Seorang gadis cantik sekaligus seorang CEO di sebuah perusahaan suatu hari dia diundang dan mendatangi sebuah pesta pada saat itu dia dijebak dengan seseorang lelaki di sebuah kamar dan pada saat itu lah kehidupan nya berubah
yuk saksikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 21 Celotehan Si Triplets
Tanpa sadar, sudut bibir Elang terangkat dan melengkung membentuk sebuah lengkungan sangat indah, sayangnya tidak ada yang menyadari bahwa lelaki kini bisa tersenyum manis.
" Syukurlah dia tidak mengenali ku " gumam Claudia di dalam hati.
Ya Elang hanya mengenali Claudia hanya sebagai wanita yang pernah dia temui, ibu dari anak manis Zea yang ditemui di bandara bukan wanita yang pernah tidur dengannya 8 tahun yang lalu, sebab Elang tidak terlalu mengenali wajah wanita itu dan pada saat Elang datang berkunjung ke rumah Claudia, Suci lah yang mengaku-ngaku sebagai wanita yang Elang tiduri di malam itu.
Diam-diam Elang mencari-curi pandang pada Claudia, entah mengapa ada debaran aneh yang Elang rasakan saat menatap Claudia. Hingga suara seseorang memanggil dan menyerahkan pesanan mereka.
Claudia pun bergegas pergi dari tempat itu setelah dia menerima pesanan dan membayarnya. Sepanjang perjalanan Claudia berpikir, sekarang dia begitu paham mengapa ketiga anaknya begitu menyukai pizza dengan topping ayam asap keju dan sosis yang melimpah, semua itu berasal dari sang ayah mereka.
Claudia mendengus kesal, mengapa anak-anaknya begitu mempunyai makanan kesukaan yang sama dengan lelaki dingin dan datar itu. Dan kalau Claudia pikir-pikir Zio juga sangat dingin dan datar bahkan sangat irit bicara, bahkan Zayn pun juga irit bicara tetapi tidak seperti Zio.
" Bocah yang dua itu memang sama persis seperti daddy nya. " gerutu Claudia yang mengatai Zio dan Zayn.
" Aku harus memastikan agar anak-anak ku tidak akan pernah bertemu dengan lelaki itu lagi,jika dia tahu mereka adalah anak-anak nya dia akan mengambil mereka dari ku dan dia akan memisahkan ku dari mereka, tidak itu tidak boleh terjadi dan aku ngga mau kehilangan mereka " ucap Claudia berpikir egois.
Beralih ke Mansion.
Jenifer masih tampak terdiam, dia tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Zea tadi. Jenifer pun juga penasaran siapa ayah kandung ke tiga bocah yang menggemasan ini.
" Tunggu... tunggu, bukankah ketiga bocah itu pernah bertanya tentang CEO perusahaan Dirgantara Corp, ah iya aku bahkan baru menyadari wajah ke dua bocah ini sangat mirip dengan CEO itu. " monolog Jenifer yang sibuk dengan pikirannya sendiri.
" Astaga Claudia... Jangan-jangan emang bener ketiga bocah ini adalah anak dari CEO tampan itu , ah aku hrus menanyakan ini langsung pada Claudia " Jenifer masih sibuk dengan pikirannya dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir nya.
" Aunty jen " panggil Zayn akan tetapi Jenifer yang sibuk dengan pikirannya tidak mendengar panggilan Zayn . Zayn mengedikkan bahanya sambil menatap ke dua kakaknya.
" AUNTY JENNN.... " panggil Zea berteriak dengan suara cemprengnya pada saat itu juga kedua kakaknya langsung menutup telinga sedangkan Jenifer pun langsung terjingkat kagat dibuat nya.
" Eh, iya Zea. " tanya Claudia memegang dadanya.
" Aunty jen dengar tidak apa yang Zea tanya tadi? " ucap Zea dengan sebelnya bahkan pipinya pun sudah menggembung.
" Hehehe...Emang Zea nanya apa tadi sayang? " ucap jenifer berpura-pura tidak mendengar pertanyaan Zea tadi.
" Aunty jen budeg " kesal Zea yang melipatkan kedua tangannya dada sambil memonyongkan bibirnya. itu sangat menggemaskan dimata Jenifer.
" Kalo gitu Zea tidak mau berteman dengan aunty jen lagi " ucap Zea mulai ngambek. Jenifer langsung melongo dibuatnya, apa lagi Zea langsung berbalik dan membelakanginya.
Jenifer beralih menatap ke dua bocah lelaki tampan itu. " Tadi kalian mau nanya apa? " tanya Jenifer kembali berpura-pura tak mendengar pertanyaan Zea.
" Tadi Zea tanya, apakah Aunty jen tahu siapa Daddy kami " Ucap Zea sambil kembali membalikkan badannya. Nah kan Zea memang aneh, tadi katanya tak mau lagi berteman lagi dengan Jenifer giliran Jenifer bertanya pada kakak-kakaknya, Zea yang menjawabnya duluan yang membuat Jenifer terkekeh pelan.
