda meruncingkan bibirnya dan menarik nafas panjang.
Langkah nya sangat pelan berjalan menuju kamar, meskipun usia nya sudah 23 tahun dia tetap masih takut menatap mama tiri nya yang terkenal sangat jutek. Mama nya sudah duduk di sofa kecil yang ada di kamar Lizda, menatap tajam anak tiri nya saat masuk ke dalam kamar.
"Aku tahu kamu belum bisa sepenuh nya menerima ku sebagai ibu mu, terlebih ibu kandung mu juga masih hidup. Tapi aku mencoba berlaku adil untuk semua anak-anak ku. Apakah kamu tahu yang kamu lakukan itu salah?" ujar Vonny.
"Maksud mama apa?" jawab Lizda yang juga sedang membatin apakah mama nya tahu bahwa dirinya melakukan hal tidak pantas di Bali.
Vonny mengeluarkan ponsel nya dari kantong, menunjukan foto yang membuat Lizda tercengang. Keringat di pelipis Lizda bercucuran padahal kamar nya sangat dingin.
"Ini kamu bukan?" pekik Vonny. Foto tidak senonoh yang di unggah Daniel melalui sosial media Lizda sangat mengerikan. Swafoto mereka berdua dengan posisi tangan Daniel menyentuh buah dada Lizda dari belakang.
"A..aku tidak tahu kalau foto itu di unggah di sosial media ku, Ma." Lizda tertunduk.
"Laki-laki baj*ngan seperti ini yang kamu inginkan? Bagaimana kalau papa mu tahu. Apa kamu tidak memikirkan nya saat akan melakukan perbuatan bodoh itu!!"
Lizda begitu kaget dengan yang di lakukan Daniel, laki-laki itu merusak hidup nya hanya dalam sekejap. Lizda terlalu polos untuk laki-laki seperti Daniel.
"Jangan diam saja, hapus cepat!" bentak mama nya.
Lizda membuka ponsel nya namun semua sosial media nya sudah berganti sandi.
"Ma.. Sosial media ku sudah di ganti sandi. Bagaimana ini?" tak terasa air mata nya jatuh bercampur dengan keringat ketakutan nya.
"Hubungi laki-laki itu cepat! Dari semua anak nya papa mu hanya kamu yang paling dia sayangi dan pikirkan. Tapi kamu tega membuat nya kecewa," cetus Vonny.
Lizda berusaha menghubungi balik Daniel namun tidak di tanggapi sama sekali, akhirnya dia coba mengirimkan pesan untuk segera menghapus foto-foto itu dari sosial media.
Vonny meninggalkan kamar Lizda dengan wajah sangar nya.
*
*
"Ma, jangan terlalu keras pada Lizda. Maklum usia muda seperti nya belum bisa mengatur emosi dengan baik." ucap Marco saat di kamar dengan Vonny seraya mengusap punggung istri nya.
"Justru jangan sampai dia melewati batas makanya aku keras. Bahkan aku berlaku sama pada anakku, Lidya." jawab Vonny yang tidak terima dengan ucapan suami nya. Meskipun mereka saling membawa anak masing-masing tapi didikan Vonny tidak di bedakan. Dia keras kepada Lizda dan Lidya namun tidak kepada anak nya bersama Marco, Bastian.
Marco memilih tidak menjawab nya dan beranjak tidur.
Keesokan pagi nya Marco sudah berangkat lebih awal ke showroom nya karena ada janji dengan tamu nya dari luar kota. Sedangkan Lizda hanya berdua dengan mama nya, adik nya Lidya kuliah dan Bastian sedang sekolah.
"Bajing*an itu tidak menanggapi pesan dan panggilanmu?" ketus Vonny.
"Sudah ma, dia meminta agar aku tetap menjadi pacar nya maka dia akan menghapus foto-foto itu," jawab Lizda.
"Jadi kamu putus dengan nya karena tahu dia bajing*an seperti ini atau ada masalah lain? Kamu sudah berpacaran dengan nya dari sebelum berangkat ke Bali?" Vonny mencecar banyak pertanyaan ke Lizda.