" Oh itu ya..." sahut jenifer menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil kembali berfikir bagaimana cara mengalihkan pertnyaan anak-anak pintar ini tentang siapa ayah mereka. Semesta pun sekarang berpihak kepada Jenifer dengan kedatangan ibu dari bocah triplets itu.
" Mommy pulang.... "terdengar suara teriakan Claudia yang baru saja tiba di mansion.
" Huuhhff.. selamat, selamat " ucap Jenifer dalam hati, untuk Claudia datang tepat waktu, untuk itu Jenifer akan menginterogasi Claudia nantinya.
" Mommy.. " panggil ketiga bocah ini dengan semangat dan langsung berlari menghampiri sang mommy.
Claudia yang melihat ketiga anaknya itu langsung merentangkan tangannya lalu berjongkok dan ketiga bocah itu langsung menghambur ke pelukan Claudia. Claudia menciumi anaknya satu persatu, namun Zio langsung menglap pipinya bekas ciuman Claudia.
" Zio kenapa sekarang begitu? " tanya Claudia heran, biasanya Zio tak pernah begitu.
" Zio udah dewasa mom, tidak baik di cium lagi " protes Zio, membuat Claudia langsung tertawa, untuk itu Claudia malah sengaja menjahili putra sulungnya dengan mencium pipi zio bertubi-tubi dan berkali-kali pula Zio mengusap pipinya, sampai-sampai pipi zio memerah akibat diusapnya terus.
" Kau itu baru berumur 7 tahun kurang dua bulan zi, itu masih anak kecil " Cibir Zayn, akan tetapi dia juga menglap pipinya juga.
" Kau pun juga sama " ucap Zio dengan datarnya.
" Kalian berdua sama saja, sok dewasa sangat menyebalkan " Cibir Zea memutar bola matanya malas membuat kedua bocah tampan itu terdiam. membuat Claudia dan Jenifer tertawa mendengar celetukan ke tiga bocah itu.
" Sudah-sudah, mommy bawain pizza kesukaan kalian nih "ucap Claudia menyudahi perdebatan anaknya itu.
" Hooreee... makan pizza.. yeyeyeye.." sorak Zea sambil melompat-lompat kegirangan.
Ketiga bocah itu berjalan saling bergandengan tangan dengan Zea yang berada ditengah-tengah kakak tampannya itu menuju ruang makan. Ketiganya saling bergantian mencuci tangan, setelah mencuci tangan ketiganya duduk di kursi masing-masing.
Sebelum itu Claudia sengaja menyimpan pizzanya terlebih dahulu supaya anak-anaknya memakan nasi jika tidak anak-anak itu tidak mau makan nasi dan akan berakhir ketiga anaknya itu tidak akan tidur siang dengan benar sebab tidak terlalu kenyang.
" Zi kau makan seperti anak kecil saja sampai belepotan gitu " ucap Zayn mencibir Zio. Zio memutar bola matanya malas.
" Semut diseberang lautan kelihatan, tapi gajah dipelupuk mata tak keliatan " Balas Zio dengan santainya.
" Artinya apa Zi? " tanya Zayn yang mulai lemotnya
" introspeksi diri " sahut Zio singkat membuat Zayn mendengus.
" Kakak kenapa kalian selalu berdebat terus, kita belum mau pil KB jadi belum waktunya berdebat " ucap Zea yang merasa jengah.
" Pillkada Zea " Ralat Zio
" Kan Zea tadi juga bilang begitu kak Zi " ucap Zea tak mau disalahkan.
" tadi kau bilang pil KB Zea " ucap Zayn membela Zio
" Kak Zayn dan kak Zio aja yang budeg " ucap Zea tak mau mengalah.
" Mommy dengar kan tadi Zea ngomong apa? " Zio mulai melibatkan Zea.
" Tidak, mommy tak dengar " ucap Claudia memilih tak ikut campur.
Kedua bocah tampan itu hanya memutar bola matanya mereka hanya melanjutkan makan yang tertunda. Setelah makan ketiga anak itu yang sudah kekenyangan mulai tidur siang dan saat itulah Jenifer memanfaatkan waktu untuk menginterogasi Claudia.
" Clau, aku mau tanya? " ucap Jenifer tampak begitu serius. saat ini kedua wanita itu tengah berada didalam kamar Claudia.
" Kau bertanya Apa? " tanya Claudia dengan dahi yang berkerut dalam sebab tak biasanya Jenifer begitu serius.
" Kau yakin tidak tahu siapa ayah dari ketiga anak mu yang menggemaskan mu itu? " tanya jenifer penuh selidik, yang membuat Claudia tak tahu harus apa, sebab rasanya dia belum siap untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Jenifer.
\*
***Bersambung***......
zea - ankasa
zayn- senna
zio- ara
jadi triple z dan asa