"Aku baru mengenal nya saat di Bali, Ma. Nini yang mengenalkan ku dengan nya, tapi dia juga yang menjadi selingkuhan pacarku,"
"Nini? Anak blok belakang yang orang tua nya tidak jelas itu?" ketus Vonny.
Lizda memang tahu bahwa keluarga Nini terkenal rumit, ayah dan ibu nya sama-sama berselingkuh. Dia dan adik-adik nya terlantar karena ayah nya sering sekali mabuk-mabuk'an.
Tiba-tiba saja Lizda pusing dan merasa sangat mual, dia berlari ke kamar mandi. Berkali-kali dia muntah di pagi hari dari sebelum dirinya tiba di rumah.
"Kamu hamil?" desak Vonny di depan Lizda.
"Ngga, Ma. Seperti nya hanya masuk angin saja kecapekan," jawab Lizda sembari menahan mual.
"Haduh kamu ini benar-benar anak bodoh, kalau sampai hamil bagaimana? Laki-laki itu saja tidak jelas. Sudah tunggu di rumah mama akan belikan kamu tespek untuk mengecek kehamilan mu." Vonny bergegas keluar rumah menuju apotek.
Tak selang lama mama tiri nya itu balik lagi membawa tespek. Lizda segera mengecek nya di kamar mandi.
Alangkah kaget nya dia ternyata benar kalau dia hamil, garis dua terlihat jelas di alat tes kehamilan itu. Lizda menangis bingung masa depan nya sudah hancur karena laki-laki itu. Sedangkan mama nya terus saja mengoceh menyalahkan Lizda.
"Aku akan telepon ibu mu, supaya kamu di jemput untuk tinggal di sana beberapa waktu. Aku akan coba bicara pada papa mu. Tapi segera suruh laki-laki itu tanggung jawab!" ucap Vonny Lizda pun mengangguk.
Vonny mengambil ponsel nya untuk menyuruh ibu kandung Lizda menjemput nya.
*
*
Setelah menunggu beberapa jam akhirnya ibunda kandung Lizda datang ke rumah dengan wajah panik.
"Mbak, ada apa?" tanya nya saat masuk kepada Vonny.
"Tanya saja pada anakmu, Mbak Hesty!" pekik nya membuang muka.
Hesty menanyakan semua nya ke Lizda dan Lizda pun bercerita dengan tangis yang tak henti-henti. Kedua wanita itu sangat kecewa dengan Lizda yang bisa-bisa nya tertipu oleh laki-laki bejat itu.
"Coba kamu telepon, Nak. Kita semua ingin dengar pertanggung jawaban nya," ucap Hesty.
Lizda mencoba menelpon Daniel dan di angkat...
"Aku mau bilang sama kamu kalau aku hamil, aku minta pertanggung jawaban mu sebagai ayah dari anak ini," ucap Lizda.
"Ayah? Apa kamu yakin kalau itu anakku? Aku tidak tahu kamu berhubungan dengan siapa saja selama denganku!" ujar laki-laki brengs*k itu membuat kedua ibu Lizda ingin mengamuk dan menampar nya.
"Demi tuhan ini anak kamu, aku berhubungan ya dengan mu saja tidak ada yang lain. Tolong tanggung jawab,"
"Baiklah, ongkosi aku pulang ke Jakarta aku akan bicara ke orang tua ku untuk menikahi mu," sangat luar biasa bukan, tanpa malu Daniel meminta ongkos ke wanita yang sudah di sakiti nya.
Akhirnya Hesty membawa Lizda pulang ke kampung halaman nya, cukup menempuh waktu dua jam untuk menuju rumah ibu nya. Sedangkan Vonny yang akan berbicara kepada Marco tentang situasi ini.
*
*
Pukul 19:00
"Lho kok sepi, anak-anak kemana , Ma?" tanya Marco setelah selesai mandi.
"Lizda di jemput mbak Hesty tadi, Lidya dan Bastian pergi ke mall. Aku ingin bicara sama kamu kalau kamu tidak lelahh," ucap Vonny yang sedikit takut karena bisa saja suami nya shock mendengar kabar buruk itu.
"Apaaa? Katakan saja,"
"Emm begini, Pa...."